Cordova, Move or Decay

Sungguh bukan lagi menjadi rahasia umum, ketika sesuatu yang ‘berdenyut’ tiba-tiba berhenti, maka kondisinya akan rusak. Bukan hanya jasad yang ditinggal pergi ruh, yang secara alami akan membusuk, semua yang ada dalam kehidupan ‘bernyawa’pun, ketika ‘mendiam’, apatis, dan tak bergerak, maka ia akan hancur dan membusuk. Para ulama menganalogikan hal tersebut dengan air yang mengalir. Air akan selalu bersih dan mensucikan jika air itu mengalir, tetapi jika menggenang, diam dan tak bergerak, maka air itu akan mudah untuk membusuk. Bau dan penuh akan penyakit. Semua sama, ketika sesuatu tak ‘digerakkan’ hal itu akan teramat mudah rusak.

Manusia makhluk hidup yang pasti harus bergerak, manusia makhluk berpikir, akan tetapi jika pikiran itu tak bergerak, maka dengan mudah menimbulkan genangan kotor yang terkungkung oleh menipisnya daya pikir. Tak berlatih berpikir, artinya mendiamkan dengan sengaja penyakit bersarang dalam pikiran manusia. Sehingga result dari manusia itu hanyalah emosional tanpa pikir. Sangat berbahaya bagi peradaban manusia yang sunah-nya mengalami pergerakan dan perubahan.

Berpikir perubahan adalah hal yang bisa menghentikan ‘kiamat’ dalam kehidupan manusia. Ia masih bisa bernafas dengan lega ketika pikirnya masih bisa bekerja. Bahkan jika mampu meloncat dan meledak, maka buah pikir itu akan bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Bergerak adalah instrumen untuk hidup yang lebih baik, bergerak adalah salahsatu cara dalam mempertahankan kewibawaan hidup, bergerak pun mampu mensejahterakan manusia dalam segala aspek.

Cordova harus terus bergerak, -bahkan- kelak menjadi dirigen pergerakan dalam melakukan pelayanan para tamu suci yang terus membutuhkan inovasi pelayanan. Hal ini menjadi sebuah keniscayaan, meski Tanah suci-nya sama, namun denah dan nuansa disana terus mengalami perubahan. Dari hari ke hari perubahan terus bergulir, jika pembenahan dan pelayanan hanya stuck atau standar melayaninya, maka ia akan tergerus oleh keadaannya sendiri.

Karenanya, jangan pernah heran jika Anda melihat Cordova selalu berbeda dengan ‘mainstream’ pelayanan haji pada umumnya, karena kami ingin melayani para tamu nan suci dengan sentuhan yang berbeda, elegant, kekinian dan penuh keunikan, -tentunya- tanpa melepaskan aturan syar’i dalam pelaksanaan haji maupun Umrah.

Related Post

Malaikat Penolong

Malaikat Penolong

“Allahu Akbar! Tolong ya Allah, ya Rabb” Teriakku berusaha berdiri dari lautan manusia berihram putih…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *