Zaid bin Haritsah adalah seorang sekretaris Rasulullah SAW yang handal. Ia menulis segala aktifitas dan ucapan Rasulullah SAW. Hampir semua yang dicatatnya menjadi lembaran hadits shahih yang abadi tercatat di kitab-kitab hadist. Bukan hanya Zaid, banyak para sahabat Rasul yang ‘mengabdikan’ dirinya menjadi penyambung ‘lidah’ Rasulullah dengan tulisannya. Bukan hanya ucapan Beliau saja, Rasulullah SAW juga menyuruh para sekretarisnya mencatat ayat-ayat Al-Qur’an dan surat-surat perjanjian. Pada saat itu, sesungguhnya Rasulullah SAW tengah menjelaskan betapa pentingnya sebuah dokumentasi. Wal-hasil apa yang terjadi dan terucap saat itu, kita bisa ‘menikmatinya’ dengan sangat mudah. Ketika para Khalifah Islam membangun perpustakaan, menyimpan dan menerjemahkan karya-karya dari bahasa non Arab, mereka juga tengah menekankan betapa pentingnya sebuah dokumentasi. Mengapa kaum Muslim berjaya pada masa lalu (?) itu karena, mereka memiliki dokumentasi yang lengkap tentang catatan-catatan peradaban, baik pada masa Islam maupun sebelumnya, baik dari negeri Islam maupun negeri-negeri di luarnya. Menurut seorang Kolumnus, Asep Sofyan, keruntuhan Islam dimulai persis ketika pusat-pusat dokumentasi itu hancur akibat serbuan tentara mongol.

Case Analysis

Awalnya saya sedikit ragu untuk mempostingkan artikel ini, karena jelas opini dalam artikel sebelumnya mengenai Abu Nawas Vs Joker akan sangat termentahkan oleh analisis ini yang mungkin saja salah total. Jika pada artikel sebelumnya, saya terkesan menempatkan kedua pihak itu berada pada pos yang saling bertentangan (menghujat Joker dan Abu Nawas), tetapi pada kolom ini saya menempatkan mereka justru pada satu poros yang saling menguntungkan antara keduanya. Dalam artian sandiwara berdarah ini di rekayasa oleh kedua belah pihak yang saling ‘menguntungkan’ yakni Khadafi dan pasukan ‘Joker’ beserta sekutunya. Yah, saya namakan strategi ini dengan ‘Double Impact’, dampak ganda. Dampak yang membuat dua keuntungan bagi Agresor maupun Khadafi Sang Pemimpin negeri. Tidak menutup mata, tentunya analisis ini terkesan kontroversi juga bisa termentahkan oleh fakta dan analisis lainnya. Saya hanya berfikir ada semacam kontradiksi atau keganjilan dalam peristiwa berdarah ini. Garis merah yang sedikit saja dirasakan tampak pada apa yang terjadi saat ini di Libya. Tentunya, -sekali lagi- ini hanya sebatas analisis yang boleh jadi benar juga bisa saja salah.

Lelucon Perdamaian ala Joker di Libya

Mata dunia kini terperanjat dengan aksi bar-bar dunia Barat di sebagian negeri Afrika Utara, Libya. Isu revolusi di negeri itu menjadi lahan empuk untuk dijadikan alasan membumihanguskan Negeri gudang minyak itu. Awalnya, common enemy (musuh bersama) masyarakat sipil anti pemerintah Libya dan sebagian masyarakat dunia adalah Kolonel Khadafi yang sudah 42 tahun memerintah. Efek domino gerakan rakyat anti pemerintah dari Tunisia dan Mesir ini berubah menjadi isu global yang berdarah-darah. Protes Liga Arab dan dunia International tentang penyerangan rakyat sipil oleh Khadafi, ditelan mentah-mentah oleh Amerika dan sekutunya. Atas nama demokratisasi dan hak asasi manusia, mereka menggelar operasi militer yang super bar-bar. Padahal semua orang tahu, misi serangan ratusan rudal yang banyak menewaskan rakyat sipil itu adalah kelicikan yang berhembus dari isu kesemrawutan politik di Libya. Laiknya penggulingan Saddam di Irak, mereka mengambil kesempatan hanya karena berpikir mendapat legitimasi rakyat dunia dan mandat dari resolusi PBB untuk menciptakan perdamaian di negeri itu. Saya dan pastinya Anda juga tahu persis bagaimana dagelan ini dimainkan. Orang awam sekalipun tahu bagaimana watak Sang ‘Joker’, penjahat super sadis, psikopat dan senang membunuh hanya untuk kesenangan belaka. Jika lawan Superman adalah Lex Luthor, Spiderman punya Green Goblin, maka Batman memiliki musuh hebat semacam Joker. Sayangnya, lawan Joker yang saya ceritakan diatas bukan super hero seperti Batman, melainkan Abu Nawas.

Antara Loyalitas & Totalitas Perjuangan

Hidup adalah berfikir. Karena segala perjuangan hidup tak lepas dari aktivitas berfikir. Dengan fikiran, Islam pun tegak dalam peradaban yang penuh adab, pikiran juga mampu menciptakan segala sesuatu berjalan sesuai dengan buah pikirnya. Islam datang bermula dari kata verbal yang connecting jua dengan aktivitas berfikir. Setelah Islam menyebar ke-seantero bumi, intisari pelajarannya banyak diserap dan digunakan justru oleh pihak yang ingin merebut peradaban Islam yang sudah sangat terkenal dengan kekuatan fikir dan spirit ke-islamannya. Tema diatas sesungguhnya mengawali kekaguman saya pada spirit dan pola fikir orang Jepang, terutama paska bencana Tsunami dan meledaknya reaktor Nuklir belakangan ini. Begitu sistematis, patuh, rapi, beradab, dan juga penuh dengan perencanaan evakuasi yang matang, meski tentunya banyak juga korban jiwa ataupun yang masih dinyatakan hilang. Tapi setidaknya, kebiasaan menghadapi bencana alam sudah mereka pelajari sedini mungkin, juga jalur-jalur evakuasi sudah direncanakan jauh hari tuk menghindari korban yang meluas semaksimal mungkin. Diantara rasa kagum itu, saya benar-benar terpana menyaksikan bagaimana para pekerja yang mencoba untuk mencegah bencana nuklir skala penuh di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang bermasalah di Jepang.

Well, lima tahun sudah Cordova berada dalam dinamika kehidupan masyarakat Indonesia. Dari segi umur, memang masih tampak ‘hijau’, namun spirit membangun peradaban Andalusia-nya tak pernah hanyut dalam setiap langkah. Tak banyak mengira kalau Cordova tampil bukan hanya di dunia traveling suci haji dan umrah, karena memang sejak awal bangunannya di-setting bukan hanya sebagai jembatan menuju Baitullah, tetapi lebih integral merangkai cita mulia peradaban Islam di Cordoba, Andalusia. Kemajuan sains dan budayanya telah banyak menelurkan inspirasi untuk merubah dan mengembalikan paradigma Islam sebagai agama kuat yang elegan dengan balutan seni Islam yang menawan dan berkarakter. Menyerap kelebihan budaya lain, lalu memodifikasi dan membuat inovasi dengan beragam ide adalah ciri sains yang juga menjadi salahsatu ciri agama Islam. Karena sejak awal Rasulullah SAW telah menegaskan, bahwa Islam bukanlah agama baru, dan Al-Quran bukanlah satu-satunya kitab, tetapi kitab terakhir yang menyempurnakan semua kitab yang telah ada. Ciri khas Islam adalah menjadi penghubung ke masa lalu dan masa depan.

Untuk meredam kecemasan orang tua, handai taulan dan kawan-kawan dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih bertahan di Mesir, KBRI Kairo mengeluarkan update daftar nomor telepon Posko Siaga yang dapat dihubungi langsung. Berikut nomor-nomornya:

  • KBRI Kairo +202279947200, +20227947209, +20227947209.
  • Kantor Konsuler +20224715561.
  • Sekolah Indonesia Kairo +20337488634.
  • Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) +20106158928, +20165796356.
  • Wihdah PPMI +20103701566, +20161423613.
  • Keluarga Mahasiswa Madura +20107802802, +20224707821.
  • Keluarga Mahasiswa Jawa Timur +20103129844, +20224719084.
  • Keluarga Mahasiswa Sumatera Selatan +20104134542, +20224113144.
  • Keluarga Mahasiswa Sulawesi +20164089511.
  • Keluarga Mahasiswa Aceh +20110847308.
  • Keluarga Mahasiswa Banten +20119324641, +20109184814.
  • Keluarga Mahasiswa Jambi +20102928892, +20224037037.
  • Keluarga Mahasiswa Kalimantan +20161207358, +20224743891.
  • Keluarga Mahasiswa Lampung +20111348930.
  • Keluarga Mahasiswa Minang +20161533685, +20222478245.
  • Keluarga Mahasiswa NTB +20168375033.
  • Keluarga Pelajar Jakarta +20100957654.
  • Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat +20110246890.
  • Keluarga Mahasiswa Tapanuli Selatan +20106536332.
  • Keluarga Mahasiswa Riau +20109122713.
  • Keluarga Mahasiswa Jawa Tengah +20100272509, +20224729113.

Awal Perjalanan Menuju The City of Three Faiths

Amman, 27 Desember tepat pada jam 09.50 pagi, pesawat Emirates EK 901 landing di Bandara Queen Alia International. Jemaah “Family Journey” Jordan, Al-Aqsa, Dubai dan Abu Dhabi ini mengawali langkahnya pada sebuah perjalanan yang sarat dengan makna. Jejak para Nabi dari tapak bangunan-bangunan tua akan menjelaskan secara detail tentang kebenaran kisah-kisah yang termaktub dalam Al-Qur’an. Matahari pagi itu cukup terik, namun udaranya sangat dingin, suhu yang mencapai 6 derajat celcius ini, cukup membuat badan menggigil meski berjaket dan bersinar mentari. Namun demikian, Semangat Kebersamaan keluarga Besar Rumah Sakit Sari Asih ini mampu menghangatkan kondisi dalam segala hal apapun, termasuk dalam dinginnya udara Jordan pagi itu.

Perwakilan Cordova Jordan sudah menanti tepat di depan pintu imigrasi Bandara. Menyiapkan segala sesuatunya, makanan, minuman, dan beragam snack untuk mengganjal perut saat perjalanan darat menuju Perbatasan Jordan-Israel. Setelah semua siap, rombongan menuju perbatasan yang selama perjalanan disuguhkan pemandangan alam yang membuat hati dan pikiran tertunduk pada kekuasaan-Nya. Bernostalgia dengan semangat keislaman, berlaju dengan tapak-tapak Salafu Sholeh yang berjuang menegakkan kalimat Tauhid. Sesampainya di perbatasan, pemeriksaan dilakukan tentara Israel dengan sangat ketat. Khususnya di perbatasan Allenby Bridge dan Jembatan King Husein. Dari sana, rombongan harus kembali masuk check point, dan penjagaannya tidak kalah ketat. Semua orang diperiksa dengan alat sensor yang sangat sensitif (x-ray).

Di sini, tidak jarang beberapa passport ditahan tanpa alasan jelas, tidak jarang pula tentara Israel mengajukan pertanyaan secara sangat detail kepada kepala rombongan yang akan melintas. Setelah itu, pemeriksaan dilanjutkan di ruang check passport. Di sini biasanya dilakukan verifikasi umur. Orang-orang yang umurnya lebih dari 50 tahun, dibolehkan masuk dengan syarat difoto terlebih dahulu. Bagi yang berusia di bawah 50 tahun, pemeriksaan dilanjutkan dengan mengisi formulir seputar tujuan pergi dan tempat menginap.

Map of Family Journey

Sebagai gambaran, Palestina itu dibagi 3 wilayah; A, B, dan C. Wilayah A merupakan daerah khusus warga Palestina. Wilayah ini meliputi Tepi Barat yang terdiri dari kota Jericho, Betlehem (tempat kelahiran Nabi Isa), Hebron (di sana ada masjid Nabi Ibrahim), Ramallah, serta Gaza. Wilayah B merupakan wilayah bersama sehingga memungkiankan orang Palestina dan orang Israel masuk ke wilayah ini. Salah satu kota di wilayah ini adalah Yerusalem. Sementara itu, wilayah C merupakan wilayah otoritas Israel, seperti Tel Aviv dan Haifa.

Meski peraturan menyatakan bahwa wilayah B adalah wilayah bersama, tapi pada kenyataannya, orang-orang dari wilayah A yang notabene adalah Bangsa Palestina tidak boleh masuk ke wilayah tersebut. Untuk memasuki wilayah B ini, warga Palestina biasanya harus mengganti kewarganegaraan demi mendapatkan pekerjaan di wilayah ini. Jadi, di wilayah B akan banyak kita temui orang muslim yang kewarganegaraan Israel. Yang memisahkan ketiga wilayah A, B, dan C adalah tembok setinggi 8 meter dan panjang 703 km yang disebut Palestine-Israel Barrier. Inilah yang membuat susah orang-orang Ramallah, Betlehem, atau Hebron untuk masuk ke Yerusalem.

Saat artikel ini naik, rombongan Cordova Family Journey sedang melakukan perjalanan ke bukit Zaitun, di sana ada check-point lagi. Namun demikian, pemeriksaan tidak dilakukan secara perorangan. Tentara Israel-lah yang masuk ke dalam bis untuk melakukan pengecekan. Di bukit Zaitun terdapat lahan pekuburan orang-orang Yahudi. Orang Yahudi memiliki kepercayaan bahwa barang siapa dikubur di tempat itu, mereka orang pertama yang masuk surga. Boleh dibilang, pekuburan di bukit Zaitun adalah kuburan VIP dengan harga 80 ribu dollar saja. Mereka berpikir bahwa Tuhan pertama kali datang di sana.

Ada satu hal yang menarik dari kota Yerusalem, adalah keberadaaan satu kompleks yang bernama Old City atau kota lama yang dibatasi oleh dinding tinggi. Ada 4 wilayah, yaitu Islam, Kristen, Yahudi, serta Armenia, yang kesemuanya memiliki pusat peribadatan di sini. Bagi orang Kristen, di sini ada gereja tempat kebangkitan Yesus. Di sini juga ada Mesjid Al-Aqsa, tempat yang sangat suci untuk umat Islam. Di kota ini juga ada tempat suci orang Yahudi yang bernama Tembok Ratapan. Dan terakhir, di Yerusalem juga terdapat wilayah untuk orang Armenia. Mereka sebenarnya adalah orang Kristen tapi memisahkan diri karena beranggapan sebagai orang yang pertama kali menduduki wilayah itu selama berabad-abad. Sehingga kota ini terkenal sebagai the city of three faith.

Hidayah bisa datang dari cara yang tak pernah diduga. Mungkin itu pula yang dialami ratusan pekerja Cina di Arab Saudi yang kemudian memilih Islam sebagai agamanya yang baru. Setelah melihat Ka’bah dari televisi, tiba-tiba hati mereka bergetar. Pintu hidayah seakan terbuka. Dan Allah SWT pun melapangkan jalan mereka untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Lebih dari 600 pekerja asal Cina berpaling menjadi Muslim setelah mendapatkan pengalaman spiritual di Arab Saudi. Mereka adalah bagian dari 4.600 warga Cina yang sedang mengerjakan proyek rel kereta api yang menghubungkan Makkah dan Madinah. Rel kereta itu nantinya akan melalui Jeddah dan Khum. Peristiwa yang sempat menghebohkan itu terjadi tahun lalu. Awalnya, kedatangan ribuan pekerja Cina itu sempat dipertanyakan warga Arab Saudi. Pasalnya dari 4.600 pekerja itu hanya 370 orang yang Muslim. Warga meminta agar pemerintah mempekerjakan buruh Cina yang beragama Islam. Namun Allah mempunyai rencana lain dengan kedatangan para pekerja itu.

Kedatangan ke Arab Saudi ternyata membuka peluang bagi mereka untuk melihat Islam langsung dari tanah tempat agama ini diturunkan. Seperti yang dikatakan seorang pekerja yang telah menjadi Mualaf. Pekerja yang telah mengganti namanya menjadi Hamza (42) ini mengaku tertarik pada Islam setelah melihat Ka’bah untuk kali pertama di televisi Saudi. ”Ini menggetarkan saya. Saya menyaksikan siaran langsung sholat dari Masjidil Haram dan umat Islam yang sedang berjalan memutari Ka’bah (tawaf),” katanya.

”Saya bertanya ke teman yang Muslim tentang semua hal ini. Dia kemudian mengantarkan saya ke Kantor Bimbingan Asing yang ada di perusahaan, di mana saya memiliki kesempatan untuk belajar tentang berbagai aspek mengenai Islam,” tuturnya. Kini Hamza merasa lebih bahagia dan lebih santai setelah menjadi seorang Muslim. Pekerja lainnya, Ibrahim (51), mengalami peristiwa yang hampir serupa pada September tahun lalu. Dia yang bekerja di bagian pemeliharaan perusahaan negara, Kereta Api Cina, menjadi seorang Muslim usai melihat Ka’bah. ”Meskipun kami berada di Cina, kami tidak memiliki kesempatan untuk belajar tentang Islam. Ketika saya mencapai Mekah, saya sangat terkesan oleh perilaku banyak warganya. Perlakuan yang sama bagi orang Muslim dan non-Muslim memiliki dampak besar pada saya,” tambahnya.

Sementara, Abdullah Al-Baligh (51), terinspirasi untuk memeluk Islam setelah melihat perubahan positif dari rekan-rekannya yang lebih dulu menjadi mualaf. ”Enam bulan setelah saya tiba di Makkah, saya melihat bahwa rekan saya, yang sudah menjadi Muslim, telah benar-benar berubah. Tingkah lakunya patut dicontoh. Saya menyadari bahwa Islam adalah kekuatan penuntun di balik perubahan tersebut,” ujarnya.

”Ketika saya bertanya padanya, ia mengatakan bahwa ia sama sekali tak tahu tentang agama ini selama di Cina. Sekarang, ia memiliki pemahaman yang tepat tentang Islam dan ingin menjadi lebih teladan”. Begitu pula dengan Younus. Pekerja asal Cina ini baru mempelajari Islam ketika berada di Makkah. ”Islam di Cina begitu kurang. Aku baru mengetahui Islam setelah datang ke Saudi,” ujarnya.

(Sumber: www.republika.co.id)

Sore itu, matahari belum sepenuhnya surup di Desa Onya, salah satu daerah terpencil di provinsi Ordu, wilayah pesisir Laut Hitam (Karadeniz) di Timur Laut Turki. Masyarakat desa yang mayoritas petani miskin itu mendadak dikejutkan oleh keberadaan helikopter yang tiba-tiba mendarat di sana. Ini adalah sebuah kejadian yang tak biasa. Orang-orang desa pun berhamburan ke arah di mana pesawat itu mendarat. Baling-baling pesawat itu perlahan berhenti memutar, dan pintu pesawat pun mulai terbuka perlahan-lahan. Mula-mula beberapa orang berpakaian rapi turun secara bergiliran. Sementara orang-orang desa, mulai dari pria paruh baya, wanita, hingga anak-anak, masih termangu memperhatikan kejadian tersebut dengan penuh pertanyaan dan syak wasangka.

Supremasi standar waktu internasional Greenwich Mean Time (GMT), kini mendapat tantangan dari jam raksasa yang dibangun di Mekkah. Pemerintah Arab Saudi berharap jam Menara Mekkah ini menjadi acuan 1,5 miliar muslim di dunia. Jam Menara Mekkah ini mulai berdetak pada Kamis kemarin, 12 Agusutus 2010, bersamaan dengan mulainya bulan Ramadan. Menara Jam Mekkah ini sangat mirip dengan BigBen. Jam ini bisa dilihat dari empat arah. Jam yang lebarnya 45 meter ini akan diterangi dua juta lampu LED. Pada jam itu ada tulisan Arab besar “Dengan nama Allah.” Jam ini akan beroperasi dengan standar sendiri yakni Saudi Standar Waktu atau tiga jam lebih dulu ketimbang GMT. Jamnya sendiri ada di sebuah menara dengan puncaknya terdapat lengkungan bulan sabit sebagai lambang Islam. Menara ini akan dibangun setinggi 600 meter dan akan menjadi bangunan tertinggi kedua di dunia.