Munggahan (Bahasa Sunda) yang berarti berkumpul bersama menjelang Ramadhan atau bisa dikatakan menyambut bulan suci adalah tradisi yang tak pernah lepas dikalangan kita saat menjelang Ramadhan. Bukan hanya di Indonesia, munggahan juga sering dilakukan oleh sebagian masyarakat yang berada jauh dari adat dan tradisi negerinya. Rabu kemarin (12/09), Cordova Cairo mengadakan kumpul bareng menjelang Ramadhan bersama lebih dari 20 mahasiswa Al-Azhar. Mensyukuri atas limpahan karunia dan usia memasuki bulan suci juga info-info ringan mengenai kondisi anyar bangsa tercinta menjadi content munggahan sore itu.

Jakarta (MCH). Wilayah kerajaan Arab Saudi juga memulai puasa pada hari Kamis, 13 September hari ini. beberapa harian Arab Saudi mencantumkan hari Kamis hari ini sebagai tanggal 1 Ramadan 1428 Hijriyah, selain harian Arab News dan Asharqul Awsath yang mencantumkan tanggal 2 Ramadan.

Dengan semangat ‘Together in Harmony’ menyambut Hari Kemerdekaan RI Ke-62, mulai 30 Juli 2007 ini Cordova melalui Radio Elshinta kembali mengajak Anda untuk turut larut dalam lantunan syukur kehadirat Ilahi Rabbi langsung di Tanah Suci. Mengenang kembali detik-detik proklamasi. Berdoa di depan Ka’bah untuk kemajuan negeri sebagai bagian solusi bangsa ditengah kemelut problematika yang tengah menerpa negeri.

Silakan klik di sini untuk mendownload atau mendengarkannya. Dapatkan penawaran eksklusif UMRAH Kemerdekaan melalui iklan ini.

Ibadah haji adalah pelengkap dari semua unsur Arkanil al Islam (Rukun Islam). Tidak hanya dari aspek ubudiyah (ibadah) yang mendominasi didalamnya, unsur Muamalah baina An-naas (interaksi sesama manusia) dan Siasyah Al-Quwwah (kekuatan politik) juga terekam dalam runtutan ibadah haji. Tak berlebihan jika ibadah ini sering dikatakan sebagai muktamar umat Islam sedunia. Dari Timur sampai Barat, umat Islam bersatu meraih ridha Ilahi, dan bergumul tanpa secercah gumpalan “hitam” di hatinya. Semua predikat duniawi terlepas dari genggamannya, strata sosial pun hengkang saat bersentuhan dengan Baitullah. Fenomena thawaf, yang tak pernah berhenti sedetik pun hingga akhir zaman (kecuali waktu shalat) menjadi sebuah tolak ukur akan perputaran waktu. Begitu juga dengan Sa’i, berlari diantara bukit Sofa dan Marwa menjadi refleksi perjuangan Istri Nabi. Semua sejarah dan ketaatan pada Allah Azza Wa Zalla tergambar pada manasik haji.

Isu kontraversial mengenai larangan maskapai Indonesia (Garuda Air Lines) untuk mengudara ke “Tanah Haram” dari pemerintah Arab Saudi akhir-akhir ini dinilai terlalu berlebihan. Meski hanya meminta penjelasan larangan mengudara dari Uni Eropa, namun sikap otoritas penerbangan sipil Arab Saudi itu mencerminkan arogansi produsen pesawat Arab versus Indonesia. Surat pertanyaan dari Arab Saudi ke Dirjen Perhubungan Udara ini ditengarai oleh larangan Uni Eropa akan penerbangan maskapai Indonesia. Karena patokan keselamatan penerbangan Saudi lebih mengadopsi ke Uni Eropa.

Perayaan Hari Kemerdekaan RI di Pelataran Masjid Nabawi, 17 Agustus 2006.

Merayakan kemerdekaan di negeri sendiri sudah menjadi tradisi setiap tahun. Tapi, apa jadinya jika kemerdekaan itu dirayakan di tanah suci (?) Jawabannya hanya satu, Luarbiasa! Karena disaat bangsa merayakan dengan aneka “Pesta”, kita bisa lebih memaknai kemerdekaan dengan syukur kehadirat Ilahi Rabbi langsung di Tanah Suci. Keluh kesah penderitaan bangsa kita adukan pada Maha Pencipta. Berdo’a, bermunajat untuk kemajuan bangsa di Baitullah memiliki kesan tersendiri. Refleksi perjuangan para pahlawan lebih terasa kala bersentuh dengan Aura Al Haram yang menampung kebersamaan ditengah keberagaman watak manusia. Sebagaimana Indonesia mencapai klimaks kemerdekaan dibawah panji keberagaman rakyat. Petani, guru, buruh, dokter, militer bersama meraih kegemilangan yang hakiki, yakni MERDEKA!

Perayaan Hari Kemerdekaan RI di Pelataran Masjid Nabawi, 17 Agustus 2006.

Merayakan kemerdekaan di negeri sendiri sudah menjadi tradisi setiap tahun. Tapi, apa jadinya jika kemerdekaan itu dirayakan di tanah suci (?) Jawabannya hanya satu, Luarbiasa! Karena disaat bangsa merayakan dengan aneka “Pesta”, kita bisa lebih memaknai kemerdekaan dengan syukur kehadirat Ilahi Rabbi langsung di Tanah Suci. Keluh kesah penderitaan bangsa kita adukan pada Maha Pencipta. Berdo’a, bermunajat untuk kemajuan bangsa di Baitullah memiliki kesan tersendiri. Refleksi perjuangan para pahlawan lebih terasa kala bersentuh dengan Aura Al Haram yang menampung kebersamaan ditengah keberagaman watak manusia. Sebagaimana Indonesia mencapai klimaks kemerdekaan dibawah panji keberagaman rakyat. Petani, guru, buruh, dokter, militer bersama meraih kegemilangan yang hakiki, yakni MERDEKA!