Jalan yang diperagakan dan diserukan Kekasih Allah SWT, Nabi Muhammad SAW adalah suatu jalan yang lurus dan tunggal. Ia menjanjikan track yang dilaluinya akan menjamin hidup manusia pada sebuah kenikmatan yang kekal, baik di dunia maupun di akherat. Perkara ia merasa hidup di dunianya susah dan serba berkurang setelah berada di jalan yang benar, adalah sebuah pandangan manusia yang tak lepas dari perhitungan material. Perjalanan yang dijejaki Rasul sesungguhnya adalah undangan surga yang terwejentahkan oleh proses dakwah menuju suatu yang hakiki. Tetapi, disepanjang jalan tersebut, banyak percabangan yang ditemukan. Setiap percabangan menawarkan beragam janji manis sebagai warna yang akan mengabutkan pandangan pada jalan yang telah terbentang. Sehingga undangan-undangan suci dari surga, kerap hanya sebagai “manuskrip†usang yang tidak begitu penting dari proses hidup yang lebih membutuhkan materi sebagai bekal di hari tua. Jalan cabang itu selalu memberikan jaminan untuk meyakinkan manusia agar menuju kenikmatan yang rasanya mustahil naluri nafsu manusia menolaknya. Karenanya Allah SWT berfirman “…dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah ta’aala kepadamu agar kamu bertakwaâ€. (QS. Al-An’am : 153).
Jalan Da’wah Islam merupakan Undangan ke Surga. Sebab ujung akhir dari perjalanan manusia yang meniti jalan ini ialah keridhaan Allah Ta’ala dan kenikmatan surga yang kekal-abadi. Namun untuk mencapai surga seseorang harus mempersiapkan diri untuk menempuh jalan mendaki, bukan jalan mulus yang meluncur ke bawah. Jalan Da’wah Islam penuh dengan hal-hal yang seringkali tidak sesuai dengan hawa-nafsu manusia. Sebab segala sesuatu yang memperturutkan syahwat manusia umumnya menghantarkan seseorang ke jurang neraka yang mengerikan.
Banyak orang yang mempersempit makna dakwah. Mereka membatasinya pada kegiatan ceramah dan tabligh di podium semata. Padahal kegiatan dakwah mencakup spektrum aktifitas yang sangat luas. Bahkan segenap lini kehidupan dapat dijadikan sarana berdakwah. So, dakwah bisa mencakup kegiatan pendidikan, sosial, budaya, seni, ekonomi, politik, militer, bisnis dan hukum.
Ada satu proses syiar dakwah yang mencakup semua lini kehidupan dalam mendaki perjalanan menuju undangan ke surga. Hal itu tiada lain adalah perjalanan menuju Tanah Suci, haji dan umrah. Semua aktivitas dalam prosesi itu meliputi kegiatan pendidikan, sosial, ekonomi, bisnis bahkan politik. Karena haji adalah muara dari segala aktivitas kehidupan manusia yang terus berputar laiknya ketika jemaah haji maupun umrah bertawaf memutari Baitullah.
Karenanya, jangan tunggu lama-lama ketika undangan dari surga itu telah tertancap dalam sanubari yang telah berdikari dan mapan dalam membentuk pribadi muslim sejati. Gapai dan nikmati bagaimana ‘aura’ surga saat berada di Tanah Suci nanti.