Ramadhan akan segera datang. Dan segalanya pasti akan sangat dipersiapkan dengan penuh semangat kecintaan terhadap bulan yang penuh kemuliaan ini. Berbagi semangat dalam menyambut datangnya bulan ini, Cordova membagikan wallpaper jadwal imsakiyah beberapa kota besar Indonesia yang akan menemani di manapun anda berada. Kami sediakan beberapa macam ukuran yang dapat Anda sesuaikan dengan resolusi monitor yang digunakan. Silakan klik pada ukuran resolusi yang Anda inginkan untuk menampilkan file wallpaper. Lalu klik kanan dan pilih menu ‘save image’ untuk mengunduhnya.

JAKARTA:
2560 x 1440, 1600 x 1200, 1600 x 900, 1400 x 1050, 1280 x 960, 1024 x 768

BANDUNG:
2560 x 1440, 1600 x 1200, 1600 x 900, 1400 x 1050, 1280 x 960, 1024 x 768

SEMARANG:
2560 x 1440, 1600 x 1200, 1600 x 900, 1400 x 1050, 1280 x 960, 1024 x 768

YOGYAKARTA:
2560 x 1440, 1600 x 1200, 1600 x 900, 1400 x 1050, 1280 x 960, 1024 x 768

SURABAYA:
2560 x 1440, 1600 x 1200, 1600 x 900, 1400 x 1050, 1280 x 960, 1024 x 768

Ramadhan kian dekat. Semoga Allah memberi kesempatan usia kita untuk sampai kepadanya. Alhamdulillah, setiap kali bulan suci datang, gairah keimanan umat Islam umumnya mengalami kenaikan. Masjid ramai didatangi. Perlengkapan ibadah laris terjual. Toko buku kebanjiran pengunjung. Banyak diantara Umat Islam mendadak jadi kutu buku. Sebuah gejala positif yang semestinya terjadi sepanjang tahun. Perintah Allah SWT kepada kita untuk menimba ilmu sedemikian jelasnya melalui firman-Nya, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq :1-5). Banyak diantara kita telah berkali kali mendengar atau membacanya dalam shalat, ceramah, atau berbagai tulisan. Namun pada kenyataannya minat baca kita masih tertinggal jauh dibanding masyarakat di negara-negara maju. Kiranya perlu gerakan yang dahsyat untuk mengejar keterbelakangan itu. Salah satunya dengan memanfaatkan momen Ramadhan untuk meningkatkan iman, ilmu dan keshalehan sosial. Keterbelakangan kita dalam minat baca sebenarnya lebih tepat disebut kemunduran. Karena pada era sahabat, para salafus shaleh dan zaman keemasan kita di Cordova dan Baghdad, umat Islam sedemikian gandrungnya dengan ilmu pengetahuan.

Dalam buku Gila Baca ala Ulama karya Ali bin Muhammad Al-Imran (terbitan Pustaka Arafah), Ibnul Qayyim Al Jauziah menuturkan, seorang alim, Abul Barakat yang saking mesranya dengan buku, ia memintakan dibacakan buku dengan bacaan yang keras agar dia bisa mendengar apabila ia hendak masuk toilet untuk buang hajat. Ibnul Qayyim Al Jauziah sendiri telah membaca lebih dari 200.000 jilid buku semasa hidupnya. Gurunya, Ibnu Taimiyyah bersikukuh untuk tetap membaca buku meski sedang sakit. Bahkan membaca buku dianggap sebagai penawar sakitnya. Beliau tidak pernah berhenti mengkaji dan menyusun kitab sepanjang hidupnya.

Di era informasi, tidaklah istimewa bila orang bepergian membawa buku untuk dibaca selama perjalanan. Dengan format digital, buku yang beribu-ribu lembar cukup dikemas dalam sebuah tablet pc. Bayangkan di zaman para ulama terdahulu, dimana seorang ulama membawa serta buku-bukunya hingga satu tenda. Ada juga yang memanggul sendiri buku-bukunya setiap kali safar.

Minat baca kita bisa diukur salah satunya dengan seberapa besar uang yang kita habiskan untuk belanja buku. Abul Alla’ Al Hamadzani sampai harus menjual rumahnya untuk memenuhi hasrat memburu buku. Rumah senilai 500 dinar bila dikonversikan di masa kini sekitar Rp 726 juta lebih. Wajarlah bila ia bermimpi masuk surga bersama bukunya. Bagaimana dengan kita (?)

Sebagaimana seorang pemain bola yang saking terobsesinya dengan bola, sampai tidurpun dengan bola, Hasan Al lu’luani tak pernah menghabiskan waktu tidurnya tanpa sebuah buku yang tergeletak di atas dadanya. Kegemaran terhadap buku-buku terus berlanjut hingga masa kejayaan Islam di Baghdad dimana perpustakaannya menampung 400 hingga 500 ribu jilid buku. Dunia menangis saat perpustakaan tersebut dihancurkan oleh tentara Mongol. Buku-bukunya di bakar dan dibuang ke Sungai Tigris. Kemudian di era berikutnya, penghapusan bahasa arab di beberapa negara muslim, membuat umat Ini semakin jauh dari ketinggian peradaban nenek moyang mereka dan Islam tentunya. Justru negara-negara barat yang bukan dimotivasi oleh cahaya Tauhid, kian melesat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penyebaran buku-bukunya.

Jadi kapan kita merubah dunia (?) Rubah dulu diri dan keluarga kita dan mulailah kampanyekan gerakan baca buku dengan segenap kemampuan yang kita miliki. Momen Ramadhan ini adalah kesempatan emas kita.

Tema yang aneh. Itulah –mungkin- awal pikiran Anda membaca tema ini. Yah, terinspirasi dari film bollywood ‘My Name is Khan’, tema ini muncul seketika. Kendati substansi didalamnya tidak se-hero Khan yang melibatkan masalah percintaan diantara agama dan perseteruan Pakistan dengan India. Tetapi artikel ini justru mengupas pergulatan ‘pengaruh’ yang akan membawa cerita tentang semua aktifitas hidup, termasuk cinta. Jika kita masuk pada ranah kepemimpinan, maka setiap orang adalah pemimpin. Dan inti dari kepemimpinan adalah pengaruh. Seberapa besar pengaruh itu bisa menggerakkan manusia lain, maka sebesar itu pula kepiawaian ia dalam ber-leadership. Seperti halnya Rasulullah SAW. bagaimana beliau memberikan ‘influence’ positif terhadap kondisi Jahiliyah yang nyata-nyata bertolak belakang dengan akhlak dan kepribadiannya. Bukan hanya memberikan pengaruh terhadap dirinya sendiri, bahkan Rasulullah SAW mampu memberikan positive influence pada umat manusia hingga detik ini. Banyak faktor bagaimana orang dapat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang. Baik itu pengaruh positif maupun negatif. Namun hal yang paling dominan dalam memberikan influence adalah sebuah tindakan. “Tindakan Anda memiliki kekuatan yang lebih dahsyat untuk mempengaruhi orang lain daripada perkataan Anda,” begitu kata Oliver Goldsmith, seorang motivator dunia.

Melalui Kehendak-Nya, Allah SWT memberikan kemampuan pada sosok-sosok manusia yang dapat memberikan pengaruh dalam kehidupan dunia. Terlepas dari pengaruh positif maupun negatif. Sosok itu akan menjadikan kekuatan yang bisa menciptakan sesuatu di luar nalar manusia pada umumnya. Jika Soekarno memiliki kemampuan retorika untuk mempengaruhi jutaan manusia dalam pidatonya, maka lain lagi dengan sosok seniman semisal Iwan Fals, yang mampu menggerakkan ribuan massa untuk menyerap sosial kritik dalam senandungnya. Orang yang terpengaruh pada ‘sesuatu’ itu, secara spontan akan muncul dalam itikad jiwanya untuk selalu mendengar dan mengikuti setiap kata dan prilaku manusia ‘lebih’ itu.

Mafhum mukhalafah (pemahaman terbaliknya) ketika pengaruh negatif itu dihembuskan oleh Iblis. Ia akan menjadikan pengaruh sesatnya itu menjadi senjata pamungkas untuk menyukseskan setiap manusia pada tujuan dan hajatnya. Ia jalankan pengaruhnya dengan all out untuk terus merubah paradigma manusia dalam memandang sebuah kebenaran menjadi sesuatu yang bertentangan dengan hakikat kebenaran itu sendiri. Hal itulah (all out) yang membuat Iblis sang durjana selalu sukses dalam mempengaruhi manusia untuk selalu menjadi pengingutnya.

Pengaruh bisa kita temukan dimana saja. Film, musik, selebritis, ulama, cendikiawan, orator, politikus, bahkan seorang koruptor saja bisa dengan sangat mempengaruhi seseorang. Ia masuk dan menyerap pada darah dan sukma. Menyelinap pada aktivitas otak untuk beraksi sesuai arahannya. Pengaruh bisa diciptakan dari nilai kecintaan pada objek yang dihadapinya. Semakin kita mencintai sesuatu yang positif maka pengaruh dari yang ia hadapinya akan begitu besar masuk dalam dirinya. Begitu sebaliknya. Betapa dahsyatnya dunia ini, ketika masing-masing manusia bisa memberikan positive influence kepada manusia lainnya, tentu pengaruh ke-positifan yang dapat dirasakan manfaatnya secara universal. So, everybody can say ‘My Name is Influence’ dan tentunya dengan Positive Influence.

Sempatkah kita berpikir atau sedikit berhayal, apa yang umat Islam lakukan di Dunia saat Ramadhan tiba (?) Pastinya kita akan banyak menemukan keunikan, keragaman dan keanehan. Rasanya kita setuju bahwa planet bumi yang kita pijaki ini memiliki satu bulan, tapi fakta bulan yang menempatkan pada waktu Ramadhan itu memiliki jutaan keragaman aktivitas dengan tujuan yang satu, puasa dan peningkatan spritual yang seragam di bulan itu. Untuk mengetahui aktivitas apa saja yang akan dilakukan muslim di Dunia pada Ramadhan, marilah kita simak fakta dari budaya, kebiasaan, candaan, atau hal-hal lainnya tentang Ramadhan yang dikumpulkan oleh team dan perwakilan Cordova di belahan bumi.

Amerika
1. Puasa tahun ini sampe 15 jam
2. Ramadhan tepat di puncak Summer
3. Tidak terdengar suara adzan, tidak ada kentungan atau imsak
4. Buka puasa dengan hotdog, or burger
5. Suasananya seperti bulan biasa
6. Masjid Nurul Mustafa, di pinggir kota Johnston County, North Carolina, selalu marak saat ramadhan dengan lampu-lampu hias.

Australia
7. Jangan telat sholat Tarawih di Masjid Lakemba, coz parkir mobilnya Selalu penuh.
8. Belanja Persiapan Buka Puasa di Toko Asia di Perth
9. Masjid Gold Coast selalu ramai jemaah saat waktu buka puasa
10. Selalu ditemukan remaja muslim yang menggenakan busana muslimah di Mall-mall
11. Houssam Dannaoui dari Medina Halal Meats bekerja dua kali lebih keras selama 30 hari Ramadhan
12. 30 Masjid di Melbourne dan sejumlah ruangan yang biasa dipakai shalat berjemaah selalu hangat dan ramai, seperti di Flemington dan Roxburgh Park
13. Steak dan kurma menjadi Menu favorit buka puasa di Australia
14. Muslim Australia ingin lebih banyak membaca atau memastikan bahwa mereka memiliki pakaian bagus untuk pergi ke masjid, karena tidak semua orang memakai jilbab sepanjang tahun.
15. Rumah makan menjadi pusat iftar (buka puasa) dan berjalan di seluruh kota
16. Wakil Presiden ICV (Islamic Centre Victoria) mengatakan kalau seluruh keluarganya berprilaku lebih baik selama bulan Ramadhan.
17. Di Canberra tidak ada perbedaan awal puasa.

Rusia
18. Puasa di Negeri Beruang putih tahun ini selama 17 jam
19. Buka puasa di masjid Yarjam, sebelah utara Moskow sangat menyenangkan. Umat Islam berkumpul hampir disetiap waktu sholat. Terlebih saat waktu buka puasa
20. Di masjid Yarjam terdapat Al-Quran terjemahan bahasa Indonesia.
21. Hampir di setiap masjid terdapat bazaar-bazaar dadakan setiap Ramadhan tiba. Mereka menjual buku-buku islami, souvenir, minyak wangi dan kopiah.
22. Di Rusia kini terdapat 8000 masjid, dan 20 juta muslim. Dua juta diantaranya berada di Moscow. Sehingga pada Ramadan, kota ini sangat semarak dengan nuansa Islami

Antartica
23. Aplikasi pengingat waktu sholat jadi andalan, begitu pun waktu berbuka maupun sahur.
24. Buka puasa dengan kopi atau teh hangat. Jika ada, bandrek atau bajigur menjadi minuman favorit.

Kanada
25. Komunitas muslim yang terbanyak di Toronto
26. Waktu puasa 14 jam, dari pukul 05.00 – 21.00
27. Menu khas buka puasa Kebab
28. Menjelang Iedul Fitri selalu ada Canada Exhibition, tempatnya di Rogger Centre. Selalu juga dikunjungi oleh pejabat teras.

Inggris
29. Mahasiswa muslim di University of Glasgow dapat menikmati buka puasa nasi kari ala Pakistan dan kurma di Masjid dan Islamic Center Kampus.
30. Organisasi-organisasi muslim di Inggris kerap mengadakan acara diskusi keislaman setiap Ramadhan tiba di setiap masjid.

Turki
31. Hidangan buka puasa di Turki menjadi sesuatu yang sangat menarik, karena hampir semua restoran yang ada menawarkan menu khusus yang sama.
32. Menu yang sering dihidangkan saat berbuka puasa adalah ‘Iftariye’ atau appetizer Plater. Terdiri dari kurma, zaitun, keju, pastirma, sujuk, roti pide dan juga berbagai kue-kue yang disebut “borek”.
33. Menu yang biasa disantap saat sahur adalah Makarna (makaroni) atau pilav (nasi Turki) dan yang spesial adalah Hosaf (komposto), semacam manisan buah-buahan.
34. Semarak Ramadhan di Turki mirip dengan di Indonesia, karena mayoritas penduduk Turki adalah muslim, maka hampir di setiap jalan dan masjid-masjid di Turki terang dengan lampu-lampu khas Ramadhan di Timur Tengah.
35. Di area Blue Mosque menjadi tempat favorit untuk menunggu waktu berbuka puasa
36. Buka puasa gratis di tenda iftar Blue Mosque
37. Setiap Kadir Night “Malam Lailatul Kadar” di masjid-masjid besar selalu di perlihatkan janggut Rasulullah SAW.
38. Televisi-televisi di Turki menayangkan aneka acara untuk menemani masyarakat santap sahur.
39. Masyarakat Turki lebih memilih minum teh saat berbuka maupun sahur.
40. Hiburan malam masih beroperasi

Kosovo
41. Ramadhan di negara ini akan menjadi sangat sibuk bagi para cendikiawan muslim, sebabnya mereka harus berdakwah ke semua pelosok negeri untuk mengisi dan meramaikan masjid-masjid.
42. Setiap tahunnya, di bulan Ramadhan, para cendikiawan dan para dermawan mengumpulkan dan mendistribusikan sekitar 20 ton daging untuk kaum duafa, rumah-rumah sakit, lembaga untuk orang-orang cacat dan kantin mahasiswa Pristhina.
43. Nuasa Ramadan begitu terasa di Kosovo di mana banyak toko-toko yang sudah menjual makanan khas tradisional, kurma dan bermacam-macam permen.

Jepang
44. Dorayaki jadi menu khas berbuka puasa
45. Masjid Jami Yoyogi, salahsatu masjid di sebelah Selatan Tokyo menjadi tempat menarik menanti waktu berbuka puasa (ngabuburit).
46. Setiap Ramadhan selalu ada agenda KMII (Komunitas Muslim Islam Indonesia) yang dihadiri bukan hanya WNI, tetapi muslim pribumi juga muslim dari negara lainnya. Acara rutin per-minggu itu selalu diadakan di masjid sambil buka bersama.
47. Sedikit sulit mencari masjid untuk shalat tarawih

Pakistan
48. Tidak ada berbuka puasa di Pakistan tanpa Samosa, warung Samosa yang bertebaran di Bulan Puasa menawarkan versi pedas dan manis. Samosa semacam roti yang dicampuri kacang dan daging.
49. Pakora plus saus hijau jadi cemilan saat sahur
50. Toko-toko di siang kebanyakannya tutup. Dan mulai buka setelah sholat Ashar hingga tengah malam
51. Hampir seluruh masjid baik di Islamabad maupun di kota-kota besar lainnya seperti Peshawar, Lahore, Multan, Karachi, menyediakan iftar jama’i (buka bersama) dengan menu andalan Chawal Briyani (Nasi Briyani ). Untuk ta’jil (hidangan pembuka) penduduk Pakistan selalu menghidangkan makanan tradisional ala sub-kontinen Pakoura dan Samosa
52. Menjelang akhir Ramadhan, seluruh masjid menyelenggarakan Sabina (mengkhatamkan al-Qur’an ) yang dibaca dalam sholat tarawih selama tiga hari menjelang akhir Ramadhan.

India
53. Adzan Maghrib hanya dikumandangkan di masjid dan daerah-daerah yang populasi umat Islamnya besar, seperti Hyderabad, Mumbai, New Delhi dan Kashmir
54. Waktu sahur pukul 05.15, dan waktu Maghrib pukul 18.30. Hampir sama dengan Indonesia.
55. Berpenduduk sekitar 1,1 Miliar (Jumlah penduduk terbesar kedua setelah Cina), dengan penduduk Muslim sekitar 156 Juta. Namun nuansa Ramadhan masih terasa hangat.
56. KBRI New Delhi dan KJRI Mumbai kerap melaksanakan sekaligus menjadi pusat rangkaian acara kegiatan selama Ramadhan.
57. Di Ikhla dan Jama Masjid, Delhi. Sepanjang Ramadhan menjadi tempat berkumpul bagi para mahasiswa dan masyarakat Indonesia. Karena kemudahan dalam memperoleh makanan khas ramadhan.

Jordan
58. Mansaf adalah hidangan khas Jordan. Terdiri dari daging domba yang dibumbui dengan rempah-rempah. Selalu tersedia untuk menu buka puasa.
59. Qantayyif adalah pancake lezat rasa kayu manis diisi dengan kenari dan gula. Selalu ada untuk ta’jil puasa.
60. Masjid Universitas Yarmouk selalu ramai dan padat saat tarawih dan itikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan
61. Mahasiswa Indonesia atau Warga Asing sering menjadi ‘selebritis dadakan’, karena sering diundang pada acara buka puasa di stasiun TV atau Radio. Juga orang Arab yang berebutan ingin mengundang buka puasa di rumahnya.

Palestina
62. Lentera dan lampu-lampu menyala di sudut-sudut lorong di kota Gaza
63. Tahun ini, sebagian rakyat gaza mengatakan bulan puasa akan berlangsung sulit. Selain cuaca sangat panas, di Gaza sering terjadi pemadaman listrik. Itu akibat bahan bakar yang minim di wilayahnya.
64. Suhu sangat tinggi, tidak ada kipas angin, tidak ada pendingin ruangan, dan tidak bisa menyimpan makanan di kulkas, karena tidak ada listrik.
65. Tahun ini warga Gaza kembali menikmati produk kemasan, seperti minuman kaleng, jus, selai dan manisan. Sebelumnya produk-produk itu tidak bisa masuk Gaza, karena diblokade tentara Israel.
66. Di kota tua Yerusalem, warga memadati gerbang Damaskus, pintu masuk ke pusat muslim. Mereka belanja beragam makanan yang menjadi santapan khas berbuka puasa
67. Di Masjid Al-Aqso umat Islam penuh dan padat sepanjang hari selama bulan Puasa.

Egypt
68. Fenomena ‘Maidah Rahman’ (hidangan kasihsayang), buka puasa gratis (ta’jil dan makan) di setiap Masjid dan tenda-tenda yang tersedia.
69. Polisi lalu lintas tanpa sungkan memegang mushaf Al-Quran dan membaca-nya di sela tugas di jalanan ibukota.
70. Penumpang bus berdesakkan sembari membaca Al-Quran dengan mushaf ditangannya.
71. Maraknya lampu dan lentera vinus bertuliskan ‘Ramadan Kareem’
72. Menjelang waktu Maghrib (buka puasa) jalanan kosong. Semua orang berhenti untuk berbuka puasa

Arab Saudi
73. Jumlah jemaah yang berada di Masjidil Haram dan kawasannya, lebih banyak saat Ramadhan ketimbang waktu musim haji. Karena saat haji, jemaah tidak berkumpul hanya di Makkah (Masjidil Haram). Berbeda dengan bulan puasa, mayoritas jemaah berada di Masjidil Haram.
74. Saat waktu buka puasa lebih dari 12.000 meter taplak meja dibentangkan setiap hari di areal Masjid. Petugas menyediakan makanan berbuka di Masjidil Haram, Kerajaan Saudi dan para dermawan mengeluarkan dana setiap hari mencapai sekitar setengah juta riyal Arab Saudi (sekitar 134.000 dolar AS) atau setara Rp 1,2 miliar.
75. Jumlah kurma yang dikonsumsi setiap hari oleh orang yang berbuka puasa di Masjidil Haram diperkirakan berjumlah lebih dari 5 juta buah. Artinya, dengan 1,2 juta orang Muslim yang mengerjakan shalat di Masjidil Haram, jumlah itu berarti sama dengan tiga kurma untuk setiap orang.
76. Penduduk asli berebutan mengajak WNA untuk berbuka puasa
77. Tarawih satu malam satu juz, sehingga selama Bulan Ramadhan khatam Al-Qur’an
78. Pahala umrah, puasa, ibadah lainnya di Masjidil Haram semakin berlipat
79. Setelah sholat Tarawih di Masjidil Haram, malamnya ada shalat Qiyamul Lail berjemaah
80. Harga-harga hotel melambung tinggi, tentunya berbeda dengan di Indonesia yang mengadakan promo saat bulan puasa.
81. Pengemis marak disepanjang jalur menuju Masjid
82. Ta’jil dengan kurma, gahwah (kopi khas Arab) dan air Zam-Zam
83. Syeikh Sudais (Imam Masjidil Haram) selalu memberikan infak, shadaqah dan zakat kepada ribuan mahasiswa di Timur Tengah
84. Harga-harga makanan dan bahan pokok kebutuhan rumahtangga stabil, bahkan tidak jarang memberikan diskon-diskon besar
85. Pertokoan dan dunia kerja lainnya, umumnya dimulai menjelang buka hingga waktu sahur.

Indonesia
86. Tetap semangat kejar setoran
87. Tiket KA ‘ludes’ 40 hari sebelum lebaran
88. Mudik menjadi budaya di akhir Ramadhan
89. Macet menjadi fenomena di setiap mudik dan arus balik
90. Kolak dan es buah menu favorit buka puasa
91. Pengemis marak di setiap traffic light dan masjid-masjid besar
92. Pesantren kilat menjamur
93. Masjid-masjid penuh di awal hingga pertengahan Ramadhan
94. Semangat ngaji dan tarawih
95. Meski dilarang, petasan menjadi suara khas di bulan Ramadhan
96. Siaran TV dan selebritis negeri menjadi sangat Islami
97. Harga Sembako naik tinggi setiap akhir Ramadhan
98. Ketupat menjadi makanan khas lebaran
99. Ucapan selamat hari raya yang ramai di sms mobile

Tentunya masih banyak aktivitas dan fenomena berpuasa di belahan bumi lainnya. Jika memiliki data, info ataupun pengalaman puasa di negeri orang. Bisa komunikasikan dengan kami.

Ramadhan adalah sebuah bulan yang sangat erat dengan telinga setiap muslim, bahkan semenjak kecil kita telah dikenalkan dengan Ramadhan, kita semua tahu bahwa Ramadhan adalah bulan puasa, namun –rasanya- jarang kita mengerti apa arti Ramadhan dan makna yang terkandung dari kata “Ramadhan” itu sendiri. Ramadhan secara bahasa berarti: Membakar, amat panas. Penyebutan bulan Ramadhan -bulan ke-9 pada kalender Hijriah- sesuai dengan kondisi pada bulan tersebut.” yakni panas membara. Kita patut bangga menyaksikan semangat beribadah yang timbul saat bulan Ramadhan tiba, namun dalam kebanggaan itu, ada celah yang membuat kita bersedih. Karena jika ditelusuri, fenomena yang ada adalah seakan-akan masyarakat kita ‘menyembah’ Ramadhan, dan bukan menyembah Tuhannya Ramadhan, kalau memang kita menyembah Tuhannya Ramadhan, maka tentu nilai ramadhan selalu tampak dalam ke-sebelas bulan lainnya. Efek dan kestabilan nilai itulah yang sejatinya para sahabat selalu ingin setiap bulan itu bernilai Ramadhan. Whatever (karena kita berada di masyarakat majemuk ini) -paling tidak- kita masih bangga bahwa di bulan ini banyak yang menjadikan sebagai bulan tobat massal. Terlepas apa selanjutnya yang akan mereka lakukan setelah itu, karena tokh yang bisa merubah keteguhan hati itu hanya Allah SWT. Hanya pada saat Ramadhan itulah sebagai harapan besar untuk merubah segala tingkah di bulan-bulan lainnya.

Para ulama mengartikan ‘Ramadhan’ sebagai sebuah kata yang terbentuk dari lima huruf, dan setiap hurufnya memiliki makna tertentu yaitu : “Ra”: Rahmat (rahmat Allah), Mim: Maghfirah (ampunan Allah), Dhod: Dhommanun li al jannah (jaminan untuk menggapai surga), Alif: Amaanun min an nar (terhindar dari neraka) Nun: Nurullahi al Azizi al Hakim al Ghofuuri ar Rahiim (cahaya dari Allah SWT yang maha kuasa dan bijaksana, maha pengampun dan pengasih).

Saat kita telaah makna yang terkandung dalam kata ramadhan tersebut kita akan semakin meyakini bahwa datangnya bulan Ramadhan adalah membawa sebuah keberkahan dari Allah SWT untuk kita sebagai hamba-Nya. Hal ini sesuai sabda Nabi “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, pada bulan tersebut engkau diwajibkan berpuasa dan dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka dan syaithan-syaithan di belenggu, dalam bulan tersebut ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barang siapa yang tidak mampu mendapatkan kebaikan bulan Ramadhan tersebut maka haramlah baginya surga. (HR. Ahmad, an-Nasa’i dan Baihaqi).

Dari hadits di atas terdapat kaitan yang sangat erat dengan bulan Ramadhan itu sendiri, Rahmat dan Magfirah adalah dua sisi yang sangat erat bagaikan dua sisi pada uang logam yang tak terpisahkan, disaat Allah SWT menurunkan rahmat-Nya maka Maghfirah-Nya pun turun mengiringi, demikian juga sebaliknya. Ketika rahmat Allah SWT yang diiringi oleh maghfirah-Nya ini telah mengalir, maka jaminan mendapatkan surga dan terhindar dari neraka telah menanti.

Sejatinya menyambut Ramadhan tidak hanya ditampakkan dengan material saja, tetapi semua hati, raga dan apapun yang meliputinya bersatu menanti kehangatan Ramadhan. berseri dari hati, bersuka dari jiwa. Semuanya bersatu menyambut bulan suci-Nya. Ahlan wa Sahlan Yaa Sayyidus Suhur! We Love Ramadhan

Tahukah Anda bahwa seni memiliki kekuatan yang terbesar dalam mengubah semua pola pikir Anda (?) Bahkan dengan seni tingkat Tinggi, Allah menciptakan bumi ini untuk dinikmati semua makhluk yang juga tak luput dari bentuk seni yang menawan. Para ahli seni, sering dibilang seniman, dan saya meyakini, bahwa setiap manusia, termasuk saya dan Anda bisa dikategorikan sebagai seniman. Sebab kita bisa merasakan suatu keindahan dan merangkainya dalam bentuk sebuah karya di dalam kehidupan. Yang berbeda –tentunya- hanya kadar dari kepiawaian jiwa seninya itu sendiri. Sehingga melahirkan penamaan seniman asli atau aspal. Dalam beberapa waktu lalu, di smartBLOG ini, saya sempat menulis, bagaimana kekuatan seni dalam perkembangan Islam. Bahkan hampir 100 persen, Islam dapat dirasakan di seluruh dunia melalui seni. Baik seni arsitektur, ataupun seni dalam menerapkan strategi dakwah. Semuanya selalu berawal dari seni, mengkolaborasikan ide dan tindakan sekalipun tetap membutuhkan insting seni yang mendalam. Seni itu indah, keindahan dan sesuatu yang menjadikan orang yang merasanya menjadi indah. Dan naluri manusia itu sangat suka pada sesuatu yang indah dan mengindahkan. Seperti hal-nya Allah Ajja wa Zalla, Dzat yang indah dan mencintai orang yang indah.

Contoh sederhana seni yang membuat orang terhanyut adalah sebuah film Perancis, bertajuk Les Choristes. Meski kurang paham dalam bahasanya, tapi sangat jelas adegan setiap scene-nya menggambarkan suatu prilaku ‘seni’ yang teramat dahsyat. Film jadul ini, banyak menggunakan adegannya di sebuah asrama sekolah. Film ini secara tegas menggambarkan bahwa penegakkan disiplin tidak harus melalui hukuman fisik, jewer kuping, memukul meja, dan efek suara lainnya. Namun si guru cukup menggunakan strategi nyanyi –yang tentunya- kental dengan nuansa seni yang berkembang. Setelah menerapkan strategi itu, maka luluh lah ‘kebrutalan’ anak-anak sekolah dasar di sebuah asrama sekolah itu. Strategi itu pun diterima, maka terbentuklah paduan suara satu kelas yang awalnya dikenal sebagai ‘kelas brutal’ menjadi anak-anak yang patuh dan memiliki rasa satu dengan yang lainnya.

Bukan hanya itu, rasanya dalam berbisnis pun diperlukan insting seni yang memadai. Sehingga dalam melakukan suatu karya, kita bisa maksimal dalam mengolahnya. Terlebih jika ingin menciptakan karya-karya inovasi dalam segala aspek dan bidang bisnis. Jelas akan tampak bagaimana kekuatan seni yang terbangun dari karya-karya itu. Seperti halnya kita bisa membedakan mana inovator, mana follower. Disanalah letak perbedaan antara seni yang dijiwai dengan seni plagiat tokh.

Saya sedikit memahami, bahwa bisnis yang mapan adalah bisnis yang mampu mempelajari selak beluk serta turun naiknya volume bisnis. Jika boleh saya mengibaratkan seni bagai sebuah melodi. Dimana tempo yang dimainkan sangat dinamis sekali, terkadang kita harus memainkan tempo dengan sangat cepat, namun terkadang kita harus memperlambat tempo permainan. Jika kita merasakan tempo bisnis berjalan lambat, bagaimana seni kita untuk mempercepat permainan kita, sehingga kita dapat mengatur ritme dan alur sebuah bisnis. Ahh… khawatir menjadi sotoy yang berlebihan, intinya seni adalah kekuatan yang teramat dahsyat dalam semua aspek kehidupan kita. Orang yang ‘ber-seni’ selalu berhati nurani. Benarkah (?)

What is the meaning of “Power of Return (?)” Apakah return yang dimaksud adalah ‘return-nya’ proses re-inkarnasi (?) Atau ‘return’ dari tajuk sebuah film mandarin The Return of Condor Heroes (kembalinya pendekar rajawali). Tentunya bukan, karena dua ‘return’ itu tidak bisa mengalahkan kekuatan ‘return’ yang akan diuraikan singkat dalam artikel ini. Sebuah ‘return’ yang akan menghasilkan perjalanan abadi, suatu proses pengingat manusia yang akan ‘return’ selamanya, yah kekuatan pikir dalam merespon masa ‘return’ nya manusia menjadi sesuatu yang urgent dijadikan landasan pacu kehidupan seseorang. Ketika ‘return’ atau kembali paska kematian itu memiliki ruang untuk diingat dan dipikirkan sebelum tibanya maut, maka Rasulullah SAW menjamin bahwa orang tersebut adalah sosok yang sangat cerdas dalam menghadapi kehidupan. Rasul Bersabda “Orang yang cerdas adalah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian” (HR. Tirmidzi). Dengan prinsip ini, maka sadar akan waktu terakhir hidup dan kembali pada kehidupan selanjutnya menjadi bagian dari kecerdasan yang esensial dalam kehidupan. Sejarah Fir’aun, kaum Luth dan lain sebagainya, telah banyak mengajarkan kita tentang arti pentingnya sebuah proses –thinking– untuk ‘return‘ kelak.

Membahas tentang hidup setelah mati (mungkin) bagi sebagian orang memilih untuk bersikap apriori. Atau karena keseringan, mereka akan me‘reject’ secara halus, mereka tahu dan yakin akan masa ‘return’ itu, namun perlahan akan menguap dalam rutinitas kesehariannya. Padahal proses melihat, mengingat dan berpikir tentang kematian itu justru kekuatan dibalik tindakan kita dalam keseharian. Karena ‘return’ adalah keniscayaan. Seperti salah satu Firman Allah yang membahas masalah ini “Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan kepadamu apa yang telah kamu lakukan” (QS. Al-Jumuah :8 )

Kematian bukanlah akhir dari kehidupan. Tapi merupakan awal dari sebuah babak kehidupan baru, kematian ibarat stasiun atau terminal, tempat manusia berhenti sejenak untuk selanjutnya ‘return’ pada fase keabadian. Mayoritas kita (rasanya) sudah sangat tahu dan hapal tentang peristiwa ini. Namun, terkadang ada sikap ‘pen-cuek-an’ dalam mengingatnya. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk selalu mengingat kematian sama halnya dengan ingat dan memperjuangkan kehidupan.

Semua makhluk sadar, bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti, sesuatu yang tidak dapat di tawar. Namun tidak semua menyadari dan meyakini bahwa ia kan ‘kembali’ setelahnya. Karenanya, terdapat perbedaan yang mendasar antara orang yang mempersiapkan diri untuk masa ‘return’ kelak dengan orang yang sama-sekali -apatis- terhadap masa itu. Kekuatan ‘return’ terdapat pada sikap manusia yang menjadikan kehidupan dunia sebagai ladang dan tempat menabung. Karena di masa ‘return’ itulah kita akan memetik dan menuai. Ahh, saya rasa semua orang sudah tahu, namun semua orang pun membutuhkan reminder untuk menyegarkan ingatannya.

Baitul Maqdis

Baitul Maqdis merupakan kebanggaan dan kota suci umat Islam. Allah SWT Memberkahi tempat ini dan lingkungan sekelilingnya untuk seluruh alam sebagai negeri para Nabi sekaligus tempat turunnya malaikat suci. Keberadaan Baitul Maqdis senantiasa menyatu dengan sejarah dunia Islam. Di tempat inilah berdiri Masjid Al-Aqsha, kiblat pertama umat muslim dan masjid kedua yang didirikan di bumi setelah Masjidil Haram. Peristiwa Mi’raj Rasulullah SAW dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha hingga ke langit ke tujuh sekaligus menjadi bukti kesempurnaan Kuasa dan Kesucian-Nya. Dahulu orang mengenal kota ini dengan nama Al-Quds, namun sejak pertama kali Islam berkuasa dinamakan Baitul Maqdis. Kota ini terletak di Palestina, dan negeri-negeri di sekitarnya adalah negeri Syam, yakni Suriah, Yordania, Lebanon termasuk Palestina. Di negeri yang aman dan mulia ini, Allah SWT mengutus begitu banyak nabi dan rasul. Ke negeri ini pula Allah SWT menyelamatkan banyak nabi dan rasul dari azab pedih yang ditimpakan kepada kaumnya, termasuk kaum Nabi Luth As.

Beberapa bangunan dan benda bersejarah yang terdapat di dalamnya menjadikan tempat ini diakui umat lain. Sebut saja Al-Shakhra, batu tambatan Buraq dan tempat berpijaknya Rasulullah SAW ketika akan naik ke langit (Sidratul Muntaha), Masjid Kubah Batu (Dome of the Rock), masjid kuning yang dibangun oleh Khalifah Umar bin Khattab, serta peninggalan bangunan istana Nabi Sulaiman As. Ayat Al-Qur’an tentang Baitul Maqdis dan keberkahan negeri-negeri sekelilingnya terdapat pada Surat Al-Isra. “Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. 17 ayat 1).

Ashabul Kahfi

Gua Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi adalah kisah sejumlah pemuda yang beriman kepada Allah SWT. Bersama mereka, ikut pula seekor anjing. Tertidur dalam gua selama ratusan tahun, para pemuda Ashabul Kahfi pun selamat dari kekejaman Diqyanus, Raja Romawi pemuja berhala. Demi menyelamatkan akidahnya, para pemuda Kahfi meninggalkan negerinya. Dengan rahmat dan perlindungan Allah SWT mereka tertidur selama 309 tahun dalam gua. Tanpa mereka sadari, badan mereka dibolak-balikkan ke kanan dan ke kiri, serta telinga ditutup sampai tidak terbangun oleh suara apapun, sedangkan anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Ketika terbangun, wajah kota telah berubah dan uang perak mereka sudah tidak berlaku. Sehingga membuat mereka sadar bahwa mereka tertidur bukan sehari atau setengah hari, melainkan ratusan tahun.

Hingga kini jumlah mereka masih menjadi perdebatan. Ada yang mengatakan tiga orang dan yang ke-empatnya adalah anjingnya, ada juga yang mengatakan tujuh orang, dan yang ke-delapan adalah anjingnya. Sesungguhnya hanya Allah SWT yang mengetahui jumlah mereka secara pasti.

Kisah Ashabul Kahfi memberikan inspirasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam teori hibernasi, yaitu kondisi ketidakaktifan dan penurunan metabolisme pada tubuh, serupa dengan kondisi tidur. Para pemuda Kahfi yang tertidur selama ratusan tahun tetap bertahan hidup tanpa makan dan minum serta tidak mengalami kerusakan pada tulang dan otot. Padahal kerusakan dan hancurnya otot tidak terhindarkan pada orang-orang yang kelaparan sehingga dapat menyebabkan kematian. Kini teori hibernasi lebih dikembangkan bagi para astronot dan para penderita kerusakan sel tulang.