Perjalanan smartHAJJ 1435 H: Mina – Tarwiyah
Perjalanan smartHAJJ 1435 H: Mina Tarwiyah
no images were found
Perjalanan smartHAJJ 1435 H: Mina Tarwiyah
no images were found
Perjalanan smartHAJJ 1435 H: Makkah – Mina
no images were found
Perjalanan smartHAJJ 1435 H: Jeddah – Madinah
25 – 28 September 2014
no images were found
Departure smartHAJJ 1435 H.
Kamis, 25 September 2014
Saphire Lounge Terminal 2E – Bandara Soekarno Hatta
no images were found
The Grand Manasik smartHAJJ 1435 H.: Because of ALLAH
Sabtu-Minggu, 6-7 September 2014
Di Griya Karang Tengah – Lebak Bulus
no images were found
The Grand Manasik smartHAJJ 1435 H.: Because of ALLAH
Sabtu-Minggu, 6-7 September 2014
Di Griya Karang Tengah – Lebak Bulus
no images were found
Tak dipungkuri, sedari rembulan suci tampak di ufuk sana, cakrawala merubah segala peristiwa yang kan terjadi selama 720 jam menuju kefitrahan hakiki, tepatnya selama bulan Ramadhan berlangsung. Kini, tak lebih 144 jam lagi ‘rembulan’ suci itu kan meninggalkan kita. Jauh sebelum Ramadhan tiba, setiap insan beriman, bahu membahu menyongsong bulan penuh kehangatan, menyibak balutan lentera hitam-nya, menuju sebuah tingkatan ketakwaan yang tiada tara.
Tiada logika yang menerka
Tak ada cerita yang mendusta
Garis hiduplah yang mencipta
Bahwa cinta lahir tuk berjumpa
Bersama sosok yang penuh rasa
Bersama sosok yang penuh cinta
Yaa Abuyal Mahbuub
Entah sampai kapan nyawa di negeri para Nabi, Palestina itu akan bernilai. Harganya teramat murah dibanding sepasang sepatu para pemuka Arab yang tak terusik dengan gejolak yang terjadi. Tangisan para ibu yang bayinya gugur dihantam roket, hanyalah sebuah drama klasik, -yang menurutnya- akan terus berulang, dan berharap mereka yang gugur masuk ke dalam surga-Nya. Jeritan anak-anak ketika di bom-bardir oleh persenjataan canggih Israel, tak mampu menggerakkan rasa untuk berbuat ditengah kuasa minyak yang berlimpah.
Awal hingga pertengahan Ramadhan tahun ini, kembali –kita- masih sulit percaya dengan fakta yang terjadi, terbayang ketika pijar api itu menggulung rumah yang bertahun-tahun mereka pertahankan. Dengan keringat, bangunan batu-bata itu tersusun, kini tinggalah ponggahan dan puing yang mengenaskan. Mereka memasang sebuah rumah dalam lekuk aliran darah di mana kepergian adalah juga kepulangan. Di sana, berlapis-lapis musim senantiasa menemuinya dalam hujan.