Eureka… (I)

Mencari Sabda Ilahi

Kata ‘eureka’ pertama kali dipopulerkan oleh Galileo saat menemukan teori bumi bukan sebagai sumber atau pusat tata surya, melainkan matahari lah yang menjadi pusat tata surya. Kasus ini mengingatkan saya pada history perjalanan Nabi Ibrahim as. Kala mencari dan menemukan Rabb-nya. Saat malam tiba, ia menyaksikan rembulan yang menerangi malam, sehingga mengganggap bahwa bulan lah Tuhan semesta alam. Namun ketika mentari terbit di ufuk timur, Ibrahim as. Pun mencabut ungkapannya semalam. Karena melihat matahari yang lebih besar dan terang, ia merasa bahwa tuhan semesta alam adalah matahari. Namun kembali Nabi Ibrahim dikecewakan oleh Tuhannya yang menghilang diufuk Barat seiring munculnya rembulan kala senja datang. Dari sana bergolaklah pemikiran Ibrahim as. mengenai hakikat keberadaan Tuhan semesta alam. Tidak mungkin Tuhan Ibrahim akan muncul dan lenyap laiknya Matahari dan Bulan, seketika itu ‘Eureka…” Nabi Ibrahim menemukan jawabannya; yakni Tuhan semesta alam adalah Dzat penguasa, pemilik dan pengatur poros perjalanan matahari dan rembulan.

Begitulah mungkin bagi –sebagian orang- yang menemukan jawaban dari setiap perjalanan hidup yang dilakoni, ketika niatan hatinya tertancap pada sebuah perjalanan suci ke Tanah Haram. Tidak ada perjalanan yang paling mengesankan antara jiwa dan raga manusia selain perjalanan menuju panggilan-Nya, menuju seruan Ibrahim As. untuk melakukan ibadah suci di Tanah Haram. Haji maupun umrah merupakan perjalanan hidup yang bukan hanya pilihan, tetapi suatu fitrah yang sudah ada sejak ia mengenal Islam.

Perjalanan ke Tanah Suci jejaknya telah termaktub sejak zaman azali. Setiap manusia pasti kembali, menuju satu titik yang sangat pasti. Gerakannya selalu penuh arti. Damainya dekapan cinta Ilahi di Tanah Suci, semakin menyadarkan kita bahwa manusia lah yang seharusnya membuat symphony hidup menjadi seimbang. Lembar tangga nada kehidupan sudah Allah tetapkan, jika boleh berkata, janganlah biarkan keindahan rasa terhempas mahligai dunia yang menggila, menunggu raga tak lagi bernyawa, tuk dapatkan dimana Allah berada. Bersama menjungjung petuah Sang Nabi, karena itu semua adalah Sabda Ilahi.

Selamat bagi mereka yang telah menemukan ungkapan ‘Eureka’! Ungkapan ‘Yes’ inilah perjalanan yang dinanti, perjalanan yang tidak akan pernah ditemukan dalam pertualangan di seantero bumi.

Ingin segera ku berada di kota Makkah
Mengadu rasa di depan Ka’bah
Berbalut ihram bersenandung talbiyyah
Mengatur jiwa yang penuh gairah

Related Post

Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *