Istilah “Galau” dewasa ini sering muncul di kalangan anak muda, bukan hanya anak ‘gaul’ tetapi semua kalangan muda dimanapun pasti telah dan sering menggunakan istilah galau. Baik di pinggiran kota, maupun di pelosok desa, kerap mengungkapkan istilah galau. Namun perasaan galau sesungguhnya tidak hanya menyerang anak muda, melainkan hampir semua usia bisa merasakannya. Dari yang putus cinta, cemburu buta, ke-‘gap’ narkotika, hingga terdakwa korupsi, anak sulit makan nasi, serta ketahuan selingkuh sama istri. Dalam kondisi seperti itu, kata ‘galau’ adalah primadona untuk mengungkapkan rasa, baik secara verbal maupun tulisan dalam status-status jejaring sosial. “I am Galau”, “Sorry sob, gw gak bisa ikut, lagi galau neh”, “pliss deh, gitu aja galau, gak asyik ah!”. Masih banyak tentunya kalimat-kalimat ekspresi yang menggunakan kata galau. Sedangkan kata galau itu sendiri memiliki banyak versi dan pengertian yang berbeda-beda. Namun intinya, kalimat galau yang sering disebut itu adalah sebuah perasaan tidak enak yang ada pada pikiran hingga bingung dan membuat emosi menjadi labil.
Jika demikian, lalu bagaimana dengan tema diatas “Ramadhan GALAU”, bukankah ‘Galau’ selalu identik dengan kalimat negatif (?) Apakah hal demikian menjadi kemulian Ramadhan terkotori dengan kata GALAU tersebut (?) Atau dengan makna lain, apakah saat Ramadhan tiba, akan banyak menimbulkan orang-orang yang semakin galau (?) Tentu jawabannya tidak, karena makna Ramadhan GALAU diatas berbeda dengan apa yang kini menjadi ‘primadona’. GALAU ini pun sama menyentuh semua lapisan orang kota maupun desa. Bahkan semua orang tidak luput dari GALAU yang dimaksud. Terlebih saat Ramadhan, rasanya keyakinan akan GALAU menjadi pengukuh ibadah shaum. Karena GALAU yang dimaksud adalah “God Always Looking At U”.
ALLAH selalu melihat mu kapan dan dimanapun. Ramadhan memberikan edukasi kejujuran manusia muslim dalam menjalankan ibadah shaum. Sejatinya keyakinan GALAU itu tidak harus selalu dirasakan saat ramadhan tiba. Namun demi sebuah pembelajaran, momentum ramadhan sangat tepat untuk mengusung GALAU menjadi keyakinan setiap langkah yang terpijak.
Meyakini ALLAH sedang melihat kita, disebut juga dengan kesadaran Muraqabah, pengertian muraqabah adalah menerapkan kesadaran bahwa ALLAH selalu melihat dan mengawasi kita dalam segala keadaan. Bahwa ALLAH selalu mengetahui apa yang kita rasakan, ucapan dan perbuatan.
So’ Ramadhan GALAU should be Cool then 4L41’s