اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ وَمَا يَنۡطِقُ عَنِ الۡهَوٰىؕ
“Tidaklah ia (Rasulullah ﷺ) bertutur berdasarkan keinginan hawa nafsunya, akan tetapi merupakan wahyu yang diberikan” (Qs. An Najm : 3-4)
smartFOLKS suka heran ngga sih sama dunia? Karena saya selalu..
Sudah hampir 1 tahun sibuknya dunia terhenti. Seolah – olah kita semua merupaka Guinea Pig dari penilitan sebuah simulasi sistem teknologi. Rasanya lambat sekali, namun berat. Kemarin saya duduk didepan teras rumah sambil menyesapi teh panas varian buah peach dari Inggris. Nikmat sekali rasanya, dapat sedikit menyembuhkan hati yang gundah gulana melihat kekacauan dunia.
Saya ngga ngeluh, hanya sedikit dibuat bingung.
Kenapa sih ini terjadi?
Bukankah hidup ini sudah cukup menjadi teka-teki?
Kenapa manusia masih mempersulit lagi?
Brazil meraih rekor kemenangan terbanyak dalam sepak bola kerap menang berturut – turut sebanyak 73 pertandingan di piala dunia. Sementara Indonesia baru saja mencetak rekor kasus Covid-19 terbanyak per harinya. Ngga usah dipikirin kenapa, kalau kata Dilan “Ini berat, kamu ngga akan kuat”
Selama bekerja dari rumah saya merasa kurang produktif. Kok hari dilewatkan gini – gini aja ya. Keluh saya didalam hati. Selalu begitu. Apalagi malam-malam saat dunia sedang hening. Pikiran kadang lebih berisik. Lalu saya putuskan untuk bicara dengan teman melalui video call.
30 menit berbicara lewat telepon genggam. Rasanya jauh lebih ringan karena dapat bertukar pikiran. Teman saya ini lulusan Universitas terkenal di Inggris. Imannya luar biasa kokoh ditengah hiruk-pikuk dunia barat. “Allah tests us with what we love. Dunia terasa terhenti bukan tanpa alasan.” Tuturnya ditengah pembicaraan “Last night my mom called me, we talked about so many things. But one thing stuck in my head. Kenapa orang muslim jauh lebih takut penyakit dibandingkan Tuhannya. Padahal Allah jelas bilang, every hardship comes with ease. Malu ngga sih sebagai orang islam kalau panik?” Lanjutnya. “The only thing we can do, is to move forward as a sign of gratefulness”
Allah tests us with what we Love. Dunia terhenti bukan tanpa alasan. The only thing we can do, is to move forward as a sign of gratefulness.
Seketika saya malu. Kalimat ini hidup di kepala saya secara gratis. Sial. Maki saya pada diri sendiri. Mau tenang malah jadi gelisah lagi.
Paska perbincangan, saya langsung ngebut mulai lebih aktif lagi baca – baca buku. Dari mulai buku motivasi, buku islam, jurnal, mendengarkan talkshow melalui Podcast, belajar masak. Hampir semua hal saya coba-coba selama setahun belakangan ini semasa pandemi sebagai bentuk rasa syukur.
Tidak saya sangka ternyata saya suka menulis. Lantas saya tanya kepada ibu saya “Mah, ternyata saya suka nulis.” Rupanya ibu sudah terbiasa dengan saya menulis “memang kamu itu suka sajak sejak kecil. Tidak suka film romansa, kamu lebih cinta kata-kata” tuturnya menjawab. Pandemi ini mengajarkan saya bahwa Allah memang dekat. Baik sekali tidak membiarkan saya sendirian. Membukakan pintu baru dan ilmu baru buat saya. Termasuk saat saya sedang membuka kulkas dapur dan menemukan sebuah botol kecil di lemari penyimpanan bumbu dapur bertuliskan “Qisthul Hindi”.
Teka Teki macam apalagi ini?
Surat saya dalam hati.
Setelah browsing di internet, ternyata, Qisthul Hindi atau Al Qusthul Hindi ini merupakan Thibbun Nabawi atau Obat non medis yang merujuk pada Tindakan dan perkataan Nabi.
The Healer of Seven
Apa sih sebetulnya Qust Al Hindi itu?
Jadi gini smartFOLKS, Qust Hindi (Qust Al Hindi atau Indian Costus) adalah batang hitam atau kayu yang diambil dari pohon bernama Al Qust (Costus). Batang ini berasal dari India. Sebagaimana telah disabdakan Nabi Muhammadm bahwa dalam Qust Hindi (Kayu India) ini mengandung sejuta bahan yang dapat menyembuhkan 7 penyakit diantaranya penyakit paru – paru.
حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أُمِّ قَيْسٍ بِنْتِ مِحْصَنٍ قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْعُودِ الْهِنْدِيِّ فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ يُسْتَعَطُ بِهِ مِنْ الْعُذْرَةِ وَيُلَدُّ بِهِ مِنْ ذَاتِ الْجَنْبِ وَدَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِابْنٍ لِي لَمْ يَأْكُلْ الطَّعَامَ فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَرَشَّ عَلَيْهِ
“Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al-Fadl telah mengabarkan kepada kami Ibnu ‘Uyainah dia berkata: saya mendengar Az Zuhri dari ‘Ubaidullah dari Ummu Qais binti Mihshan berkata: saya mendengar Nabi ﷺ bersabda:
“Gunakanlah dahan KAYU INDIA, karena di dalamnya terdapat 7 macam penyembuh dan dapat menghilangkan penyakit (racun) di antaranya adalah RADANG PENYAKIT PARU.
Ibnu Sam’an dalam haditsnya: “Karena sesungguhnya padanya terdapat obat dari tujuh macam jenis penyakit, di antaranya adalah RADANG PENYAKIT PARU (DADA).”
Lalu aku menemui Nabi ﷺ sambil membawa bayiku yang belum makan makanan, lalu bayiku mengencingi beliau, maka beliau meminta air dan memercikinya.” (HR. Al-Bukhari No. 5260)
Biar smartFOLKS tambah yakin, saya kasih manfaat Qusthul Hindi bagi Kesehatan tubuh kita, diantaranya :
- Radang Tenggorokkan
- Penyakit Paru-paru
- Mencegah kanker dan virus jahat
- Melancarkan sistem pencernaan
- Merawat Kesehatan Rahim
- Meningkatkan sistem imunitas / kekebalan tubuh kita
Manusia memamang sering rumit padahal solusinya sudah di depan mata. Sebagian orang pasti masih ragu. Tapi coba smartFOLKS lihat hadist yang tertera paling awal.
“Tidaklah ia (Rasulullah ﷺ) bertutur berdasarkan keinginan hawa nafsunya, akan tetapi merupakan wahyu yang diberikan” (Qs. An Najm : 3-4).
Manusia itu memang default setting nya egois. Itu juga salah satu penemuan saya yang diperkuat selama pandemi. People are selfish. Kenapa susah-susah percaya sama manusia.
Ini sedikit curhatan saya mengenai dunia. Saya ngga sama sekali nyangka dapat bertahan sejauh ini kalau bukan karena Allah lewat Random Talk sama teman saya dari 32368 km jauhnya.
Kalau boleh tau, Penemuam smartFOLKS apa selama pandemi?