“Allahu Akbar! Tolong ya Allah, ya Rabb” Teriakku berusaha berdiri dari lautan manusia berihram putih yang berada di sekeliling. Sudah lebih dari lima menit aku terdorong dan jatuh. Tanganku berusaha menggapai seseorang agar aku bisa berdiri dari himpitan manusia namun selalu gagal. Nafasku tercekat, keringatku mengucur deras dan sedari tadi aku merasakan sakit di sekujur tubuh karena badanku terinjak-injak.
Aku hanya bisa berteriak minta tolong sambil berusaha berdiri dari desak-desakan manusia yang semuanya saling berteriak dan meminta pertolongan. Sejauh mata memandang kondisi orang-orang di sekitar sama persis seperti yang aku alami. Tak pernah terbayang dalam hidup jika dalam melaksanakan lempar jumrah sebagai rangkaian pelaksanaan ibadah Haji, aku mendapat ujian seperti ini.
“Ya Allah jangan kau ambil nyawaku saat ini. Kalau aku mati sekarang siapa yang akan mengurus anak yatim.” Lirihku dalam doa dengan air mata yang mengalir deras karena saat ini hanya itu yang bisa kulakukan. Aku sudah pasrah. Nafasku sesak, mungkin memang sudah saatnya aku menghadap Rabbku.
Malaikat Penolong
Di tengah kepasrahan diri tiba-tiba sesosok manusia berbadan besar dan tinggi berada di hadapanku dengan posisi membelakangiku. Dia berusaha menghadang orang-orang yang berada di hadapan dan sekitarku. Sedikit demi sedikit aku bisa bernafas dengan lebih lega dan berusaha bangkit. Aku bisa berdiri dengan begitu mudahnya lalu dengan secepat kilat aku berjalan menjauh dari desak-desakan manusia itu mencari tempat yang lebih aman.
Alhamdulillahirabbilalamin ya Allah, tak henti-hentinya aku mengucap syukur dan lidahku terus bertasbih menyebut nama Allah karena atas kuasaNya telah bermurah hati menyelamatkanku. Sampai detik ini aku tak pernah tahu siapa yang menolongku dalam tragedi Mina di jembatan Jamarat saat itu. Mungkin saja itu malaikat penolong yang memang sengaja diutus Allah Subhanahu Wa’Taaala untuk menyelamatkanku. Pengalaman berkesan dan ajaib bagiku saat itu tak akan pernah kulupakan dalam hidup. Dan entah kenapa pengalaman berkesan itu selalu menjadi penyemangat diri untuk lebih meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah. Dan seperti janji dalam doa yang dulu aku lirihkan saat kejadian itu bahwasannya sampai saat ini aku masih menjaga, mengasuh dan merawat anak yatim di panti asuhan tempatku bekerja.
Sebagai manusia kita perlu bersyukur kepada Allah Azza Wajjala karena telah menciptakan malaikat untuk membantu kehidupan dan kepentingan manusia dan jin. Allah Subhanahu Wa’Taala memang senantiasa memberikan penjagaan atas kita sebagai manusia dengan banyak cara salah satunya dengan penjagaan oleh para malaikat. Seperti yang telah difirmankan dalam Al Qur’an surat Al-Infithar ayat 10-12 yang artinya, “Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang menjaga lagi mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Dari kutipan surat tersebut dapat disimpulkan bahwa malaikat senantiasa menjaga, mengawasi dan mencatat segala perbuatan manusia.
Alangkah bahagianya menjadi manusia yang dicintai Allah karena secara otomatis manusia tersebut dicintai oleh malaikat, sebagaimana yang digambarkan dalam hadits, “Sesungguhnya jika Allah Subhanahu Wa’Taala mencintai seorang hamba, maka berserulah Jibril: Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa’Taala telah mencintai fulan maka cintailah dia. Maka Jibril pun mencintai orang tersebut dan para malaikat di langit pun semua mencintainya dan yang kemudian itu pun kemudian diikuti oleh para penduduk bumi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Malaikat pun tak pernah putus mendoakan kita, memohonkan ampun dan bersalawat bagi kita yang benar-benar mukmin, sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits, “Sesungguhnya Allah dan malaikat sampaipun semut dalam lubang-lubangnya sampaipun tiram di dasar samudra senantiasa berdoa bagi para da’i dan orang-orang yang mengerjakan kebaikan.” (HR. Thabrani). Dengan adanya hadits ini seolah menjadi sebuah pengingat bagi kita agar lebih meningkatkan kualitas diri dan keimanan kepada Allah Subhanahu Wa’ Taala dan senantiasa berbuat baik kapan pun dan di mana pun.