Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada” begitulah sepenggal puisi cinta berjudul, “Aku Ingin” karya sastrawan hebat asal Indonesia, Sapardi Djoko Damono yang abadi. Puisi ini dilahirkan pada tahun 1989, buah keluh kejujuran atas dalamya cinta Sapardi pada istrinya yang sedang jatuh sakit. Puisi ini hanya 4 bait, dengan lanjutan “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya tiada”. Begitu elok bukan? Namun sederhana. Membuat menangis, hingga sembarang masa, membuat tersenyum.

Begitu dahsyatnya gairah sederhana puisi 34 kata ini hingga membuatnya tak lekang oleh waktu. Jujur saja, puisi ini memang sarat akan makna. Klasik namun moderen. Senyap, namun ramai. Hitam, namun putih. Begitu banyak rasa yang tersirat, adalah tetapi, sederhana dibuatnya kita merasa. Tak berlebih, cukup. Setiap duduk dan membaca, puisi ini selalu saya analogikan berbeda. Sadar tidak sih? Puisi Sapardi ini, sangat mengigatkan saya atas cintanya Allah Subhanahu wa ta’  ala pada kita.

Selalu sederhana, dan apa adanya, namun membuat kita merasa begitu berharga. Selalu penuh dengan ketulusan, membuat kita selalu terisi dengan harapan. Persis seperti awan. Awan memang tidak sempat menyampaikan isyarat kepada hujan, namun awan yang berkelompok, rela memisah dan terpisah serta menggugurkan dirinya untuk dengan senantiasa menurukan hujan pada muka bumi sebagai hadiah penantian panjang. Sering kufur kita sebagai insan, betapa baiknya Allah Subhanahu wata ala, masih dengan tangan terbuka menunggu kita dipenghujung kesedihan.

Bahkan rasa cinta Allah Subhanahu wa ta’ ala, tidak berhenti sampai situ. Cinta apa adanya namun luar biasa Allah Subhanahu wa ta’ ala ini bahkan, terus-menerus mengalir pada hambanya tanpa suratan yang berlebihan melainkan menaruh kita pada sekenario yang tak terduga, sehingga kita dengan dosa yang seluas samudera, tidak patah arang untuk kembali dan terus kembali bercerita kepada Rabb agar diselesaikannya pedih dunia. Bahkan hingga mati pun, Allah Subhanahu wa ta’ ala tak lelah memberikan hambaNya kesempatan melalui keluarga untuk mengirimkan pahala kebaikan kepada almarhum.

Mungkin ada beegitu banyak nama orang terkasih yang sepertinya perlu kita muliakan, dengan do’a, sedekah, sampai badal haji. Badal haji mungkin sangat asing ditelinga orang, maka kini kami perkenalkan. Sebagaimana inspirasi suci Wabup Limapuluh kota di Sumatera Barat yang rela memberikan hadiah terindah gurunya Tan Malaka sebongkah surat cinta melalui badal haji. MasyaAllah, bukan? Cinta Allah selalu tepat sasaran.

Program badal umrah kami hadirkan untuk menyembuhkan luka pandemi yang berjalan hampir 2 tahun ini. Jangan terkejut, namun pahalanya luar biasa. Tidak hanya bagi Allahuyarham namun juga yang membadalkan. Harapannya hanya satu, berkumpul kembali suatu hari di Surga.

Hubungi Marketing Team kami, (https://wa.me/081270507060 Aisyah Leksandri). Segera untuk mendapatkan infromasi lebih lengkap, mengenai Badal Umrah dari Cordova Travel.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *