Entah sampai kapan nyawa di negeri para Nabi, Palestina itu akan bernilai. Harganya teramat murah dibanding sepasang sepatu para pemuka Arab yang tak terusik dengan gejolak yang terjadi. Tangisan para ibu yang bayinya gugur dihantam roket, hanyalah sebuah drama klasik, -yang menurutnya- akan terus berulang, dan berharap mereka yang gugur masuk ke dalam surga-Nya. Jeritan anak-anak ketika di bom-bardir oleh persenjataan canggih Israel, tak mampu menggerakkan rasa untuk berbuat ditengah kuasa minyak yang berlimpah.

Awal hingga pertengahan Ramadhan tahun ini, kembali –kita- masih sulit percaya dengan fakta yang terjadi, terbayang ketika pijar api itu menggulung rumah yang bertahun-tahun mereka pertahankan. Dengan keringat, bangunan batu-bata itu tersusun, kini tinggalah ponggahan dan puing yang mengenaskan. Mereka memasang sebuah rumah dalam lekuk aliran darah di mana kepergian adalah juga kepulangan. Di sana, berlapis-lapis musim senantiasa menemuinya dalam hujan.

25 % Discount For smartUMRAH

Alhamdulillah Pemilu Lagi

Adalah ungkapan rasa syukur atas datangnya kembali agenda Pemilu yang hanya terjadi 5 tahun sekali. Sebuah moment di mana kita secara langsung bertindak untuk negara tercinta. Turut andil dalam upaya menentukan masa depan bangsa Indonesia.

Mengapa Pemilu patut disyukuri?

Mari sejenak berandai. Suatu hari menjelang bulan Ramadhan malaikat Izrail mendatangi kita tuk menyampaikan kabar bahwa di awal hari Raya Iedul Fitri nanti, ia akan datang untuk mencabut nyawa kita, kira-kira apa dampak yang akan timbul pada diri kita (?) –rasanya- Kita akan memanfaatkan sisa usia yang ada untuk melakukan segala hal yang produktif. Kita akan mengawali Ramadhan dengan selalu tersungkur sujud kepada-NYA, menangisi segala khilaf dan dosa yang telah dikerjakan.

Semua kita sepakat bahwa kematian akan menghampiri setiap jiwa yang bernafas. Tetapi tidak semua diantara kita ‘mengenal’ bagaimana panggilan itu tiba pada antrian yang jatuh terhadap kita. Dalam Islam, ada beberapa jenis panggilan yang –hakikatnya- langsung dari Rabbul Izzati. Beberapa diantaranya adalah panggilan adzan untuk menunaikan sholat 5 waktu, panggilan berhaji dan panggilan terakhir, yakni panggilan kematian.

Adzan di Masjid Agung Skotlandia

Masjid Agung Skotlandia mendapatkan lampu hijau dari Dewan Kota Glasgow untuk menyiarkan dua menit panggilan azan setiap hari selama umat Muslim menjalankan ibadah puasa dibulan Ramadhan. Masjid di Gorbals, wilayah dengan populasi Muslim yang signifikan di Skotlandia menyambut gembira hal ini mengingat pada puasa tahun ini juga diadakan Pesta Olahraga Persemakmuran (Commonwealth Games) yang merupakan ajang olahraga multinasional di Skotlandia.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir Bulan Suci Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah SAW. Beliau berdiri shalat, mereka juga shalat, beliau menengadahkan tangannya untuk berdoa dan para sahabat pun juga serempak mengamininya. Saat itu langit mendung tak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut, malam itu adalah malam ke-27 dari bulan suci Ramadhan. Di saat Rasulullah SAW dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan.

Sungguh bukan lagi menjadi rahasia umum, ketika sesuatu yang ‘berdenyut’ tiba-tiba berhenti, maka kondisinya akan rusak. Bukan hanya jasad yang ditinggal pergi ruh, yang secara alami akan membusuk, semua yang ada dalam kehidupan ‘bernyawa’pun, ketika ‘mendiam’, apatis, dan tak bergerak, maka ia akan hancur dan membusuk. Para ulama menganalogikan hal tersebut dengan air yang mengalir.

Mungkin kalimat diatas adalah slogan sebuah iklan. Tapi nyatanya itulah pilihan kalau kita mau meraih surga atau mau ke neraka. Kok ?

Ada sebuah anekdot yang menceritakan, ada seorang penjahat kelas teri yang sukanya mencopet, menjambret, dan melakukan kejahatan-kejahatan ‘kacangan’ lainnya, pada suatu ketika saat sedang menjalankan aksinya kepergok oleh Polisi, dan di ‘dor’ kakinya hingga terluka dan jatuh pingsan.