‘Message’ From God

Sebelum membahas tentang ‘Message’ from God, saya ingin sedikit mengutarakan beberapa hal yang –mungkin- sering kita rasakan, yakni ketika ditimpa derita atau suatu kesulitan, hati terkadang bertanya-tanya “Kenapa harus saya yang menderita (?)”, atau “Kenapa seh musibah ini selalu menimpa saya (?)”. Saat itu, partikel dalam otak tak sempat lagi berpikir sebaliknya, yaitu melontarkan pertanyaan dalam kondisi terbalik. Jika kebahagian melanda, tidak pernah kita bertanya, “Kenapa harus aku (?)”. “Kenapa kebahagian ini selalu terjadi padaku (?)”. Prolog ini sebetulnya terinspirasi dari suatu artikel fiksi tentang percakapan manusia dan Tuhannya.

Ketika Tuhan Bertanya: Kamu memanggil-Ku ?
Manusia : Memanggil-Mu (?) Tidak…
Tuhan : Aku mendengar doa-mu, jadi aku ingin sebentar berbincang denganmu
Manusia: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.
Tuhan : Sibuk apa? Semut juga sibuk. Aktifitas memberimu kesibukan, tapi produktifitas memberimu hasil. Aktifitas memakan waktu, produktifitas membebaskan waktu.
Manusia : Tetapi kenapa kami sering merasakan tidak senang dalam mengarungi waktu? Tuhan : Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa. Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu sering tidak pernah merasa senang.

Manusia : Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir, jika ada begitu banyak ketidakpastian
Tuhan: ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.
Manusia : Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian
Tuhan : Rasa sakit tidak bisa dihindari, tetapi penderitaan adalah sebuah pilihan.
Manusia : Jika penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?
Tuhan : Intan tidak dapat di asah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik bukan sebaliknya

Manusia : sejujurnya ditengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah
Tuhan : Jika kamu melihat keluar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat keluar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.
Manusia : Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?
Tuhan : Selalulah melihat sudah berapa jauh saya berjalan, daripada masih berapa jauh saya harus berjalan. Selalu hitung yang harus kau syukuri, jangan hitung apa yang tidak kau perolah.

Manusia : Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya disini?
Tuhan : Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu. hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

Manusia : Seringkali saya merasa doa-doaku tidak di jawab
Tuhan : Tidak ada doa yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK. Percayalah padaKu. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.

Related Post

Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *