Mengharap Berkah Dalam Berjemaah
“Yadullahi ma’al jamaah”, Tangan atau kekuasaan Allah, berada dalam jamaah (kebersamaan). Begitu sabda Rasul dalam sebuah hadits. Dalil ini menunjukan betapa kuatnya rasa kebersamaan yang dibangun masyarakat Madani oleh Rasulullah. Dalam konteks kebersamaan itulah, Islam mengajarkan hidup yang sesungguhnya. Hidup yang tidak sekedar memenuhi kebutuhan dan mempertahankan eksistensi diri. Tapi lebih dari itu, Islam mengajarkan kita meraih kehidupan yang bermakna dengan kekuatan berjemaah. Esensi kebersamaan dalam hidup adalah adanya tolong menolong dalam perbuatan kebajikan dan takwa (QS. 5:2), saling menasehati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang (QS. 90:17). Sadar betapa pentingnya makna kebersamaan, saya bersama team Cordova lainnya mencoba menyusun dan mengevaluasi bagaimana jalinan yang meliputi kebersamaan rasa yang penuh keberkahan. Beberapa hari lalu, ba’da Maghrib di mushola kantor, kami mengayunkan rasa untuk kembali meneropong sejauh mana langkah kebersamaan yang terjalin. Cerita dan kisah digambarkan oleh pimpinan kami, betapa keberkahan dalam sebuah komunitas tercipta hanya dengan kebersamaan rasa, kepemilikan peka dan penuh oleh rasa peduli diantara kita.
Kereta Metro Makkah Mulai Diuji Coba
Kereta metro yang menghubungkan beberapa tempat suci di sekitar wilayah Makkah mulai diuji coba sebelum digunakan untuk mengangkut jamaah haji. Kereta yang kerap disebut Mashair Railway ini akan menghubungkan Mina, Arafah, Muzdalifah, dan Makkah. Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Pangeran Mansour bin Miteb, akan memeriksa kesiapan fasilitas kereta api itu pada Selasa (5/10). Kereta ini diharapkan dapat membawa perubahan drastis dalam transportasi haji di antara tempat-tempat suci di sana. Uji coba akan dilakukan selama 30 hari. Dibangun dengan biaya 6,5 miliar riyal, kereta itu akan memiliki kapasitas angkut 72 ribu jamaah setiap jam. Sembilan stasiun telah dibangun di Arafah, Mina, dan Muzdalifah. Tiap tempat itu dibangun tiga stasiun. Kereta api itu merupakan proyek terbesar kedua yang berhasil dikerjakan Departemen Dalam Negeri setempat setelah pembangunan jembatan jumrah yang sarat teknologi tinggi di Mina dengan biaya 4,5 miliar riyal.
Panglima Kata Saat Melangkah
Denyut aktivitas sudah sangat terasa mengarah pada sebuah agenda besar, agenda yang tak pernah berujung hingga kehidupan berakhir, gejolak rasa telah berhembus pada jiwa setiap calon tetamu suci-Nya. Hanya 28 hari lagi mereka kan bercengkrama di pusat bumi yang teramat suci. Semua persiapan telah terancang tuk menopang tegaknya kalimat mabrur, bersatu dalam kelembutan jiwa, meraih semua asa yang tercita. Melangkah pada tahapan selanjutnya, Cordova mengutus dutanya tuk mengurus barcode haji (nomor identitas Cordova saat haji) di Tanah Suci. Dari masalah akomodasi, transportasi dan hal lain yang bersangkutan menjadi program kerja sang duta di Tanah Haram. Tentunya banyak fenomena yang terjadi saat proses barcode, karena itu hanya bergantung kepada Allah dan ikhtiar yang maksimal semua harapan kita kan terkabul. Lebih khusus nakhoda Cordova berpesan pada sang duta, tuk selalu memiliki jati diri yang tak pernah angkuh, berlari terantuk-antuk, menangis namun tetap berlari dengan senyum dan penuh keikhlasan. Doa menjadi pengawal niat, Bismillah menjadi panglima kata saat melangkah.
Cara Sehat Jemaah Haji
Menjaga kesehatan merupakan hal utama bagi calon jemaah haji, terlebih jika calhaj datang dari negara yang berbeda suhu udaranya, dan setelah menempuh penerbangan panjang. Mariam A. Alireza dalam tulisannya berjudul “Kit Pertolongan Pertama Anda saat Berhaji” seperti yang dikutip Arab News, memberikan tip-tip kesehatan bagi calon jemaah haji. Ritual haji yang juga sering disebut sebagai ibadah fisik yang cukup melelahkan, calhaj harus menyiapkan diri memperkuat daya tahan tubuh dan energi dengan meningkatkan imunitas tubuh dari serangan patogen dan virus.
Setiap Habis Ramadhan
“Setiap habis Ramadhan, hamba cemas kalau tak sampai, umur hamba di tahun depan, berilah hamba kesempatan. Setiap habis Ramadhan, rindu hamba tak pernah menghilang, mohon tambah umur setahun lagi, berilah hamba kesempatan…”
Penggalan bait puisi Taufik Ismail yang di populerkan Bimbo ini benar-benar sangat menggugah. Rasa yang terbangun setelah membaca dan mendengar lagu ini begitu menyeruak dalam jiwa. Hingga akhirnya kita tersadar, bahwa kita sudah melewati suatu moment yang teramat agung. Suatu waktu yang baru disesali ketika telah beranjak pergi, suatu peluang yang terkadang hanya dibiarkan melaju tanpa makna. Yah, Ramadhan hanya menyisakkan para hamba yang diterpa hamparan uji sebulan penuh. Akankah terwujud insan muttakin, atau hanya terlahir kembali menjadi manusia biasa –yang- tak pernah ubah usai ramadhan. Semoga puluhan kali ramadhan menyapa hidup, puluhan kali bahkan lipatan juga kebaikan yang merubah sikap takwa kita.
Bulan Di bawah Ufuk, 1 Syawal jatuh 10 September
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika LAPAN dan Anggota Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama RI, Thomas Djamaluddin memastikan 1 Syawal 1431 H jatuh tepat Jum’at, 10 September 2010. Menurut dia, pada Rabu malam, posisi bulan sudah berada di bawah ufuk. “Insya Allah satu Syawal jatuh pada Jumat 10 September, karena pada 8 September bulan masih di bawah ufuk, sehingga semua kriteria belum masuk awal Syawal,” kata Djamaludin. Ia juga memperkirakan sejumlah ormas Islam akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Asumsinya, papar dia, penetapan 1 Syawal didasari dengan penetapan hari pertama puasa. Pada saat menentukan hari pertama puasa, lanjutnya, sebagian besar ormas Islam sepakat pada hari yang sama. Oleh karena itu, secara otomatis perayaan hari Idul Fitri juga sama.
Menjadi Pujangga Hari Raya
Nampaknya para penjual kartu lebaran dewasa ini, harus berpikir lebih keras tuk bertahan hidup. Ide creative tuk membendung kemajuan teknologi adalah sebuah tuntunan guna menghindari usaha yang tergulung. Yah, beberapa tahun lalu, setiap lebaran tiba, bisnis kartu lebaran begitu meledak. Semuanya mendesain dan merangkai kata selamat lebaran di kartu itu. Tetapi kini, “nasib kartu lebaran” serasa di penghujung tanduk. Seakan tak mampu tuk mengejar dahsyatnya perkembangan teknologi. Hanya melalui pesan SMS telefon genggam, semua silaturahmi terwakili oleh rangkaian kata. Pun pada jejaring sosial, semisal facebook misalnya. Ketika diposting ucapan selamat hari raya, maka pesan itu telah sampai pada puluhan, ratusan bahkan ribuan teman yang tergabung dalam facebook dengan waktu beberapa detik saja. Mudah rasanya mengutarakan maaf dengan sekali “send”, rangkaian maaf terus menjelajah pada jutaan tempat. Sehingga wajar, setiap mendekati lebaran, operator kartu telepon begitu keras tuk bersaing mendapatkan pasar.
Waspada Produk Haram Dalam Parcel
Serba-Serbi Ramadhan
Berkirim parsel kepada saudara, kerabat, dan kolega di hari raya Idul Fitri seakan sudah menjadi semacam tradisi. Parsel atau bingkisan aneka makanan dan produk lain yang dikemas secara menarik sangat ramai dijual di pasaran menjelang lebaran. Selama tak bertujuan untuk menyuap atau mempengaruhi seseorang karena jabatannya, berkirim parsel tak jadi masalah. Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan jabatan dan wewenang, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pemerintah telah melarang para pejabat untuk menerima parsel yang terkait jabatannya. Sejatinya, saling berkirim parsel kepada saudara, kerabat, atau kolega berfungsi untuk mempererat ikatan silaturahim antara pengirim dan penerima. Di balik kemasannya yang menarik, para konsumen Muslim sebaiknya berhati-hati dengan aneka produk yang dikemas dalam parsel, terutama pada makanan dan minuman.
Izrail Says; The Last Ramadhan 4 u!
Mari sejenak berandai. Suatu hari menjelang bulan Ramadhan malaikat Izrail mendatangi kita tuk menyampaikan kabar bahwa pada awal bulan Syawal nanti, ia akan datang untuk mencabut nyawa kita, kira-kira apa dampak yang akan timbul pada diri kita (?) Saya yakin kita akan memanfaatkan sisa usia yang ada untuk melakukan segala hal yang produktif. Kita akan awali Ramadhan dengan menyungkur sujud kepada-Nya, menangisi segala khilaf dan dosa yang telah kita kerjakan. Kita akan mendatangi orang-orang yang pernah kita sakiti dan dzalimi. Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menuntaskan segala tanggungan dunia, baik utang-utang yang belum terbayar, amanah-amanah yang masih menjadi beban, maupun tugas dan kewajiban yang belum ditunaikan.
Mudik Barokah 1431 H
Rasanya baru kemarin saya menulis aktivitas mudik lebaran di smartBLOG ini, ternyata sudah kembali harus merasa bagaimana rutinitas mudik tahunan ini berlangsung. Nampaknya, rutinitas mudik menjadi sakral dilakukan bagi mereka yang merantau, pulang kampung adalah sesuatu yang tak bisa digambarkan, meski harus berjubel melawan pikuk manusia dan antrian panjang kendaraan, gairah mudik tak pernah terbendung oleh semua itu. Merayakan hari kemenangan bersama sanak keluarga rasanya menjadi semacam ‘menu’ khusus di setiap tahun. Sulit dirasakan bagaimana indahnya perjalanan mudik yang mereka lakukan, terlebih oleh sebagian masyarakat yang tidak pernah melakukan mudik, atau mereka yang resah berada di tengah gelombang macet ribuan kendaraan.