Setiap pahlawan pasti gila. Tentu bukan gila dalam artian kehilangan akal sehatnya. Kegilaan mereka adalah memperjuangkan yang tidak lazim di masyarakatnya. Berjuang saat rakyat memilih tunduk tertindas, menggagas ide yang ditertawakan masyarakat meskipun untuk kemaslahatan mereka, atau bekerja keras melawan arus orang-orang diselimuti kebodohan dan kemalasan.
Dengan konsep Tauhid dan amal jariah, semestinya banyak muslim masuk dalam kategori Pahlawan. Tujuan perjuangan membela kebenaran sejatinya hanya untuk meng-Esa-kan Allah, takkan tunduk dan takut kepada selain-Nya, dan hanya berharap keridhaan Allah SWT semata. Sedangkan dengan amal jaariah, seorang muslim akan selalu berperan pada apa yang menjadi hajat hidup orang banyak. Pahala amal jariah takkan putus meskipun kita telah kembali meninggal dunia. Karena itu tak semestinya kita puas pada peran kita di keluarga, lingkungan sekitar, dan tempat kita bekerja.
Mari kita bercermin pada Mak Eroh, Seorang nenek yang tinggal di nun jauh di sana, di perbukitan Desa Pasirkadu, Tasikmalaya. Mak Eroh, pada tahun 1988, dengan ide gilanya, mencengangkan dunia dengan membuat saluran air sepanjang 4.500 meter. Motivasinya sederhana, untuk memenuhi kebutuhan warga akan air bersih. Saluran ini mengitari 8 bukit dengan kemiringan 60-90 derajat. Berapa usia beliau saat itu? 62 tahun. Dengan bermodalkan 20 pahat, 20 martil, 20 linggis, 20 belincong, plus cangkul yang dibeli dari hasil menjual perhiasan, Mak Eroh memulai misinya. Dengan menggantungkan badannya hanya dengan bermodalkan seutas tali rotan, lalu dengan gesitnya memapras bukit cadas seorang diri tanpa henti selama 45 hari. Setelah berhasil membuat saluran sepanjang 50 meter, barulah warga lainnya membantu. Padahal dahulu sebagian masyarakat menertawakan idenya. Beliau meraih penghargaan Kalpataru, dan PBB melalui United Nations Environment Program memberikan penghargaan lingkungan, Global 500.
Bagaimana dengan kita yang masih berusia muda, atau paling tidak masih berjiwa muda. Kita yang masih produktif, raga yang prima, dan dibesarkan dengan pendidikan tinggi. Kita yang dikaruniai segala fasilitas, kendaraan, rumah, komunikasi, dan lainnya. Jadi, mulailah mencari ladang amal untuk menjadi Pahlawan. Ya, Pahala wan, orang yang berjuang mencari pahala karena keridhaan Allah semata.