Kemuliaan akhlak Rasulullah senantiasa menarik perhatian kita. Beliau merepresentasikan ajaran Islam tentang bagaimana memperlakukan orang di sekitar kita. Takkan sulit bagi kita mencari contoh bagaimana berinteraksi dengan sesama muslim dan juga non muslim, karena tak ada dan tak akan ada manusia seantero jagad yang biografinya ditulis demikian lengkap.
Salah satu yang melumatkan sifat “balas dendam” yang kerap dianggap manusiawi oleh kita, adalah bagaimana Rasulullah memperlakukan orang yang sedang sakit. Betapa beliau sangat memperhatikan orang yang sakit bahkan pada non muslim yang menzaliminya sekalipun.
Suatu waktu, ada seorang Yahudi yang melemparkan kotoran unta ke tubuh Rasulullah setiap kali beliau melewati jalan dekat rumahnya. Beliau tiada pernah marah apalagi membalas perbuatan keji tersebut.
Suatu hari, beliau melewati jalan itu lagi. Tak seperti biasanya, Rasulullah
aman-aman saja. Menghilangnya Yahudi itu justru membuat Rasulullah penasaran. Ternyata si Yahudi itu sakit keras sampai tidak dapat keluar rumah.
Rasulullah saw kemudian menjenguknya. Bukan main terkejutnya si Yahudi ketika tahu bahwa orang yang selama ini dizaliminya datang menjenguknya.
Akhirnya kunjungan Rasulullah berbuah hidayah pada si Yahudi yang kemudian mengucap dua kalimat syahadat.
Sekiranya kita yang dilempari kotoran unta, jangankan oleh si Yahudi, bila pelakunya muslim pun, sakitnya dia, bisa jadi membuat kita senang karena terbebas dari gangguan, atau mungkin malah kata “syukurin”, terlontar dari lisan kita, itulah balasan bagi orang yang zalim. Tak terbersit untuk menjenguk orang yang menzalimi kita. Tidaklah demikian adab yang dicontohkan Rasulullah terhadap orang yang sakit. Sabda beliau, “”Hak orang muslim atas orang muslim lainnya ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazahnya, mendatangi undangannya, dan mendoakannya ketika bersin. (hadits sahih muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah r.a.).
Semoga kita tentang keutamaan menjenguk orang sakit, sebagaimana sabda Rasulullah, “”Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim lainnya pada pagi hari kecuali ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari; dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma yang dipetik di taman surga.” (HR Tirmidzi).
Menjenguk orang sakit menjadi salah satu penyembuh bagi si sakit karena tidak sekadar obat yang dibutuhkan, melainkan perhatian dari orang-orang disekelilingnya. Semoga kita dapat meneladani akhlak Rasulullah mulai dari yang terkecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai sekarang.