Sky to Sky
Agar tidak hilang dan percuma begitu saja, kami akan selalu menjadi ‘pemungut’ serakan ilmu yang abadi dan bermanfaat di suatu saat nanti. Jika Anda kurang mengerti apa maksud dari awal tulisan ini, maka baiknya coba membaca postingan artikel sebelumnya ‘Today For Tomorrow’. Setelah jelas maksudnya, maka Anda akan paham, bahwa serakan ilmu yang dimaksud itu adalah status profile dari sosok yang kami banggakan. Dalam dan merangsang otak untuk belajar memahami apa yang ia maksud disetiap status yang diposting dalam BBM-nya. Kala itu tulisannya adalah ‘Sky to Sky’ –yang- mungkin saat ini sudah berubah lagi. Sebelum saya menanyakan langsung apa maksud Sky to Sky, saya coba mengeksplor seharian untuk mencari tahu apa yang ia maksud ‘dari langit ke langit’. Rasanya sulit untuk dimengerti, meski dibantu klu dengan gambar gumpalan langit, tetapi pikiran saya –tetap- tidak bisa menjelajahinya. Padahal jawabannya sangat simple, yang dimaksud sky to sky adalah pikiran dan –tentunya- ide sebagai buah dari pikir yang harus seluas dan sedalam langit. Dalam dan luasnya laut tidak sedalam dan seluas langit. Secara tidak langsung, status itu mengajarkan kita untuk terus berpikir tanpa henti, mendalami segala arus yang berkecamuk dalam riak alam pikir. Karena satu-satunya yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah pikiran.
ALLAH SWT menciptakan sesuatu selalu berpasang-pasangan. Ada siang ada malam, ada langit dan juga bumi. Posisi otak diatas, sedangkan hati berada di bawah. Sangat logic bila sky to sky adalah perumpamaan luasnya domain otak untuk berpikir. Jika kita andaikan otak itu langit, maka hati adalah bumi. Di langit ada petir berbentuk listrik, sedangkan di bumi terdapat medan magnet, karena penetral listrik yang baik adalah bumi. Hubungan antara otak dan hati sangat erat, karena keduanya memegang peranan penting dalam segala aktivitas hidup.
Otak merupakan simbol pengetahuan, kecerdasan dan kekuasaan. Sedangkan hati adalah simbol kebajikan. Bila otak selalu di atas, maka hati menariknya ke bawah, tujuannya agar manusia selalu mengingat asal-muasalnya yang terbuat dari tanah dan akan kembali ke tanah. Adakalanya posisi otak dan hati selaras, kita dapat menjumpainya ketika seorang hamba bersujud sewaktu shalat. Jika kita lukiskan hubungan itu, suatu hubungan yang sangat bersahaja. Hal ini tercipta karena seorang hamba bersujud merendahkan dirinya. Bahkan, merendahkan dirinya sampai ke titik nadir di hadapan sang Khalik. Penyerahan yang ikhlas ini menunjukan betapa tidak berdayanya manusia di saat tengah bersujud di hadapan ALLAH Yang Maha Tinggi.
Dari ‘Sky to Sky’ kita dapat menjelajah, betapa peranan otak, dalam hal ini pikiran, mampu menciptakan segala hal yang diinginkan manusia untuk melakukan apa saja. Buah karya yang akan dinikmati oleh jutaan manusia selalu bermula dari lintasan pikir. Ia (otak) tidak akan bekerja, jika kita sengaja mengubur kreativitas otak dengan malas untuk (dipaksa) berpikir. Dari ‘Sky to Sky’ mengajarkan kita, bahwa otak itu harus dibuat bekerja agar pikiran ini menjadi tajam. Otak ibarat raksasa, karena dengan otak, manusia bisa membuka sedikit demi sedikit rahasia alam semesta. So’ mari bersama belajar untuk tidak membiarkan otak menjadi malas, karena raksasa itu sudah harus dibangunkan kembali.