Suatu hari seorang bocah dibawa serta Ibunya menemui Rasulullah. Ia ingin menawarkan anaknya untuk menjadi pembantu Rasulullah seraya memohon do’a untuk anaknya itu. Rasulullah menerima dan mendoakannya, “Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya dan ampunilah dosanya”. Betapa bahagianya Sang Ibu mendengar do’a yang dipanjatkan untuk anaknya. Kala itu usia sang anak baru 10 tahun. Siapakah gerangan anak tersebut? Dialah, Anas bin Malik.
Tiada apapun ucapan Rasulullah melainkan kebenaran dan do’a yang makbul. Di kemudian hari Anas berkata, “Demi Allah hartaku sangat melimpah, sampai kurma dan anggurku berbuah dua kali dalam setahun. Jumlah anak-anak dan cucu-cucuku mencapai seratus.”
Berkat do’a Rasulullah SAW ia menjadi sahabat yang paling banyak anaknya serta paling panjang umurnya, dan paling akhir meninggal dunia. Padahal, apalah arti seorang Anas bin Malik. Ia hanya sekedar pembantu rumah tangga Rasulullah. Namun akhlak beliau terhadap Anas sungguh luar biasa. Bertahun-tahun Anas bekerja pada Rasulullah, beliau tidak pernah mencela, memaki, apalagi memukulnya. Maka jika salah satu keluarga ada yang mencelanya, beliau berkata, ” Biarkanlah apa yang dia kerjakan!”
Anas bercerita, “Rasulullah adalah orang yang paling mulia akhlaknya, paling lapang dadanya, dan paling luas kasih sayangnya, suatu hari aku diutus Nabi untuk suatu keperluan, lalu aku berangkat. Di tengah jalan, aku menemui anak-anak yang sedang bermain. Dan aku pun ikut bermain bersama mereka sehingga aku tidak jadi memenuhi suruhan beliau. Ketika aku sedang asyik bermain, tanpa sadar, ada seorang berdiri memperhatikan di belakangku dan memegang pundakku. Aku menoleh ke belakang dan aku melihat Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tersenyum kepadaku lalu berkata, ‘Wahai Unais (nama panggilan Anas kecil) apakah engkau telah mengerjakan perintahku?’ Aku pun bingung dan berkata, ‘Ya, aku akan pergi sekarang ya Rasulullah!’ Demi Allah, aku telah melayani beliau selama sepuluh tahun dan beliau tidak pernah berkata kepadaku, ‘mengapa kau kerjakan ini? Mengapa kau tidak mengerjakannya?’”.
Itulah testimoni Anas tentang bagaimana Akhlak Rasulullah kepadanya. Bocah kecil itu menyerap semua teladan dan ucapan Rasulullah, hingga ia kelak menjadi seorang Mufti, Qori, Muhaddits, dan Perawi Islam.