Aparat di Saudi Arabia tengah mencoba menghentikan praktek pungutan untuk memesan tempat shalat di masjid terbesar di Mekkah, Masjidil Haram. Sebastian Usher wartawan BBC News dalam laporannya mengatakan, selama bulan Ramadan, saat masjid tersebut menjadi sangat padat, tiap satu tempat shalat bisa laku hingga $300 dollar AS. Koran-koran di Saudi mengatakan dua orang ditahan karena praktek persewaan dan penjualan tempat shalat di lokasi paling suci bagi umat Islam itu. Pekan lalu, sebuah otoritas keagamaan melarang praktek tersebut, sementara para pemimpin setempat mengatakan tata cara itu berlawanan dengan semangat Islam. Para sheikh dan imam mengatakan bahwa berada di posisi depan di Masjidil Haram adalah sebuah kehormatan yang tidak bisa dibeli, namun harus diupayakan dnegan usaha dan dedikasi.
Jokinya Warga Arab
Media di Arab Saudi menuding orang asing berada di balik praktek ini. Kalangan asing biasanya yang pertama disalahkan saat kebiasaan relijius atau sosial di Arab Saudi terancam. Namun dengan jelas koran-koran setempat menulis bahwa penerima layanan ini umumnya adalah warga Saudi, yang muncul hanya sesaat sebelum shalat dimulai dan mengambil barisan paling bagus yang sudah dipesan sebelumnya. Bukti bersifat anekdot dari Masjidl Haram menyebut bahwa tingkat tarif untuk sebuah lokasi shalat yang diinginkan tergantung dari berapa banyak baris yang diinginkan.
Otoritas Saudi telah menghabiskan banyak dana untuk memperluas dan memodernisasi Masjidil Haram di Mekkah. Sebagian besar kerja konstruksi ini dilakukan oleh perusahaan yang dimiliki keluarga Bin Laden, namun lokasi itu masih tetap padat selama masa Haji dan Ramadan.
(Sumber; Republika Newsroom)