“Tanpa mimpi, event sebesar apapun hanya akan berlangsung dengan sangat datar, kosong dari kreativitas dan inovasi” –Cordova Founding Father–
Banyak sekali berita atau artikel-artikel motivasi mengenai kekuatan mimpi. Bahkan bukan hanya artikel, mungkin diantara kita selalu hadir mengikuti kelas-kelas motivator Indonesia. Membahas dan mendiskusikan tentang peran ‘mimpi’ dalam aktivitas keseharian. Bagaimana mimpi dapat membangun sebuah kekuatan raga dalam menyusun lego-lego kehidupan. Bagi sebagian orang hidup adalah perjuangan. Tetapi bagi kami, hidup adalah sebuah mimpi, mimpi yang harus di ‘nyata-kan’ dalam segala bentuk kehidupan. Dengan mimpi manusia akan mempunyai keinginan untuk berbuat dan bertindak. Klasik memang ungkapan tersebut, bukan karena sering terdengar dan hadir dalam diskusi keseharian tentang mimpi dan kekuatannya, namun demikian lah nyatanya, bahwa mimpi memiliki peran dalam menentukan kehidupan kita di masa yang akan datang. Manusia tanpa mimpi bak hidup dalam pasungan. Terpasung dan terhalang oleh benteng kokoh yang menghimpitnya. Tiada detak dalam titik.
Bermimpi bukan buah dari kemalasan, namun mimpi adalah rongga menuju kedinamisan hidup. Mimpi adalah suatu kekuatan yang akan mendorong manusia agar hidup tak mudah nyerah, pasrah dengan ‘nasib’ yang diberi, dan legowo ketika asa memutuskan rasa. Berkhayal dan bermimpi adalah dua kosakata yang kerap disandingkan kepada mereka yang –konon- ‘terdakwa’ sebagai manusia irasional. Namun sesungguhnya, peristiwa-peristiwa yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan, muncul dari mereka yang menjiwai setiap pekerjaannya dengan berhayal dan bermimpi.
“Jangan bermimpi di siang bolong” Meski kalimat ini mengajarkan kita untuk realistis dalam menjalani hidup, tetapi makna optimisme-nya perlu ditingkankan menjadi “Gapailah mimpi mu meski hari menjelang siang”. Tiada batasan waktu untuk menciptakan mimpi menjadi nyata. Karena tiada manusia yang tahu kapan waktunya kan berhenti.
Terbang menuju mimpi adalah suatu yang awalnya imposible, tetapi jika dijalani secara konsisten dengan melibatkan jiwa yang sungguh tuk menggapainya, niscaya akan muncul beragam jalan tuk mendapatkannya. Bukankah semua yang ada disekitar kita berawal dari mimpi dan imaginasi belaka (?) berkhayal dengan cukup mengutarakan pertanyaan ‘HOW’, dilanjutkan dengan pencarian jalan menuju mimpi yang menurut banyak orang mustahil tuk di gapai.
Itulah sebabnya, kenapa setiap akan menuju satu event, kami selalu diajarkan untuk berkhayal dan bermimpi terlebih dulu. Meraba dan merangkai khayalan tuk menciptakan sebuah bangunan yang nyaris sempurna. Bangunan kehidupan yang hampir menyamai impian kita di alam fikir.