Seri Nubuwah: 01
Suatu ketika Rasulullah SAW sedang asyik bertawaf di Ka’bah, tiba-tiba beliau mendengar seorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Rasulullah SAW menirunya membaca ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Rasulullah SAW yang berada dibelakangnya mengikuti kembali zikirnya ‘Ya Karim! Ya Karim!’ Merasa seperti di olok-olokan, orang itu menoleh kebelakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, tampan dan bersih. Orang itu belum pernah mengenalnya. Lalu ia berkata dengan keras: ‘Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokan ku, karena aku ini adalah orang Arab badui (?) Jikalah bukan karena parasmu yang bersih, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.’ Mendengar ucapan orang badui itu, Rasulullah SAW tersenyum, lalu bertanya: ‘Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab (?) ”Belum,’ jawab orang itu. ‘Jadi bagaimana kau beriman kepadanya (?)’ ‘Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan saya membenarkan putusannya sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,’ kata orang arab badui itu pula.
Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: ‘Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!’ Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.’Tuan ini Nabi Muhammad (?)!” Ya,’ jawab Nabi SAW Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki RasulullahSAW Melihat hal itu, Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab, seraya berkata kepadanya: ‘Wahai orang Arab! Janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya. Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita ancaman bagi yang mengingkarinya.’
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: ‘Ya Muhammad! Allah SWT menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: Katakanlah kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!’. Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pun berkata: ‘Demi keagungan serta kemulian Allah, jika Allah akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNYA!’ kata orang Arab badui itu.
‘Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Allah (?)’ Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Allah akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa besar maghfirahNYA,’ jawab orang itu. ‘Jika DIA memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunanNYA. Jika DIA memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawananNYA!’. Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya.
Karena itu Malaikat Jibril AS turun lagi seraya berkata: ‘Ya Muhammad! Rabb As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sungguh karena tangismu, Arasy di Singgasana-Nya bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya, dan ia akan menjadi temanmu di surga nanti!’ Betapa sukanya orang Arab badui itu, saat mendengar berita tersebut. Ia lalu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.