My Name is Influence

Tema yang aneh. Itulah –mungkin- awal pikiran Anda membaca tema ini. Yah, terinspirasi dari film bollywood ‘My Name is Khan’, tema ini muncul seketika. Kendati substansi didalamnya tidak se-hero Khan yang melibatkan masalah percintaan diantara agama dan perseteruan Pakistan dengan India. Tetapi artikel ini justru mengupas pergulatan ‘pengaruh’ yang akan membawa cerita tentang semua aktifitas hidup, termasuk cinta. Jika kita masuk pada ranah kepemimpinan, maka setiap orang adalah pemimpin. Dan inti dari kepemimpinan adalah pengaruh. Seberapa besar pengaruh itu bisa menggerakkan manusia lain, maka sebesar itu pula kepiawaian ia dalam ber-leadership. Seperti halnya Rasulullah SAW. bagaimana beliau memberikan ‘influence’ positif terhadap kondisi Jahiliyah yang nyata-nyata bertolak belakang dengan akhlak dan kepribadiannya. Bukan hanya memberikan pengaruh terhadap dirinya sendiri, bahkan Rasulullah SAW mampu memberikan positive influence pada umat manusia hingga detik ini. Banyak faktor bagaimana orang dapat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang. Baik itu pengaruh positif maupun negatif. Namun hal yang paling dominan dalam memberikan influence adalah sebuah tindakan. “Tindakan Anda memiliki kekuatan yang lebih dahsyat untuk mempengaruhi orang lain daripada perkataan Anda,” begitu kata Oliver Goldsmith, seorang motivator dunia.

Melalui Kehendak-Nya, Allah SWT memberikan kemampuan pada sosok-sosok manusia yang dapat memberikan pengaruh dalam kehidupan dunia. Terlepas dari pengaruh positif maupun negatif. Sosok itu akan menjadikan kekuatan yang bisa menciptakan sesuatu di luar nalar manusia pada umumnya. Jika Soekarno memiliki kemampuan retorika untuk mempengaruhi jutaan manusia dalam pidatonya, maka lain lagi dengan sosok seniman semisal Iwan Fals, yang mampu menggerakkan ribuan massa untuk menyerap sosial kritik dalam senandungnya. Orang yang terpengaruh pada ‘sesuatu’ itu, secara spontan akan muncul dalam itikad jiwanya untuk selalu mendengar dan mengikuti setiap kata dan prilaku manusia ‘lebih’ itu.

Mafhum mukhalafah (pemahaman terbaliknya) ketika pengaruh negatif itu dihembuskan oleh Iblis. Ia akan menjadikan pengaruh sesatnya itu menjadi senjata pamungkas untuk menyukseskan setiap manusia pada tujuan dan hajatnya. Ia jalankan pengaruhnya dengan all out untuk terus merubah paradigma manusia dalam memandang sebuah kebenaran menjadi sesuatu yang bertentangan dengan hakikat kebenaran itu sendiri. Hal itulah (all out) yang membuat Iblis sang durjana selalu sukses dalam mempengaruhi manusia untuk selalu menjadi pengingutnya.

Pengaruh bisa kita temukan dimana saja. Film, musik, selebritis, ulama, cendikiawan, orator, politikus, bahkan seorang koruptor saja bisa dengan sangat mempengaruhi seseorang. Ia masuk dan menyerap pada darah dan sukma. Menyelinap pada aktivitas otak untuk beraksi sesuai arahannya. Pengaruh bisa diciptakan dari nilai kecintaan pada objek yang dihadapinya. Semakin kita mencintai sesuatu yang positif maka pengaruh dari yang ia hadapinya akan begitu besar masuk dalam dirinya. Begitu sebaliknya. Betapa dahsyatnya dunia ini, ketika masing-masing manusia bisa memberikan positive influence kepada manusia lainnya, tentu pengaruh ke-positifan yang dapat dirasakan manfaatnya secara universal. So, everybody can say ‘My Name is Influence’ dan tentunya dengan Positive Influence.

Related Post

Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *