Orang tua dulu pernah bilang “Jika ingin tahu seberapa besar rasa persaudaraan yang terjalin, maka lakukanlah perjalanan beberapa hari bersama saudaramu.” Falsafah diatas memang benar adanya. Bahkan para pecinta alam yang sering naik gunung sekalipun selalu menggunakan falsafah itu. Setelah berada di atas puncak melewati malam dan siang, mereka akan merasakan bagaimana sifat asli yang kerap tumbuh disaat kenikmatan rasa kian terancam. Ego diri kian tampak sejalan dengan putaran waktu, watak asli semakin tampak diantara guratan citra yang terus rontok. Hanya kebersamaanlah yang mengkikis segala rasa yang timpang. Begitupun dengan sebuah komunitas yang melakukan traveling beberapa hari ke suatu negeri, bersama orang yang tak pernah ia kenal, dengan ragam watak dan sifat yang terbentuk. Terasa asing bagi mereka yang sulit tuk menekukkan rasa agar terjalin suatu kebersamaan yang jujur. Maka satu-satunya jalan yang paling indah adalah saling peduli atas kebersamaan yang terjalin. Pun demikian bagi smartHAJJ Cordova, setelah melakukan perjalanan suci berhari-hari, tentunya banyak cerita yang dirasa. Suka maupun duka menjadi kisah yang tak terhindarkan.
Perjalanan yang kaya akan pengalaman spritual, selalu menumbuhkan nostalgia yang sulit digambarkan. Sketsa Haramain pun sulit dilukiskan oleh jemari yang telah menyentuh debu bangunan suci. Selalu ada rasa tuk kembali bersimpuh di dalamnya, selalu ada harap tuk menghapus sketsa menjadi nyata dihadapan-Nya. Betapa indah saat airmata berderai di pelataran suci-Nya. Betapa dahsyatnya ketika jemari saling melingkar tuk bersama thawaf memutari Ka’bah. Bersama dalam ridha-Nya, bersama dalam segala peristiwa, bersama menuju jalan surga-Nya.
Kebersamaan dalam setiap aktifitas, mencerminkan sebuah konsep ‘jamaah’ yang kokoh. Tidak pudar oleh kekuatan iblis yang kerap mencuri kunci surga dari genggaman. Karena dengan kebersamaan lahirlah sebuah “Tawsabil Haq” yang saling memperhatikan dengan pesan-pesan moral yang menjaga kemabruran. Berbeda ketika berjalan sendiri-sendiri, maka dengan mudah iblis Sang durjana memperdaya langkah kita menuju kebahagiaan yang hakiki. Menjaga kebersamaan rasa –tentunya- tidak semudah mengawali kebersamaan. Tekad dalam mencipta komunitas ‘Tawsabil Haq’ lah yang kiranya akan mempermudah jalinan itu terikat kembali. Saling menjaga akan bangunan mabrur yang tercipta.
Bukan hanya berharap kembali bersama menuju Tanah Suci, tetapi jauh dari itu, kita berharap dapat hidup bersama dalam keindahan taman surga nan abadi. Hidup dalam kebersamaan di surga-Nya, bukanlah sebuah takdir, tetapi sebuah pilihan yang ada dihadapan kita. So, Keep It Together Forever!