Hampir satu bulan sekali, saya selalu diajak melihat film-film terbaru di bioskop seantero Jakarta. Baik ditengah kota dengan venue theatre yang menakjubkan, hingga ruang-ruang bioskop yang nyaris tak ber-ac. Semuanya dicoba untuk sekedar melihat bagaimana sebuah ‘show’ disajikan dari setiap cinema building. Sungguh, ajakan voltage –rekan saya- itu bukan sebatas untuk menyaksikan film-film Hollywood. Karena sesungguhnya, untuk menikmati itu, kita bisa melihat secara privat di ruang sendiri, terlebih dengan kecanggihan Rapidshare dalam me-download beragam film mancanegara termasuk film-film Hollywood terbaru, bisa kita lakukan sesuai selera. Namun ada sesuatu yang selalu menjadi menu diskusi kecil tentang segala yang kita lihat, baik di sepanjang jalan menuju venue, maupun mengupas ringan tentang cerita dan teknologi dari film yang usai ditonton. Dari ide cerita, aktor, audio, sampai fasilitas kursi yang diduduki kadang menjadi bahan obrolan. Terlebih teman saya satu lagi, Dims. Dia sangat antusias dengan film-film animasi –terkecuali Ipin Upin mungkin-, kadang ia ‘berubah’ menjadi seorang petugas Lembaga Sensor Film Animasi, saking detailnya mengomentari segala yang kami lihat.

opini

Hari ini Selasa 15 Februari 2011 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1432 H. ditetapkan sebagai Hari Kelahiran Rasulullah SAW. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Maulid berlangsung di beberapa tempat, ada yang berlangsung sangat meriah namun tidak jarang pula yang berlangsung sangat sederhana. Perayaan Maulid dibeberapa daerah sudah menjadi tradisi, bahkan ada yang mengarah ke praktik syirik. Mengadakan sesajian, berkurban untuk alam, laut, gunung misalkan, pemubadziran makanan atau harta, ikhtilath atau campur baur laki-laki dan perempuan, praktek yang mengancam jiwa dengan berdesak-desakan atau rebutan makanan, dan lainnya yang bertentangan dengan syari’at. Dibalik semua perayaan yang berlangsung tersebut, tentunya ada hal yang paling penting kita maknai, sehingga perayaan itu bukan sekedar seremonial belaka.

Lidah ini ingin terus kugetarkan ketika ucapan salam terpetik bagimu yaa Rasulullah. Izinkan aku berziarah ke pusaramu yang suci. Aku ingin menangis dan menyapamu di sudut makammu yang hening. Aku ingin menatap pandumu dalam kerinduan yang syahdu. Salam bagimu ya Rasulullah. Izinkan aku bertemu denganmu, walau sedetik saja. Tak puas rasanya mendengar bait indah dari syair terkenal Taufik Ismail dalam merindui-mu, meski sejujurnya tak kuasa pula hati ini bergetar ketika merenungkan syair itu. Terlebih menikmati kisahmu yang penuh dengan rasa cinta pada manusia. Tiada satu pun manusia yang mampu memberi cahaya surga selain keikhlasanmu pada cinta yang penuh sahaja. Hingga akhir hayat pun kau masih memikirkan umat-mu, masih menceritakan cinta-mu, masih menyisihkan setengah nafasmu untuk mengatakan “Ummatii…” “Ummatii…” (umatku…umatku). Duhai manusia agung, bagaimana rasanya jika kami bertemu denganmu.

Untuk meredam kecemasan orang tua, handai taulan dan kawan-kawan dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih bertahan di Mesir, KBRI Kairo mengeluarkan update daftar nomor telepon Posko Siaga yang dapat dihubungi langsung. Berikut nomor-nomornya:

  • KBRI Kairo +202279947200, +20227947209, +20227947209.
  • Kantor Konsuler +20224715561.
  • Sekolah Indonesia Kairo +20337488634.
  • Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) +20106158928, +20165796356.
  • Wihdah PPMI +20103701566, +20161423613.
  • Keluarga Mahasiswa Madura +20107802802, +20224707821.
  • Keluarga Mahasiswa Jawa Timur +20103129844, +20224719084.
  • Keluarga Mahasiswa Sumatera Selatan +20104134542, +20224113144.
  • Keluarga Mahasiswa Sulawesi +20164089511.
  • Keluarga Mahasiswa Aceh +20110847308.
  • Keluarga Mahasiswa Banten +20119324641, +20109184814.
  • Keluarga Mahasiswa Jambi +20102928892, +20224037037.
  • Keluarga Mahasiswa Kalimantan +20161207358, +20224743891.
  • Keluarga Mahasiswa Lampung +20111348930.
  • Keluarga Mahasiswa Minang +20161533685, +20222478245.
  • Keluarga Mahasiswa NTB +20168375033.
  • Keluarga Pelajar Jakarta +20100957654.
  • Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat +20110246890.
  • Keluarga Mahasiswa Tapanuli Selatan +20106536332.
  • Keluarga Mahasiswa Riau +20109122713.
  • Keluarga Mahasiswa Jawa Tengah +20100272509, +20224729113.

Namanya Rina Sa’adah, Mojang tasik asal kawalu yang sedang studi S1 di Al-Azhar, Kairo ini sedang harap-harap cemas menunggu jadwal evakuasi ke Indonesia karena ketidakstabilan keamanan yang sedang terjadi di Mesir. Selama kurang lebih sepuluh hari, Bu Haji, panggilan akrabnya, harus rela bersabar dikarantina di Asrama Jam’iyyah Syar’iyyah (JS) di daerah Nasr City Cairo. Situasi keamanan memang memaksa para penghuni asrama untuk tetap berdiam diri disana. Walaupun dia sudah terbiasa dengan disiplin asrama yang mengharuskan anak asuhnya tidak sering keluar rumah, namun dengan situasi seperti ini Bu Haji merasa seperti mendapat tekanan batin ingin segera menghirup udara segar di luar asrama. Keadaan asrama JS sebenarnya terbilang sangat aman. Sangat beruntung bagi orang yang bisa masuk ke asrama JS. Bu haji dan rekan sekamarnya bisa tenang belajar, mengaji, menghafal al-Quran, dan selalu didampingi Mushrifah (pembimbing). Kebutuhan pangan pun terpenuhi secara cukup.

Awal Perjalanan Menuju The City of Three Faiths

Amman, 27 Desember tepat pada jam 09.50 pagi, pesawat Emirates EK 901 landing di Bandara Queen Alia International. Jemaah “Family Journey” Jordan, Al-Aqsa, Dubai dan Abu Dhabi ini mengawali langkahnya pada sebuah perjalanan yang sarat dengan makna. Jejak para Nabi dari tapak bangunan-bangunan tua akan menjelaskan secara detail tentang kebenaran kisah-kisah yang termaktub dalam Al-Qur’an. Matahari pagi itu cukup terik, namun udaranya sangat dingin, suhu yang mencapai 6 derajat celcius ini, cukup membuat badan menggigil meski berjaket dan bersinar mentari. Namun demikian, Semangat Kebersamaan keluarga Besar Rumah Sakit Sari Asih ini mampu menghangatkan kondisi dalam segala hal apapun, termasuk dalam dinginnya udara Jordan pagi itu.

Perwakilan Cordova Jordan sudah menanti tepat di depan pintu imigrasi Bandara. Menyiapkan segala sesuatunya, makanan, minuman, dan beragam snack untuk mengganjal perut saat perjalanan darat menuju Perbatasan Jordan-Israel. Setelah semua siap, rombongan menuju perbatasan yang selama perjalanan disuguhkan pemandangan alam yang membuat hati dan pikiran tertunduk pada kekuasaan-Nya. Bernostalgia dengan semangat keislaman, berlaju dengan tapak-tapak Salafu Sholeh yang berjuang menegakkan kalimat Tauhid. Sesampainya di perbatasan, pemeriksaan dilakukan tentara Israel dengan sangat ketat. Khususnya di perbatasan Allenby Bridge dan Jembatan King Husein. Dari sana, rombongan harus kembali masuk check point, dan penjagaannya tidak kalah ketat. Semua orang diperiksa dengan alat sensor yang sangat sensitif (x-ray).

Di sini, tidak jarang beberapa passport ditahan tanpa alasan jelas, tidak jarang pula tentara Israel mengajukan pertanyaan secara sangat detail kepada kepala rombongan yang akan melintas. Setelah itu, pemeriksaan dilanjutkan di ruang check passport. Di sini biasanya dilakukan verifikasi umur. Orang-orang yang umurnya lebih dari 50 tahun, dibolehkan masuk dengan syarat difoto terlebih dahulu. Bagi yang berusia di bawah 50 tahun, pemeriksaan dilanjutkan dengan mengisi formulir seputar tujuan pergi dan tempat menginap.

Map of Family Journey

Sebagai gambaran, Palestina itu dibagi 3 wilayah; A, B, dan C. Wilayah A merupakan daerah khusus warga Palestina. Wilayah ini meliputi Tepi Barat yang terdiri dari kota Jericho, Betlehem (tempat kelahiran Nabi Isa), Hebron (di sana ada masjid Nabi Ibrahim), Ramallah, serta Gaza. Wilayah B merupakan wilayah bersama sehingga memungkiankan orang Palestina dan orang Israel masuk ke wilayah ini. Salah satu kota di wilayah ini adalah Yerusalem. Sementara itu, wilayah C merupakan wilayah otoritas Israel, seperti Tel Aviv dan Haifa.

Meski peraturan menyatakan bahwa wilayah B adalah wilayah bersama, tapi pada kenyataannya, orang-orang dari wilayah A yang notabene adalah Bangsa Palestina tidak boleh masuk ke wilayah tersebut. Untuk memasuki wilayah B ini, warga Palestina biasanya harus mengganti kewarganegaraan demi mendapatkan pekerjaan di wilayah ini. Jadi, di wilayah B akan banyak kita temui orang muslim yang kewarganegaraan Israel. Yang memisahkan ketiga wilayah A, B, dan C adalah tembok setinggi 8 meter dan panjang 703 km yang disebut Palestine-Israel Barrier. Inilah yang membuat susah orang-orang Ramallah, Betlehem, atau Hebron untuk masuk ke Yerusalem.

Saat artikel ini naik, rombongan Cordova Family Journey sedang melakukan perjalanan ke bukit Zaitun, di sana ada check-point lagi. Namun demikian, pemeriksaan tidak dilakukan secara perorangan. Tentara Israel-lah yang masuk ke dalam bis untuk melakukan pengecekan. Di bukit Zaitun terdapat lahan pekuburan orang-orang Yahudi. Orang Yahudi memiliki kepercayaan bahwa barang siapa dikubur di tempat itu, mereka orang pertama yang masuk surga. Boleh dibilang, pekuburan di bukit Zaitun adalah kuburan VIP dengan harga 80 ribu dollar saja. Mereka berpikir bahwa Tuhan pertama kali datang di sana.

Ada satu hal yang menarik dari kota Yerusalem, adalah keberadaaan satu kompleks yang bernama Old City atau kota lama yang dibatasi oleh dinding tinggi. Ada 4 wilayah, yaitu Islam, Kristen, Yahudi, serta Armenia, yang kesemuanya memiliki pusat peribadatan di sini. Bagi orang Kristen, di sini ada gereja tempat kebangkitan Yesus. Di sini juga ada Mesjid Al-Aqsa, tempat yang sangat suci untuk umat Islam. Di kota ini juga ada tempat suci orang Yahudi yang bernama Tembok Ratapan. Dan terakhir, di Yerusalem juga terdapat wilayah untuk orang Armenia. Mereka sebenarnya adalah orang Kristen tapi memisahkan diri karena beranggapan sebagai orang yang pertama kali menduduki wilayah itu selama berabad-abad. Sehingga kota ini terkenal sebagai the city of three faith.

Masih ingat dengan event Wukuf Live Cordova beberapa hari lalu (?), agenda tahunan yang sejak tiga tahun digagas sebagai media interaktif ini, menggagas jalinan cinta antara Indonesia dan Arafah. Sekaligus sebagai media ‘transfer’ doa antara keluarga di Tanah Air dengan smartHAJJ di Arafah. Menatap dan menyaksikan bagaimana sesungguhnya mereka berwukuf, sembari berharap dimensi kesuciannya menyelinap diantara jutaan doa yang terpanjat. Merasa diri berada dihamparan padang nan luas, bersama mengetuk langit berharap keberkahan menyelimuti dua tempat sekaligus pada waktu yang tepat. Yah, betapa indah nuansa wukuf di Padang Arafah, partikel suci-nya menyentuh aura manusia yang terbentang puluhan ribu mil. Terbang bersama jutaan doa bagi Bangsa tercinta. Setiap mata yang bersaksi, pasti meyakinkan, betapa wukuf menjadi sebuah momentum tuk menyatukan harmoni pada mahligai yang hakiki. Melekatkan rasa pada jiwa manusia tuk bersama ‘istighasah’ di dua ranah yang berbeda. Demikianlah ketika Indonesia ber-wukuf.

Kurban dalam istilah fikih adalah Udhiyyah, yang artinya hewan yang disembelih waktu dhuha, yakni waktu saat matahari naik. Secara terminologi fikih, udhiyyah adalah hewan sembelihan yang terdiri onta, sapi, kambing pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kata kurban artinya mendekatkan diri kepada Allah, maka terkadang kata itu juga digunakan untuk menyebut udhiyyah. Mempersembahkan persembahan kepada tuhan-tuhan adalah keyakinan yang dikenal manusia sejak lama. Dalam kisah Habil dan Qabil yang disitir dalam al-Qur’an. Disebutkan Imam Al-Qurtubi meriwayatkan bahwa saudara kembar perempuan Qabil yang lahir bersamanya bernama Iqlimiya sangat cantik, sedangkan saudara kembar perempuan Habil bernama Layudza tidak begitu cantik. Dalam ajaran nabi Adam dianjurkan menikahkan secara bersilang. Saudara kembar perempuan Qabil harus menikah dengan Habil, sedang saudara perempuan Habil menikah dengan Qabil.

“Ketika Bumi diguncang gempa, dan keluarlah beban (energi) dari perut bumi, dan manusia berteriak ‘Ada apa?!” (QS. Al-Zalzalah 1-3).

Kering sudah airmata yang menimpa bangsa ini, alam secara estafet ‘menyapa’ lingkaran hidup kita. Terus dan terus tanpa celah tuk menghindari ‘sapaannya’. Ada yang berpendapat bahwa gempa bumi dan bencana alam lainnya merupakan peristiwa alam yang tiada campur tangan Allah sedikit pun. Keterlibatan Allah, -menurut mereka- telah selesai dengan selesainya penciptaan alam. Ada juga yang memahaminya sebagai kehendak Allah semata, tidak ada keterlibatan siapa pun, seolah tiada sistem yang ditetapkan Allah bagi tata kerja alam ini. Namun ada juga yang memahami setiap bencana alam ini adalah peristiwa alam, namun ada keterlibatan Allah dalam memberi Rahmat dan Pemeliharaan-Nya. Memang, gempa –sesungguhnya- tidak terjadi begitu saja, Allah SWT tidak sewenang-wenang memerintahkan bumi berguncang, laut menerjang sehingga terjadi bencana. Karena sebelumnya ada hukum-hukum yang ditetapkan-Nya menyangkut sistem kerja alam raya. Inilah hukum-hukum alam.