Rasanya tema ini akan sedikit membuat confused saat mengartikannya, yah betapa tidak mayoritas pola pikir kita sudah ter-setting bahwa kesalahan adalah sesuatu yang akan membuat manusia terperosok, dalam ranah duniawi maupun ukhrowi. Bahwa kesalahan merupakan sebuah dosa yang harus ditebus mahal oleh sebuah amalan baik, bagaimana ketika Nabi Adam As. Saat melakukan kesalahan, ia menjadi sosok yang merasa ‘terhina’ ketika melakukannya. Kesalahan juga membuat khalayak orang cenderung pasif tuk melanjutkan langkah. Sebisa mungkin kesalahan-kesalahan harus selalu dihindari guna mencapai jalan terbaik yang di idamkannya. Masih banyak orang yang menganggap bahwa kesalahan demi kesalahan merupakan mimpi buruk yang sewajibnya dihempaskan dalam setiap proyek kehidupan yang dijalani. Banyak yang terpuruk ketika seseorang terlanjur melakukan kesalahan-kesalahan kecil ataupun besar, ia merasa terporosok pada sebuah hole yang teramat dalam dan sulit tuk kembali bangkit dari rasa sesalnya yang mendalam. Karenanya tema di atas semacam suguhan anti-tesis pada artian banyak manusia dewasa ini. Sikap perfeksionis adalah anti-tesis dari penggambaran Power of Mistakes.
Pengertian detail Power of Mistakes adalah sesuatu energi yang akan merubah kehinaan menjadi sebuah kemuliaan yang tiada tara. Bagaimana dengan NabiyuLLAH Musa AS. Atas sikapnya yang sedikit merasa sombong, diberikan pelajaran berharga oleh manusia sholeh Khidzir AS. Bagaimana pula dengan kelemahan NabiyuLLAH Harun AS saat berhadapan dengan Bani Israel, namun akhirnya dengan kesalahan-kesalahan itu, mereka mengubahnya menjadi sebuah kemuliaan yang dirasakan keindahannya bukan hanya di dunia, bahkan akhirat sekali pun.
Power of Mistakes adalah memaafkan diri sendiri atas sesuatu kesalahan yang kita lakukan. Menyadari suatu kesalahan bahkan mengakui sebuah kekalahan adalah awal kemenangan. Jika segala rasa terpuruk itu dinikmati dan disyukuri, itu –tentunya- adalah bagian dari rasa sayang ILAHI kepada kita. Laiknya sakit jasmani, sakit rohani pun adalah belaian kasih sayang-Nya. Terlebih ALLAH sangat memberikan reward kepada hati yang tersungkur namun tetap bersyukur serta tafakur meski itu karena terdzolimi. Akhirnya kesalahan menjadi suatu kekuatan doa yang sangat luarbiasa. Power of Mistakes akan ada, jika ada rasa mengakui, menyesali dan akhirnya mensyukuri segala yang pernah terjadi.
Saat ini jutaan manusia berada di Tanah Suci-Nya, membawa sejuta rasa salah dengan harap menjadikannya kekuatan tuk mengubah kesalahan itu dengan kemuliaan Mabrur. Mengakui dan menyesali kehinaan-nya dihadapan Dzat Maha Mulia, adalah prosesi menuju Power of Mistakes. Karena tanpa pengakuan dosa, se-sholeh apapun ia, di Sisi ALLAH adalah orang yang paling terhina. So, mari kita temukan kekuatan dibalik setiap salah kita.