Uswatun Hasanah

Uswatun Hasanah

Semua nabi dan rasul utasan Allah adalah manusia pilihan yang wajib dijadikan teladan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Tetapi dari banyak nabi dan rasul yang disebutkan di dalam al-Quran. Hanaya ada 2 nabi yang secara khusus dibahas akan keteladanannya yang dijuluki dengan nama Uswatul Hasanah. Yaitu, Nabi Muhammad dam Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Berikut ditegaskan dalam Al-Quran, “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya.” (QS al-Mumtahanah:4). Sunguh kisah – kisah agung dari Nabi Ibrahim ‘alaishissalam adalah peneguh nyata akan tauhid. Ketaatan dan keimanan yang luar biasa kepada Allah mewujud pada Tindakan yang niscaya akan berat ditunaikan manusia pada umumnya. Karena itu, keniscayaan bagi kita mempelajari dan meneladani ketauhidan Nabi Ibrahim dan menerapkannya dalam kehidupan kita.

Di dalam Al-Quran Allah berfirman, “Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa – dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang”.(QS Ali Imran,31). Allah memerintahkan Nabi Muhammad ‘alaissalam untuk menyampaikan kepada setiap orang yang mengaku cinta kepada Allah dengan sebenar-benarnya agar mengikutinya dan beriman kepadanya, itu adalah bukti kecintaan Allah kepada mereka. Allah Maha Besar ampunan-Nya bagi hamba – hamba -Nya, dan Maha Luas rahmat-Nya bagi mereka. (Tafsir Al-madinah Al-Munawarah).

Lalu, Allah mengulangi perintahnya untuk mengikuti Ibrahim ‘alaisalam, dan barang siapa yang ingin melakukannya, maka silahkan melakukan. Allah berkata : Sungguh bagi kalian ada Ibrahim dan orang – orang beriman seperti dia, sebagai suri tauladan dan contoh yang bai pada sikapnya terhadap orang – orang musyrik dan berlepas dirinya dari mereka dan apa yang mereka sembah. Maka ikutlilah mereka, dan ini adalah petunjuk yang mudah bagi siapa yang tujuannya adalah keridhaan Allah dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang menolak dari ketaan kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya ; Maka Allah sungguh maha kaya atas seluruh makhluk – Nya, Dialah yang memiliki kekayaan yang sempurna mutlak atas segala segi. Yang terpuji bagi nama – nama dan sifat – sifat – Nya, serta perbuatan Allah. (Tafsir QS 60 ayat 6, Syaikh Muhammad bin Shalil asy-Syawi).

Dengan kata lain, dirinya menolak segala sesembahan kepada selain-Nya dan mencegah apa pun bentuk kemusyrikan. Kedua, sabar dalam segala hal, terutama sabar dalam menunaikan amal ibadah.
Ketiga, meyakini kekuatan doa. Hal ini memberi pesan tentang pentingnya berdoa dalam setiap kebutuhan dan kesulitan yang dialami.Oleh karena itu, tidak dibenarkan bagi kita melalaikan dan menyia-nyiakan amalan doa ini, apalagi bagi yang berkesempatan untuk berdoa di tempat-tempat dan waktu yang mustajab. Keempat, spirit membina keluarga ideal. Keluarga Nabi Ibrahim ‘alaissalam telah memberi teladan yang baik dalam membina keluarga harmonis dan rukun. Misalnya, kesetiaan Ibrahim dan kedua istrinya, Sarah dan Siti Hajar.

Kelima, melahirkan generasi yang baik. Kesungguhan Nabi Ibrahim ketika memohon supaya dianugerahi keturunan yang saleh menjadi isyarat pentingnya orang tua mewujudkan tujuan mulia itu.
Keenam, ikut andil membangun tata peradaban yang maju dan mencerahkan. Nilai-nilai yang diterangkan di atas menjadi perjuangan Nabi Ibrahim dalam membangun peradaban berbasis tauhid dan syariah yang agung. Demikian pula Ka’bah yang dibangun Ibrahim dan Ismail.

Uswatun hasanah atau keteladanan berasal dari kata “Teladan yang berarti sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh”. Sedangkan dalam bahasa Arab adalah Uswatun Hasanah. Mahmud Yunus mendefinisikan “ uswatun sama dengan qudwah yang berarti ikutan”.  Sedangkan “hasanah diartikan perbuatan yang baik”. Jadi Uswatun Hasanah adalah suatu perbuatan baik seseorang yang ditiru atau diikuti oleh orang lain.

Nabi Ibrahim menyandang gelar uswatun hasanah karena beliau memiliki sikap selalu berserah diri kepada Allah SWT, secara total. Bahkan, saat Nabi Ibrahim diminta untuk Allah untuk berserah diri, beliau langsung menjawab dengan lugas, “Aku berserah diri kepada Tuhan semesta alam”, sehingga jawaban itu menunjukkan betapa taatnya nabi pencari Tuhan itu.

Sikap berserah diri Nabi Ibrahim AS itu kemudian diteruskan kepada anak-cucunya. Bapak para nabi itu secara khusus mewasiatkan kepada kedua putranya agar patuh kepada Allah SWT dan memilih Islam sebagai jalan hidup. Bahkan ketika beliau diminta untuk menyembelih anaknya sendiri, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS pun berserah diri kepada Allah SWT, dimana mereka rela berkorban di jalan Allah SWT (AS).

Related Post

Raja Namrud

Raja Namrud

Raja Namrud adalah seorang raja yang dikenal diktrator, otoriter dan zalim. Bahkan, Namrud dikenal sebagai…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *