Pertemuan singkat terkadang membuat ending yang berasa, terlebih pertemuan itu telah menyatukan rasa. Bak seorang soulmate yang ditinggal kekasih, rasa yang berkecamuk menyentuh jiwa. Begitulah perasaan Mai Pedro, Cordova team yang mendapat tugas mengguide para Encik Guru (Cikgu) asal Brunai Darussalam, dalam perjalanan smartTRIP di Jakarta, Bogor dan Bandung selama 5 hari. “Begitu menyesakkan”, gumam Pedro, usai mengantar kepulangan Cikgu di Bandara Soekarno Hatta beberapa hari lalu. Yah, ia merasa kehilangan dengan 20 peserta smartTRIP, betapa tidak, selama perjalanan totalitas rasa telah diberikan oleh Pedro. Kemana dan kapan pun ia layani dengan suka rela tak kenal lelah. “Mereka sudah seperti keluarga saya”, tambahnya dengan sedikit berkaca. Tema ‘Selayang Pandang’ pada smartTRIP ini benar-benar menjadi sekilas pandang indahnya suatu ikatan emosional. Ketika nilai layanan itu terlahir dari jiwa, maka semuanya kan berasa pula oleh jiwa yang terlayani.
Begitulah Pedro, pemuda berdarah Aceh dengan senyum khasnya ini, menarik rasa semua peserta smartTRIP. Bukan hanya karena handsome (seperti yang diungkapkan beberapa Cikgu kepadanya), ia juga pandai dan gesit dalam memberikan pelayanan. Tak pernah mengeluh, ia selalu tersenyum dan membantu setiap diminta pertolongan. Wal hasil, banyak para Cikgu yang simpati kepada ayah beranak dua ini. Bahkan tak segan-segan, mereka minta untuk kembali di handle oleh Mai Pedro, jika suatu saat nanti kembali ke Indonesia. Tidak sedikit pula yang minta photo bareng dengannya.
“Subhanallah, Ane terkesan banget kang”, tuturnya lagi. “Para Cikgu dari Brunei itu orangnya asyik-asyik, mereka baik dan sangat antusias datang ke Indonesia, terlebih saat menyaksikan seni angklung Mang Udjo saat ke Bandung, wah seru banget deh”, timpahnya dengan semangat 45.
Para Cikgu perwakilan dari perhimpunan kepala sekolah Brunei Darussalam ini, bukan hanya melakukan studi banding tentang kurikulum dan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) anak-anak sekolah dasar, mereka juga sekaligus menikmati dan mempelajari setiap budaya yang mereka saksikan baik di Jakarta, maupun Bogor dan Bandung.
Ada kesamaan dan perbedaan antara budaya serta adat Brunei Darussalam dan Indonesia, tetapi rumpun kita sama, sama-sama melayu yang menjungjung tinggi rasa sopan dan santun.
Kalau ada sumur di ladang, boleh kita numpang mandi, kalau ada umur panjang, boleh kita berjumpa lagi
See u… Cikgu!