Kebersamaan Yang Tiada Akhir

Cordova-K-Link; Never Ending Journey

Hanya ada satu meja dan kursi besi diantara batasan pagar besi, seorang petugas paruh baya berjaga dengan ramah, kadang berjalan ke arah pos penitipan bagasi, kadang bercengkrama dengan pegawai jasa transportasi, yang ‘menjajakan’ produknya melalui booth disepanjang pintu keluar bea cukai Bandara Soekarno Hatta. Dengan sangat ramah, ia menawarkan meja jaganya untuk digunakan penyambutan jemaah Cordova. Padahal jelas, lantai yang bercat hitam tebal dengan garis kuning itu adalah area bebas dari penjemput, atau orang yang tak memiliki Id Pass Bandara. Mungkin kasihan melihat kami berdiri tegak menyusun blocking menunggu jemaah keluar. Atau –memang- penjaga ‘kekar’ itu ingin berbaik hati kepada crew perempuan kami yang sudah lama ‘mematung’. Dua hari lalu, saat hari masih pagi, ‘The Choosen’ peserta smartUMRAH K-Link tiba dari Tanah Suci. Hampir dari setengah pesawat terisi oleh mereka. Berbekal syal hitam kuning Cordova dengan baliknya tulisan K-Link, sangat mencolok untuk dikenal oleh setiap orang yang melihatnya. Pun demikian ketika, jemaah pertama keluar sangat mudah dikenal bahwa mereka “The Choosen” yang kami tunggu. Sekejap mereka pun mengenal kami dengan jelas, karena Cordova sign yang dibentangkan oleh salah seorang staff mengarahkan jalur menuju Shapire d’Consulate untuk sekedar istirahat menunggu bagasi yang dihandle team Cordova beserta bagian jemaah yang membantu.

Hari itu, terminal penjemputan serasa berdenyut oleh nafas-nafas surga. Wajah ceria yang penuh sinar itu seolah memberikan semacam aura mistik bagi sebagian penjemput. Langkah tegap mereka meyakinkan bahwa tiada hal yang paling indah selain ‘bercengkrama’ dengan lautan Maghfirah-Nya. Bersama manyentuh dan merasa di taman surga, bersujud di tempat yang teramat mulia. Tak ada alasan bagi kami untuk tidak menyambut hangat setiap Tamu-Nya, tak ada kehangatan lain saat itu, terkecuali menjabat erat tangan para jemaah pria. Meski terlihat wajah yang lelah, namun keceriaannya tetap terasa dari lemparan senyum tulusnya. Mereka benar-benar ‘The Choosen’, orang yang benar-benar terpilih sebagai tamu-Nya.

Perjalanan ke-3 dari agenda besar ‘Never Ending Journey’ ini, menjadi bukti bahwa dengan kebersamaan segala sesuatu akan sangat mudah tertapaki. Kebersamaan selalu lekat di setiap sisi kehidupan manusia. Saya semakin menyadari betapa pentingnya memahami suatu kebersamaan. Karena tanpa mengerti arti bersama, saya tidak akan pernah bisa untuk memulai apapun bentuk aktifitas sehari-hari. Seperti hal-nya bagaimana K-Link tercipta melalui jalur bisnis kebersamaan yang melibatkan connecting ribuan manusia di dalamnya. Karena –tentunya- bagi kita, kebersamaan adalah segala-galanya, tidak ada kehidupan bagi yang menentang indahnya sebuah kebersamaan.

Dari kacamata apapun, ketika suatu gelombang yang tersusun rapi dengan kekuatan ‘bersama’ maka tidak ada celah sedikit pun bagi mereka yang akan menghancurkan jalinan rasa yang telah berakar sekian tahun. Selain lebih mudah untuk saling memahami, dengan kebersamaan simbiosis mutualisme akan berjalan sesuai harapan. Semoga harapan mereka untuk selalu bersama menjalin ikatan rasa kembali tampak pada episode selanjutnya. Karena perjalanan ini adalah suatu perjalanan yang tiada akhir.

Related Post

Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *