Srikandi in Turkey

Bag. Pertama

Selasa, 18 Mei 2010

Lepas shalat subuh, saya menunggu pukul 6 pagi. Karena angkutan transportasi di Istanbul mulai beroperasi pukul 6 pagi. Tujuan di pagi yang masih tertutup kabut itu adalah Bandara Internasional At-Tatruk (bandara Internasional di Istanbul-Turki). Letak bandara yang lumayan jauh dari tempat tinggal, menyebabkan saya harus berangkat pagi sekali untuk menjemput rombongan Umroh plus Turki dari Cordova-Indonesia. Selang beberapa menit saya di halte bis, HP saya berbunyi dan tertulis panggilan dari Rudy-Cordova, segera saya angkat, dan ternyata Pak Ruddy (Project Manager) rombongan Srikandi, bidan Sari Husada yang pada gelombang pertama berjumlah 46 orang itu, memberitakan bahwa dia dan rombongan baru keluar dari pesawat.

Mengingat jarak tempuh ke bandara cukup jauh dan bis yang ditunggu, tak kunjung datang, akhirnya saya stop taxi, dan segera meluncur ke terminal Metrobus (Busway). Pagi pagi dikota Istanbul, memakai Metrobus merupakan pilihan tepat, selain karena harga tiketnya murah, juga karena bebas hambatan. Sehingga bisa lebih cepat sampai di terminal Tramway (kereta) yang akan membawa saya kebandara. Setelah menempuh jarak sekitar 45 menit, Metrobus yang membelah daratan Asia dan Daratan Eropa tersebut sampai di terminal Tramway yang menuju ke bandara, sayapun segera turun untuk berganti kendaraan.

Pagi kota Istanbul yang berkabut disertai gerimis hujan, menyebabkan para penumpang belum terlalu padat memenuhi gerbong kereta yang menuju ke bandara, membuat saya sedikit lebih nyaman duduk sambil menikmati suasana pagi yang masih sepi. Selang 30 menit kereta yang saya tumpangi pun sampai di bandara at-Tatruk. Saya segera turun, dan bergegas menuju ke lantai dua, tempat para penumpang dari seluruh penjuru dunia keluar.

Sesampainya di bandara, Saya amati belum ada tanda-tanda rombongan Cordova keluar, saya sempat beberapa kali sms-an bersama pak Rudy yang mengabarkan bahwa rombongannya masih tertahan ditempat imigrasi yang dipenuhi turis dari berbagai Negara. Setelah hampir setengah jam, sekitar pukul 8 pagi tampak dari luar, rombongan Cordova sedang mengambil bagasi. Walau ditengah kerumunan orang yang begitu banyak, tapi sangat mudah mengenali rombongan Cordova, selain karena jumlahnya yang banyak, juga karena Jaket dan syal berwarna hitam kuningnya yang mencolok. Sehingga mudah bagi saya – yang sama sekali- belum pernah bertemu dengan rombongan Cordova sebelumnya.

Setelah prosesi sambut dan salam menyambut rombongan Cordova, kami beranjak menuju tempat bis yang terparkir. Saat itu, saya membantu salah seorang jemaah, Pak Marwan, yang nampak kelelahan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Sampai-sampai beliau harus melepaskan sepatu yang dipakainya, akibat kakinya yang terlihat bengkak. Sesampainya, di tempat Parkir bis, jemaah langsung memasuki bis yang sudah disiapkan. Sedangkan saya dan crew Cordova lainnya, membereskan bagasi ke mobil lain yang khusus disiapkan untuk mengangkut bagasi menuju hotel. Setelah semua rapi, Pak Rudy dan Rony (Cordova Crew Jakarta) memasuki bis yang akan membawa jemaah ke tempat tour, sedang saya mengawal bagasi untuk dibawa ke hotel tempat jemaah Cordova menginap.

Tempat tour pertama adalah Camlica Hill, tempat ini merupakan satu kawasan dipuncak gunung yang terletak di daratan Asia. Kawasan ini juga merupakan tempat yang sangat startegis, karena dari tempat ini para pengunjung dapat menikmati keindahan dua daratan sekaligus, Asia dan Eropa. Selain itu, para pengunjung dapat menyaksikan secara langsung lautan yang memisahkan kedua daratan dengan jembatan Boshporus yang terbentang 2 km menghubungkan kedua benua ini. di puncak ini juga, view kota Istanbul dapat disaksikan dari ketinggian, suasana Camlica Hill yang dipenuhi pepohonan dan hamparan bunga bunga yang bermekaran membuat rombongan Cordova menemukan kembali kesegaran setelah menempuh perjalanan panjang.

Setelah puas menikmati suasana Camlica Hill, rombongan melanjutkan perjalanan menuju peninggalan Daulah Utsmaniyyah yang cukup penting, Mesjid Aya Sophia. Disisi lain, setelah saya membawa dan merapikan bagasi jamaah di hotel, saya segera menuju tempat kedua yang akan dituju jemaah Cordova. Disana saya mendampingi rombongan berkeliling kota Istanbul.

Sekitar pukul 10.30 waktu Turki, bis yang membawa rombongan Cordova tiba di kawasan Aya Shopia. Disinilah para rombongan melanjutkan perjalanan tournya, Aya Shopia merupakan tempat yang pada awalnya adalah Katedral, namun saat Islam mampu menaklukan Konstantinopel (Istanbul sekarang) oleh Sultan Abdul Hamid II, bangunan itu dijadikan sebagai Masjid. Saat peralihan dari Katedral ke Masjid, tidak banyak yang berubah dari strukur bangunan Aya Shopia, bagian dalamnya dibangun tempat shalat khalifah, ruangan buat Muadzin (tukang adzan), dan dinding-dinding yang sebelumnya dipenuhi gambar bunda Maria serta salib ditutupi dengan kaligrafi yang indah. Selain itu disudut-sudut bagian atas juga ditempel kaligrafi bertuliskan Allah, Muhammad, dan nama nama Khalifah yang empat. Selain sedikit merubah bagian interior dalam, dibagian luar juga dibangun menara sebagai pertanda bahwa bangunan tersbut adalah sebuah mesjid.

Ketika Negara tandingan yang didirikan oleh kemal at-Tatruk di Ankara berhasil merebut kekuasaan dari tangan khalifah Ustmaniyah di Istanbul, dia berhasil membuat perubahan besar-besaran dalam kehidupan masyarakat Turki pada hususnya. Simbol-simbol Islam dihilangkan diganti dengan budaya masyarakat Eropa. Huruf utsmani yang memakai huruf Arab diganti dengan huruf latin, sistem Negara dirubah kedalam bentuk demokrasi, dan yang sangat membekas sampai sekarang, dirubahnya fungsi Mesjid Aya Shopia menjadi sebuah Museum sampai sekarang. Interior dalam mesjid ini yang semula dihiasi kaligrafi, sedikit mengalami perubahan karena selain simbol Islam juga tampak simbol katedral, seperti gambar patung bunda Maria yang menghiasi bagian langit-langit masjid ini.

Sekitar pukul 12.00 rombongan meninggalkan bangunan megah tersebut, dengan berjalan kaki menuju salah satu restoran Turki yang terletak sekitar 700 meter dari mesjid Aya Shopia. Sesampainya di restoran, beberapa anggota rombongan mengeluhkan menu makanan yang pertama disuguhkan, menu awal memang hanya terdiri salad dan roti, tetapi setelah menu pertama ini, rombongan terpuaskan dengan main menu yang terdiri dari ayam panggang dan nasi. Setelah itu menu ditambah dengan deseart (manisan).

Ditengah suasana makan, tiba tiba ada telepon dari pusat Informasi Aya Shopia mengabarkan bahwa salah satu rombongan Cordova ada yang tertinggal di dalam Museum. Saya pun segera meluncur kepusat Informasi museum Aya Shopia, dan memang benar, disana ada salah seorang anggota rombongan Cordova sedang duduk didalam kantor pusat Informasi. Para petugas mengenalinya dari seragam Cordova juga dari id card yang dipakai anggota rombongan tersebut. Ketika bertemu, Ibu tersebut langsung menghampiri dan memegangi tangan saya sambil bicara dalam dialek dan bahasa Jawa yang kental, saya tidak begitu paham apa yang ibu itu bicarakan, tapi dari keterangan yang dapat saya pahami. Ketika di museum Aya Shopia, ibu tersebut tidak masuk kedalam melainkan menunggu ditempat rombongan masuk, tanpa mengabari kepada crew, sehingga ketika rombongan keluar dari pintu yang berbeda (exit), secara otomatis si ibu tertinggal dari rombongan, dan tetap menunggu rombongan keluar dari pintu masuk museum. Akhirnya saya dan ibu menuju restoran untuk kembali bersama menyantap hidangan makan siang.

To be Continued

(Diceritakan oleh Aji Abdul Aziz, Cordova-Turkey Guide)

Related Post

Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang…

2 Comments

  • · Edit

    mas aji sy peserta srikandi in turkey cordova acung jempol tuk para kru dari c ordova yg sangat sangat baik sekali, dan tuk pa rudi yg tak pernah sy lupakan adalah pada saat pa rudi memijat kaki peserta yg kesakitan dan tak mau jalan mungkin pada saat itu pa rudi sgt letih.
    sy merasa puas dgn pelayanan cordova walaupun selama di turkey ga enak makan karena lidah kami tak biasa mknan begituan.tapi alhamduiillah stlh nyampe madinah dan mekkah makanan tak asing tuk lidah kt semua .
    kru cordova yg ada di madinah dan mekkah sy sgt terima kasih dgn pelayanan nya yg tlh membelikan obat .mgkn klo ga di belikan kan obat ibadah saya ga khusu sekali lagi tuk cordova acung jempol yg tlah memilih kru yg baik2 .semoga sari husada tetap bekerja sama dgn cordova amin…

    Reply
  • · Edit

    Merhaba bunda nining…..
    Alhamdul?llah semoga Ibadah umrohnya d?ter?ma dan perjalanan kemar?n menjadi pengalaman yang berharga dan tak terlupakan…terutama makanannya, selalu d?kenang ya bun…
    salam buat yang la?nnya bunda, semoga d?ber?kan kesempatan lag? untuk jalan jalan bersama Cordova.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *