Salam Alaika Yaa Rasulallah
Lidah ini ingin terus kugetarkan ketika ucapan salam terpetik bagimu yaa Rasulullah. Izinkan aku berziarah ke pusaramu yang suci. Aku ingin menangis dan menyapamu di sudut makammu yang hening. Aku ingin menatap pandumu dalam kerinduan yang syahdu. Salam bagimu ya Rasulullah. Izinkan aku bertemu denganmu, walau sedetik saja. Tak puas rasanya mendengar bait indah dari syair terkenal Taufik Ismail dalam merindui-mu, meski sejujurnya tak kuasa pula hati ini bergetar ketika merenungkan syair itu. Terlebih menikmati kisahmu yang penuh dengan rasa cinta pada manusia. Tiada satu pun manusia yang mampu memberi cahaya surga selain keikhlasanmu pada cinta yang penuh sahaja. Hingga akhir hayat pun kau masih memikirkan umat-mu, masih menceritakan cinta-mu, masih menyisihkan setengah nafasmu untuk mengatakan “Ummatii…” “Ummatii…” (umatku…umatku). Duhai manusia agung, bagaimana rasanya jika kami bertemu denganmu.