Be a Father like LUQMAN

Be a Father like LUQMAN

Di Iskandariyah terdapat sebuah Masjid yang di dalamnya terdapat makam, salah satunya adalah makam orang alim lagi shaleh yaitu Luqmanul Hakim. Siapakah sebenarnya Luqman itu? Yang hingga Allah SWT mengabadikan namanya sebagai salah satu Surat dalam Al Qur’an, Surat Luqman (surat ke-31).

Luqman menurut riwayat yang lebih kuat, bukanlah seorang Nabi. Ia seorang manusia shaleh semata. Bahkan dalam banyak riwayat shahih dikatakan, ia adalah seorang budak belian, berkulit hitam. Namun demikian, penyebutan ini tentu bukan tanpa maksud. Luqman diabadikan namanya oleh Allah, karena memang orang shaleh yang patut diteladani. Bahwa Allah tidak menilai seseorang dari gagah tidaknya, juga tidak dari statusnya, jabatannya, warna kulitnya dan lainnya. Akan tetapi Allah menilai dari ketakwaaan dan keshalehannya.
 Setidaknya ada dua manusia yang bukan Nabi, tapi namanya diabadikan menjadi Surat dalam Al Qur’an. Yaitu Luqman dan Maryam (seorang Ayah dan seorang Ibu).

Sebuah riwayat menuturkan, bahwa Luqman bernama Luqman bin Bau’raa bin Nahur bin Tareh dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar, ayah Nabi Ibrahim AS. Riwayat lain mengatakan, Luqman adalah cicit Azar, ayahnya Nabi Ibrahim AS. Luqman hidup selama 1000 tahun, ia sezaman bahkan dengan gurunya Nabi Daud. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi Nabi, Luqman sudah menjadi mufti saat itu, tempat konsultasi dan bertanya Nabi Daud AS. 
Seorang laki-laki berkulit hitam pernah datang mengadu kepada Said bin al-Musayyib (pembesar tabi’in sezaman dengan sabahat Umar bin Khattab). Sa’id kemudian berkata: “Janganlah bersedih lantaran kulit kamu hitam, karena di antara manusia pilihan itu, ada tiga orang semuanya berkulit hitam: Bilal, Mihja’ budak Umar bin Khatab dan Luqmanul Hakim”.

Tentang profesi Luqman, beberapa riwayat mengatakan sebagai tukang kayu dan ada juga yang mengatakan sebagai penggembala.
 Khalid ar-Rib’i (seorang ulama tasauf) menuturkan, “Luqman adalah seorang budak belian dari Habasyi yang berprofesi sebagai tukang kayu. Suatu hari majikannya berkata, “Wahai Luqman sembelihlah kambing ini lalu keluarkan dua dagingnya yang paling enak.” Luqman lalu menyembelih dan mengeluarkan lidah dengan hati.
 Keesokan harinya, majikannya kembali berkata, “Luqman, sembelihlah domba ini dan keluarkan dua daging yang paling tidak enak.” Luqman kembali mengeluarkan lidah dengan hati.
 Majikannya lalu bertanya, “Wahai Luqman, saya meminta kamu mengeluarkan daging yang paling enak dan paling tidak enak, kamu mengeluarkan yang sama, lidah dan hati, kenapa demikian?
” Kemudian Luqman menjawab, “Tidak ada yang seenak keduanya, apabila dipakai dengan sebaik mungkin, dan tidak ada yang sejelek dari keduanya, manakala dipakai tidak pada tempatnya.”” Masya’ Allah, sungguh bijak sekali Luqman, karena itulah Allah memberikan nama Luqman Al Hakim (Luqman yang sangat bijak). Riwayat lain menuturkan bahwa Luqman adalah seorang qadhi (hakim) pada masa Bani Israil, sekaligus konsultannya Nabi Daud AS.

Dalam sejarahnya Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semuanya meninggal dunia ketika masih kecil, tidak ada yang sampai dewasa, namun Luqman tidak menangis, karena keyakinannya yang sangat kuat dengan Allah.
 Dan di antara kisah-kisah tentang Luqman Al Hakim, secara khusus Allah mencantumkan nasehat Luqman kepada anaknya dalam Surat Luqman (31) ayat 13-19, yaitu:

  • Nasihat Pertama yang Luqman berikan kepada anaknya adalah tentang tauhid. yaitu mengesakan Allah dengan ibadah dan cinta, bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak diibadahi dan satu-satunya yang dicintai, sedangkan cinta kepada yang lainnya hanyalah praktek dari perintah Allah untuk mencintai yang lainnya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun,
  • Nasihat kedua, berbuat baiklah kepada kedua orang tua,
  • Nasihat ketiga, Luqman membekali anaknya dengan didikan iman dan adab. Pada ayat 16 dan 17, Luqman menasehati anaknya tentang bagaimana ketika hendak melakukan sebuah perbuatan haruslah ingat bahwa setiap perbuatan baik atau buruk pasti akan dibalas oleh Allah. Kemudian Luqman memerintahkan anaknya untuk beribadah dalam bentuk sholat, memerintahkan yang baik dan melarang yang buruk, dan sabar atas apa-apa yang menimpa. Inilah pendidikan iman yang Luqman tanamkan kepada anak-anaknya,
  • Dan nasihat keempat di ayat 18-19, Luqman menasehati anaknya agar tidak sombong yaitu dengan merendahkan atau menganggap remeh orang lain, dan mengajarinya bagaimana cara berjalan yang baik dan bertutur kata yang santun. Ini adalah pendidikan adab yang Luqman ajarkan kepada anaknya.

Nah, sudahkah kita membekali anak-anak kita sebagaimana yang Luqman bekalkan kepada anaknya? Selamat Hari Ayah, 12 November.

(Dari berbagai sumber)

Related Post

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *