Srikandi in Turkey II
Bag. Kedua
Setelah selesai makan siang, rombongan segera menuju Blue Mosque (mesjid biru) untuk melaksanakan Shalat Dzuhur dan Ashar sekaligus (jamak takdim), sambil menikmati keindahan dan kemegahan Mesjid yang terkenal ini. Masjid Sultan Ahmed (Bahasa Turki: Sultanahmet Camii) adalah sebuah masjid di Istanbul, kota terbesar di Turki dan merupakan ibukota Kesultanan Utsmaniyah (dari 1453 sampai 1923). Masjid ini dikenal juga dengan nama Masjid Biru karena di masa lalu interiornya berwarna biru. Masjid ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I, yang kemudian menjadi nama masjid tersebut. Ia dimakamkan di halaman masjid. Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, dimana sebelum 1453 merupakan pusat Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Bizantin/Bizantium. Berada di dekat situs kuno Hippodrome, serta berdekatan juga dengan apa yang dulunya bernama Gereja Kristen Kebijaksanaan Suci (Hagia Sophia) yang sekarang dirubah fungsinya menjadi museum.
Islam Nothing Without Art
Saya sedikit yakin, akan banyak perbincangan berjurus perdebatan mengenai tema diatas. Baik dalam cakrawala pikir, maupun yang bergulir melalui opini setiap individu. Yah, saya menuangkan tema bahwa sejatinya Islam tak kan pernah ada, jika tak dirangkai dengan sesuatu Maha Karya yang indah, atau seni (art, fan). Perlu pembahasan yang dalam mengenai hubungan Islam dan seni. Tetapi saya akan membahas secara garis besar tentang kandungan seni yang sangat berpengaruh dalam perjalanan Islam. Jika ditilik dari sejarah, ketika Musa As diutus sebagai Nabi dan Rasul di Mesir, kondisi masyarakat saat itu begitu dekat dengan dunia mistik. Ilmu-ilmu sihir merebak ditengah masyarakat dan menjadi kebanggaan setiap orang. Hingga puncaknya, saat Nabi Musa As diserang oleh ribuan ular dari tukang sihir Fir’aun, Maka Allah SWT memerintahkan Musa As untuk melemparkan tongkatnya ketengah ribuan ular. Seketika tongkat itu berubah menjadi ular yang sangat besar, dan melahap semua ular-ular dari para penyamun itu. Saat itu, banyak penyihir yang terkejut dan tidak sedikit pula yang takluk serta mengikuti dakwah nabi Musa As. Kekuatan luarbiasa dari mukjizat Nabi Musa –tentunya- untuk mematahkan kekuatan sihir yang dikagumi saat itu.
Srikandi in Turkey
Bag. Pertama
Selasa, 18 Mei 2010
Lepas shalat subuh, saya menunggu pukul 6 pagi. Karena angkutan transportasi di Istanbul mulai beroperasi pukul 6 pagi. Tujuan di pagi yang masih tertutup kabut itu adalah Bandara Internasional At-Tatruk (bandara Internasional di Istanbul-Turki). Letak bandara yang lumayan jauh dari tempat tinggal, menyebabkan saya harus berangkat pagi sekali untuk menjemput rombongan Umroh plus Turki dari Cordova-Indonesia. Selang beberapa menit saya di halte bis, HP saya berbunyi dan tertulis panggilan dari Rudy-Cordova, segera saya angkat, dan ternyata Pak Ruddy (Project Manager) rombongan Srikandi, bidan Sari Husada yang pada gelombang pertama berjumlah 46 orang itu, memberitakan bahwa dia dan rombongan baru keluar dari pesawat.
Khitan; Bukan Sekedar ‘Pangkas’
Sewaktu kecil, saya masih ingat bagaimana ‘prosesi pen-sucian’ itu terjadi. Mungkin dalam benak saya saat itu, hampir sama dengan umumnya anak-anak yang ingin di sunat (khitan). Karena faktor bujuk rayu orangtua dan kolega, akhirnya bukan takut yang ada, malah saya ingin segera di khitan. “Nanti kalau disunat, kamu punya banyak uang, bisa beli sepeda, beli ice cream, chiki dan makan enak”, rayu para orangtua. Akhirnya, meski harus menahan rasa sakit dan berjalan sedikit renggang beberapa hari, apa yang dijanjikan memang terkabul, saya mendapat banyak amplop, meski untuk memiliki sepeda, adalah cerita lain. Yah, seperti itulah sebuah tradisi yang sebetulnya merupakan kewajiban setiap anak laki-laki untuk di khitan, dengan pesta ataupun tidak. Mungkin pesta atau apapun bentuknya adalah suatu bumbu agar si anak menjadi senang saat akan di khitan. Terlebih menjelang masa-masa libur sekolah, tentu para orangtua memiliki banyak strategi untuk mulai merayu agar si buah hati segera di khitan.
Human Versus Technology
Jika Anda IT mania, atau pecinta teknologi, tentu Anda tahu dua sosok fenomenal Steve Jobs dan Bill Gates yang hingga kini bagai seteru abadi dalam memperebutkan tahta dunia IT. Banyak gosip yang beredar diantara keduanya, Windows mencotek Mac, Mac dibeli Windows, dan lain sebagainya. Tetapi tahukah Anda, bahwa akar utama dari ‘Bratayudha’ ini adalah masalah dua orang luarbiasa yang sukses mengubah cara orang hidup di dunia modern. Mengubah cara pandang manusia untuk hidup lebih praktis, efesien dan mutakhir. Tentu dengan cinta teknologi, Anda satu langkah telah berhasil menyamakan daya pikir Anda seperti yang ada dalam benak kedua orang hebat itu, yakni menciptakan kemudahan pada manusia dalam beraktifitas dan membentuk sesuatu yang sulit menjadi sangat mudah dan simple. Rasulullah SAW pun memberikan isyarat beribu tahun silam, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan kemudahan pada saudaranya. Namun demikian, saya juga tidak mempungkiri bahwa teknologi memiliki dua mata; ia mengandung aspek manfaat, tetapi juga berbahaya bila tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Bila Nanti Kita Mati
Umat Islam dimana pun berada, tentunya pernah dan –mungkin- sering mendengar ayat-ayat Al-Qur’an mengenai kematian, kehancuran dan kefana-an bumi yang kita pijak. Banyak buku dan artikel tentang kematian telah kita baca, banyak pula gambaran serta fenomena manusia yang berakhir ajalnya secara tiba-tiba. Namun, semua itu terkadang hanya sebatas intermezzo yang melintasi benak kita, jarang terpikir dan mudah terlupakan. Karena memang kita tak pernah merasakan sebuah kematian. Ketika nyawa dan jiwa telah tiada, maka manusia hanya sesosok jasad yang tak berarti. Manusia yang meninggal hanya dapat dikatakan jenazah atau –maaf- bangkai, dan tidak lagi disebut manusia seutuhnya. Jasad memang tidak memiliki kinerja, jasad akan berhenti ketika nyawa telah tiada di badan. Andai saja ada teori yang bisa menjelaskan semua tentang bagaimana cara kita mati, bagaimana rasanya mati, dan apa yang terjadi ketika kita mati. Tapi sampai saat ini tak ada satu logika dan pemikiran manusia yang dapat memastikan jawaban itu.
Special Price smartHAJJ 2011
Semua orang pasti tahu, bahwa kondisi Tanah Suci disetiap waktunya selalu mengalami perubahan. Dinamis, terus bergerak tuk menyeimbangi kondisi yang berlaku. Semuanya terjadi di semua sektor. Baik perluasan Haram (Masjidil Haram) maupun sektor akomodasi dan transportasi. Semuanya bergerak tuk berlomba menciptakan pelayanan istimewa bagi tamu-tamu istimewa. Namun efek dari semua itu, tentunya berimbas pada cost yang harus dikeluarkan. Semakin mendekati puncak haji, maka harga-harga di Tanah Suci akan semakin meningkat tajam. Tetapi pastinya fasilitas yang kan diraih pun sangat luar biasa tuk mendapatkan “peluang” khusyuk dalam beribadah. Mencoba memberikan yang terbaik, adalah setapak jalan Cordova tuk melayani para duta negeri di Tanah Suci.
Kuliner Halal in Euro
Pergi melancong di seputar Eropa tentu berbeda dalam soal mengisi perut dibanding dengan Tanah Air. Di Indonesia, mencari makanan relatif lebih mudah. Warung, restoran, kafe bahkan pedagang kaki lima menjual aneka makanan bercita rasa nusantara. Pun demikian di kota-kota di Eropa, meski banyak ditemukan restoran-restoran sepanjang jalan dengan ragam menu yang terhidang. Tetapi kita sering ragu dengan kehalalan makanannya. Karena yang paling terpenting adalah asupan makan bergizi tetapi juga terjaga kehalalannya.
Road to Mecca
Jika Anda niat berhaji, jangan pernah menunda ketika kesempatan itu ada. Meski hanya terbetik dalam jiwa. Tuangkan segala niat dengan usaha, doa dan prasangka baik pada Allah Ta’ala. Jangan pernah berpikir harta yang dibelanjakan haji kan terbuang sia, justru Allah menjamin kan menggantinya dengan lipatan rizki di dunia maupun akherat. Tak pernah ada cerita usai melaksanakan haji, usaha dan bisnis-nya kan gulung tikar saat semuanya telah diserahkan total pada Dzat Maha Kaya. Dalam mengawali tahapan ibadah paripurna ini, ada dua aspek yang saling mendukung untuk diketahui dan dijalankan. Pertama aspek religius, seperti yang tertuang diatas mengenai niat, berserah diri dan hal lainnya yang kan tertuang dalam setiap kesempatan manasik haji. Kedua, aspek birokrasi menuju Kota Suci. Aspek inilah yang terkadang mengalami sendatan informasi kepada calon jemaah haji. Sehingga berpotensi untuk saling curiga antara lembaga dan –mungkin- juga antara jemaah dengan biro perjalan haji.
Gerakan One Day, One Picture
Save our Generation
Seperti biasa, setiap bertemunya, saya selalu mendapatkan kejutan-kejutan segar dari buah pikirnya yang brilian. Bukan hanya sebagai aset bangsa, saya pikir beliau juga adalah aset Islam yang teramat berharga, tuk merealisasikan cita-cita dan rasa rindu pada kejayaan Islam yang kan berkibar dibelahan Bumi manapun. Pada suatu ketika, saya ditanya dengan sebuah pertanyaan klasik. “Kenapa Islam terkenal sebagai agama yang kejam, sadis dan seram (?)”, “Kenapa setiap orang di planet ini yang ingin belajar dan tahu tentang Islam, mereka justru menemukan image yang berlawanan dengan misi Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin (?)”. Sejenak saya berpikir dan hanya menyalahkan para “Oknum Islam” yang membuat image Islam sangat buruk dikalangan non-muslim. Yah, para “teroris” yang mengatas-namakan Islam sebagai media jihadnya tuk memerangi musuh-musuh Islam. Yah, mereka yang sudah membuat citra Islam buruk di dunia international, pikirku kembali menyeruak.