Stop! Pembodohan Calhaj

Ibadah haji adalah pelengkap dari semua unsur Arkanil al Islam (Rukun Islam). Tidak hanya dari aspek ubudiyah (ibadah) yang mendominasi didalamnya, unsur Muamalah baina An-naas (interaksi sesama manusia) dan Siasyah Al-Quwwah (kekuatan politik) juga terekam dalam runtutan ibadah haji. Tak berlebihan jika ibadah ini sering dikatakan sebagai muktamar umat Islam sedunia. Dari Timur sampai Barat, umat Islam bersatu meraih ridha Ilahi, dan bergumul tanpa secercah gumpalan “hitam” di hatinya. Semua predikat duniawi terlepas dari genggamannya, strata sosial pun hengkang saat bersentuhan dengan Baitullah. Fenomena thawaf, yang tak pernah berhenti sedetik pun hingga akhir zaman (kecuali waktu shalat) menjadi sebuah tolak ukur akan perputaran waktu. Begitu juga dengan Sa’i, berlari diantara bukit Sofa dan Marwa menjadi refleksi perjuangan Istri Nabi. Semua sejarah dan ketaatan pada Allah Azza Wa Zalla tergambar pada manasik haji.

Begitu urgennya sebuah manasik, sehingga semua calon haji (Calhaj) dituntut untuk paham benar tentang selak-beluk ibadah haji. Bukan hanya teori dan praktek lapangan yang mesti diberikan pada jemaah, namun jauh lebih penting adalah output atau goal setting pada setiap pembelajaran manasik. Sehingga Calhaj bukan hanya merasakan manfaatnya di tanah suci, namun lebih pembinaan diri pasca haji. Jika manasik di lakukan secara serius dan benar, maka perumpamaan Hajiluna (sunda; haji huluna) predikat haji yang hanya terbungkus oleh kopiah haji, tidak akan terjadi.

Dari fenomena tersebut, Cordova merasa tertantang untuk menjadikan manasik haji sebagai koridor dari rentetan ibadah haji sebenarnya. Calhaj Indonesia bukan orang-orang bodoh yang hanya puas dengan pemaparan teori-teori dan praktik saat di asrama haji, pondok gede. Mereka akan lebih antusias kala “pembelajaran” manasik digiring menuju sebuah iklim haji sesuguhnya. Selain itu, pencerdasan menuju satu nilai universal haji, yakni kebersamaan tersuguhkan dalam satu program manasik haji. Hari Sabtu dan Ahad, tanggal 25-26 Agustus 2007 bagi Cordova akan sangat bermakna, karena “The Real Manasik” akan disuguhkan untuk Anda.

Related Post

Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang…

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *