Pernahkah terpikir oleh kita bahwa sesuatu yang telah terjadi di masa lampau, sesungguhnya adalah potret perjalanan yang akan kita telusuri guna menghadapi masa depan yang masih abstrak. Kata orang, histori atau sejarah selalu diibaratkan dengan sebuah tongkat petunjuk arah perjalanan. Dalam Islam sering kita dengar ungkapan ‘Sunnatu At-Tadawul’ atau siklus perputaran. Setiap makhluk hidup akan berada pada track ‘Lahir, hidup, mati’, begitu seterusnya. Namun, Dzat Maha Pengasih tidak membiarkan kita hidup tanpa skenario. Oleh karenanya, Dia menciptakan kehidupan masa lalu (sejarah) sebagai bahan perenungan dan pijakan untuk membenahi segala proses menghadapi masa depan. Terkadang, bercermin pada sejarah memang sulit, dan terkesan meniupkan aroma romantisme belaka. Terlebih ketika suatu peristiwa terdahulu harus diwejentahkan pada tataran realitas kekinian. Namun, ketika sejarah itu kembali (dan pasti terulang) suatu saat –tentunya- dengan konsep dan wajah yang lain, kita telah memiliki tali kokoh guna menghindari kesalahan yang serupa. Pepatah mengatakan “Hanya Khimar (keledai) yang akan jatuh pada lubang yang sama”.
Subhanallah, benar tampaknya ALLAH SWT menciptakan masa lalu untuk masa depan. Dengan detail ALLAH menggambarkan bagaimana drama perjalanan makhluknya dimasa lampau. Masa ketika dosa pertama terjadi adalah rasa sombong yang diperankan oleh Iblis. Ketika ALLAH memberikan perintah sujud kepada Adam as, iblis malah mengutarakan keberatan yang terbalut oleh kesombongannya. “Bagaimana aku harus bersujud pada Adam yang diciptakan dari tanah, sedang aku dari api” (QS. Shad: 75-83). Dari kisah masa lalu ini, ALLAH mengajarkan manusia bahwa sifat sombong akan menjerumuskan kehidupannya.
Kedua, sejarah juga mengajarkan sesuatu yang sangat berharga. Yakni kesalahan pertama manusia, yang hal ini ditokohkan oleh nenek moyang umat manusia, Nabi Adam as. Sejarah mencatat, bahwa kepatuhan pada pimpinan, ketua, lebih tinggi lagi pada ALLAH SWT. Adalah hal mutlak yang harus menjadi perhatian manusia. Karena kesalahan pertama Nabi Adam adalah mengikuti hawa nafsu (iblis) dengan menyampingkan perintah ALLAH.
Subhanallah…Benar-benar DIA menciptakan masa lalu untuk pegangan manusia menghadapi kehidupan, kini dan seterusnya.
Whatever yang telah kita kerjakan di masa lalu, seharusnya menjadi sebuah pijakan hari ini, karena langkah kita hari ini adalah potret miniatur masa depan. Tak ada masa depan yang gelap, ketika sinar menembus hari ini, menyinari sepanjang perjalanan melalui kerja keras dan untaian doa.Tak ada masa depan yang hancur, ketika hari ini tersusun rapi bak jalan mulus yang menghantar destinasi. Terimakasih Tuhan yang telah menciptakan masa lalu sebagai pijakan kami hari ini.