SuperBus

Bagi Anda dan anak-anak tercinta yang telah terdaftar dalam program “Holiday Journey Edition” bersama Cordova awal Juli nanti, ternyata banyak info baru yang akan di launching di tempat liburan nanti. Setelah asyik beribadah di Tanah Suci, anak-anak kita akan menikmati bagaimana menyaksikan langsung sebuah angkutan umum/Bus yang memiliki kecepatan tinggi di Abu Dhabi. Setelah mengembangkan fasilitas bus ‘hijau’ di beberapa sudut kotanya, Uni Emirat Arab kini berencana meluncurkan SuperBus berkecapatan 250 KM per-jam untuk angkutan umum di Abu-Dhabi. Setidaknya, meski nanti kita tidak ikut merasakan bagaimana naik bus angkutan cepat itu, kita bersama keluarga memiliki kesempatan secara langsung melihat kecanggihan bus cepat itu. kendaraan ini diciptakan dengan kombinasi dari teknologi formula satu (F1) dan teknologi Aerospace, hasil dari pikiran Wubbo Ockels, seorang astronot pertama Belanda yang saat ini menjadi profesor teknik ruang angkasa. Melalui idenya, Ockels membangun SuperBus dengan tenaga listrik yang didukung 1.200 KG baterai lithium iron phosphate.

Entah mengapa setiap kami berada disampingnya, atau berhadapan langsung dengannya, selalu saja ada celah ide yang merasuki pikiran dengan skala yang tidak menentu. Seolah ingin meloncat dari alam pikir, ide itu terus bergelayut ingin segera masuk pada ranah realitas. Yah, apalagi jika bukan karya, karya dan karya. Sudah lama rasanya, kami menyiakan kesempatan untuk membangun ide-ide yang terlintas dari alam pikirnya. Entahlah, apakah kami segan untuk memulai, atau memang ada perbedaan jauh dari pola pikirnya dengan kami, namun –setidaknya- untuk mengikuti langkahnya, kami hanya harus berbekal rasa needed, that its. Karena dengan modal needed saja, segala sesuatunya akan berkembang melalui pembenahan mental yang kerap kami rasakan. Begitulah sekilas gambaran yang ada dalam benak pimpinan kami, selalu berpikir cepat, how, what next, what solution dan hal-hal strategis lainnya dalam berinovasi. Kita sangat menyadari, semakin cepat tuntutan zaman untuk berubah, semakin sering kita mendengar kata “Inovasi”, nampaknya para ahli dan konsultan manajemen modern sekalipun, secara tertulis atau yang sering tampil di media sulit menghindar dari kata inovasi. Kata itu kini telah menjadi kata kunci bagi suatu organisasi besar atau kecil untuk melakukan perubahan.

Holiday Journey Edition

Bagi Anda yang belum melingkari agenda holiday musim panasnya nanti, atau sedang mencari perjalanan untuk memberikan reward bagi si kecil pasca ujian akhir di sekolahnya, ada baiknya untuk ‘melirik’ agenda Holiday Journey a la Cordova. Anda sekeluarga dijamin akan lebih menyelami untuk mengetahui seutuhnya agenda Cordova di bulan Juli nanti. Karena, selain perpaduan antara value edukasi dengan hiburannya akan berimbang, spritual dan adventure-nya pun akan membuat holiday kali ini menjadi suatu petualangan hidup yang sangat bermakna.

Berpetualang adalah sebuah perjalanan yang sangat indah, selain menyaksikan bagaimana keindahan negeri yang di tuju, ia juga dapat mengeksplorasi peristiwa langka yang dirasakan sekali seumur hidupnya. Banyak cerita mengagumkan untuk dijadikan pelajaran hidup. Serta berjuta kisah yang memberikan inspirasi untuk lebih pandai mensyukuri anugerah yang ada. Konsep perjalanan yang Cordova agendakan adalah perpaduan aktivitas religi dengan hiburan keluarga agar menjadi wahana rasa syukur yang berlimpah atas karunia Maha Pencipta. Membaca, memahami dan mengaktualisasikan segala yang positif menjadi sesuatu yang bernilai.

UMRAH + Dubai & Abu Dhabi

Feel the Difference! Ya, rasakan perbedaan itinerary-nya. Petualangan yang tidak akan pernah Anda sekeluarga lupakan. Banyak warna dan cerita saat Anda berada di buaian Bumi Allah, setelah itu kita terbang ke suatu negeri yang memadukan dua style budaya. Tradisional Arab akan berpadu dengan bangunan-bangunan modern yang megah nan canggih. Dimana dan kapan detailnya Holiday Journey Edition yang menjamin suguhan perbedaan dalam petualangan anak-anak Anda itu akan segera Anda ketahui.

Intinya, itinerary perjalanan nanti akan sangat sesuai dengan impian banyak orang. Salah satu clue-nya adalah bahwa dalam perjalanan nanti, selain melaksanakan umrah, Anda akan merasakan pertualangan bagaimana menyaksikan sunset di Padang Sahara. Dessert safari ini akan berakhir dengan santapan malam di tengah gurun. Selanjutnya adalah sebuah wahana impian bagi putra-putri Anda untuk bermain di arena dream park indoor terbesar di dunia. Wahana impian jutaan anak di muka bumi ini menyuguhkan ratusan permainan yang serba modern dan super canggih.

So, segera ‘lirik’ dan nikmati perjalanan indah buah hati Anda bersama kami di sini. Pesan segera, sebelum kehabisan.

Mencari Sabda Ilahi

Kata ‘eureka’ pertama kali dipopulerkan oleh Galileo saat menemukan teori bumi bukan sebagai sumber atau pusat tata surya, melainkan matahari lah yang menjadi pusat tata surya. Kasus ini mengingatkan saya pada history perjalanan Nabi Ibrahim as. Kala mencari dan menemukan Rabb-nya. Saat malam tiba, ia menyaksikan rembulan yang menerangi malam, sehingga mengganggap bahwa bulan lah Tuhan semesta alam. Namun ketika mentari terbit di ufuk timur, Ibrahim as. Pun mencabut ungkapannya semalam. Karena melihat matahari yang lebih besar dan terang, ia merasa bahwa tuhan semesta alam adalah matahari. Namun kembali Nabi Ibrahim dikecewakan oleh Tuhannya yang menghilang diufuk Barat seiring munculnya rembulan kala senja datang. Dari sana bergolaklah pemikiran Ibrahim as. mengenai hakikat keberadaan Tuhan semesta alam. Tidak mungkin Tuhan Ibrahim akan muncul dan lenyap laiknya Matahari dan Bulan, seketika itu ‘Eureka…” Nabi Ibrahim menemukan jawabannya; yakni Tuhan semesta alam adalah Dzat penguasa, pemilik dan pengatur poros perjalanan matahari dan rembulan.

Alumni bagi kami adalah segalanya, dalam artian tanpa mereka kebersamaan meraih cita tertinggi berupa ‘Mabrur’ di segala hal, sulit kan tercipta. Alumni adalah bagian keluarga besar dalam sebuah perusahaan jasa seperti kami, mereka bagian penting yang merajut jaring komunikasi dengan dunia ‘luar’. Ketika tangan sulit menjangkau, merekalah yang –justru- menopang kekuatan jangkau yang lebih luas. Jaringan network menghasilkan jutaan sel yang membentuk bangunan kokoh yang tersusun rapi melalui kebersamaan langkah. Awal terbangunnya suatu alumni, sesungguhnya bermula dari perjalanan rasa di Ranah suci-Nya. Naluri manusia sebagai makhluk sosial akan mengikat secara alami ketika merasakan perjalanan yang melebihi tiga malam. Terlebih destinasi yang di tempuh adalah rumah Tuhan, tempat bersatunya manusia di belahan bumi. Tempat dimana Allah memuliakan manusia dalam ikatan cintanya. Tempat dan waktu yang menjadikan manusia kembali pada fitrahnya sebagai manusia yang saling menjaga, menolong dan menopang sesama saudaranya. Maka Allah SWT mengikat rasanya untuk saling bersama dalam ikatan rasa. Tak ayal, komunitas ‘suci’ itu menjelma menjadi sosok-sosok yang penuh rasa kebersamaan hingga kembali ke tanah air.

“Aku Lebih takut kepada seorang jurnalis daripada ribuan pasukan bersenjata”

-Jenderal Napoleon Bonaparte –

Islam adalah agama syiar. Begitu saya menangkap isi dari diskusi ringan kami di Cordova. Setiap gerak dan nafas kita di dunia tidak akan lepas dari aktivitas syiar, para Nabi dan Rasul adalah peletak dasar syiar di mana mereka di utus. Bagi Islam, syiar adalah wajah agama. Nyawanya adalah akidah dan tauhid, sedang organnya adalah syariah yang kita aktualisasikan dalam beribadah setiap hari. Sebagai wajah, -tentunya- syiar menjadi tampilan sekaligus miniatur keindahan, pesona dan daya tarik orang untuk mengenal lebih dekat tentang agama Islam. Karenanya berbagai kekerasan, kebencian dan keterbelakangan yang kerap dipertontonkan dalam wajah Islam, sesungguhnya adalah pendustaan akan hakikat syiar dalam Islam. Sebelum banyak membahas permasalahan fikih, atau ibadah lainnya, idealnya Islam memiliki komunitas khusus penyebar syiar yang konsisten. Sebab tanpa itu, hentaman demi hentaman akan menghancurkan bangunan Islam yang tersusun rapi, gejolak fitnah kan melanda. Wal akhir, Islam kan terlumat oleh syiar yang justru menyudutkannya. Fenomena yang kita rasakan akhir-akhir ini, sudah jelas menggiring umat manusia untuk mengenal Islam sebagai agama yang kejam, bodoh, terbelakang dan bar-bar. Tampak misi syiar yang dihembuskan setiap saat memiliki tujuan untuk ‘menelanjangi’ Islam di mata dunia. Menghancurkan dengan halus melalui opini publik dan syiar-syiar yang menyesatkan.

Seri Nubuwah: 01

Suatu ketika Rasulullah SAW sedang asyik bertawaf di Ka’bah, tiba-tiba beliau mendengar seorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Rasulullah SAW menirunya membaca ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Rasulullah SAW yang berada dibelakangnya mengikuti kembali zikirnya ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Merasa seperti di olok-olokan, orang itu menoleh kebelakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, tampan dan bersih. Orang itu belum pernah mengenalnya. Lalu ia berkata dengan keras: ‘Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokan ku, karena aku ini adalah orang Arab badui (?) Jikalah bukan karena parasmu yang bersih, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.’ Mendengar ucapan orang badui itu, Rasulullah SAW tersenyum, lalu bertanya: ‘Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab (?) ”Belum,’ jawab orang itu. ‘Jadi bagaimana kau beriman kepadanya (?)’ ‘Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan saya membenarkan putusannya sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,’ kata orang arab badui itu pula.

Banyak tafsiran makna kata dari penggalan tema di atas, yah kata ‘Menyapa’ bisa melahirkan beberapa definisi berkaitan dengan kehidupan manusia di muka bumi. Laiknya menyapa, tentu yang dirasa adalah gerakan yang sangat halus, bahkan sesekali nyaris tak terasa. Setiap mata memandang, dan jiwa merasa –sesungguhnya- sarat dengan sapaan Allah kepada manusia, aneka peristiwa dalam panggung dunia adalah skenario yang tiada henti dari bentuk sapaan-Nya. Terkadang saya, -mungkin juga- Anda dan kebanyakan manusia merasakan sapaan Allah SWT ketika terjadi persitiwa besar di muka Bumi, baik berupa bencana alam, maupun kematian yang melanda orang di sekitar kita. Saat itulah kebanyakan manusia merasa bahwa terdapat kekuatan besar yang menggerakkan alam ini dengan musibah yang tiada henti. Bencana dan fenomena Alam adalah bentuk sapaan dan kehadiran-Nya yang lebih tegas dan jelas, karena sapaan yang lembut dan halus kini sudah sering terabaikan. Seringkali manusia terjebak dengan pola pikir yang mengutamakan logika, tanpa sedikitpun diimbangi dengan aspek spritual terhadap segala ‘Sapaan’ Dzat yang Maha Menggerakkan, Maha Pengatur alam, dan Maha dari segalanya.

Cordova-K-Link; Never Ending Journey

Hanya ada satu meja dan kursi besi diantara batasan pagar besi, seorang petugas paruh baya berjaga dengan ramah, kadang berjalan ke arah pos penitipan bagasi, kadang bercengkrama dengan pegawai jasa transportasi, yang ‘menjajakan’ produknya melalui booth disepanjang pintu keluar bea cukai Bandara Soekarno Hatta. Dengan sangat ramah, ia menawarkan meja jaganya untuk digunakan penyambutan jemaah Cordova. Padahal jelas, lantai yang bercat hitam tebal dengan garis kuning itu adalah area bebas dari penjemput, atau orang yang tak memiliki Id Pass Bandara. Mungkin kasihan melihat kami berdiri tegak menyusun blocking menunggu jemaah keluar. Atau –memang- penjaga ‘kekar’ itu ingin berbaik hati kepada crew perempuan kami yang sudah lama ‘mematung’. Dua hari lalu, saat hari masih pagi, ‘The Choosen’ peserta smartUMRAH K-Link tiba dari Tanah Suci. Hampir dari setengah pesawat terisi oleh mereka. Berbekal syal hitam kuning Cordova dengan baliknya tulisan K-Link, sangat mencolok untuk dikenal oleh setiap orang yang melihatnya. Pun demikian ketika, jemaah pertama keluar sangat mudah dikenal bahwa mereka “The Choosen” yang kami tunggu. Sekejap mereka pun mengenal kami dengan jelas, karena Cordova sign yang dibentangkan oleh salah seorang staff mengarahkan jalur menuju Shapire d’Consulate untuk sekedar istirahat menunggu bagasi yang dihandle team Cordova beserta bagian jemaah yang membantu.

Belajar dari komunitas Preman

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata ‘Preman’ adalah kata dasar dari premanisme. Yang berarti sebutan untuk orang jahat (penodong, perampok dan sejenisnya). Kata ini juga –nampaknya- merupakan bantuan dari bahasa Belanda dan Ingris. Dalam bahasa Belanda berasal dari dua suku kata, yakni ‘Vrije Man’ dengan kata dasar Vrije yang berarti bebas, merdeka (bukan budak) sedangkan Man diartikan sebagai orang. Orang yang bebas melakukan kejahatan disebut sebagai preman. Premanisme (aktivitas kejahatan) adalah sesuatu yang –sebenarnya- menjadi watak manusia sebagai Khalifah, ingat bagaimana ketika Para Malaikat bertanya kepada Allah tentang penciptaan manusia yang akan membuat kehancuran di muka bumi. Tetapi dengan hak prerogatif Allah berfirman “Aku lebih tahu dari apa yang kau tidak ketahui”. Jelas bahwa dalam penciptaan manusia, ada watak-watak dalam jiwa manusia yang berpotensi menjadi ‘preman’, tetapi dengan Anugrah-Nya, manusia diberikan segumpal hati yang akan mengontrol daya ledak ‘Premanisme’ dalam diri setiap manusia. Ia yang akan menjadi barometer perbedaan antara manusia sebagai khalifah dengan makhluk lainnya di muka bumi.