Pagi di Kota Nabi

Udara sejuk menyelimuti kota Nabi. Semilir angin halus menerpa langkah smartHAJJ menuju Masjid Suci Nabawi. Cuaca yang awalnya terkira ekstrim, ternyata sangat bersahabat. Mungkin saat malam tiba saja dingin terasa menusuk tulung, namun tidak mengganggu prosesi ibadah di Masjid Nabawi. Grup Platinum mengawali langkah di pelataran Suci sejak tiga hari lalu. Tentunya banyak cerita yang dikisahkan di awal perjalanan ini. Terlebih ketika airmata membasahi muka saat menatap Masjid Nabawi dan Raudhah. Kerinduan akan hangatnya cinta Rasul pada umatnya, kian terbakar dan mendesir melalui aliran darah saat berada dihadapan makam Baginda Rasulullah SAW. Shalawat serta Salam terus dipanjatkan seraya berharap syafaatnya, Kepadatan jemaah haji dari pelosok bumi tidak menyoroti langkah untuk terus berada di taman surga itu. Air mata menjadi sebuah saksi rasa dalam jiwa. Ia mengalir diantara hangatnya diri dalam belaian suci Nabawi.

Air mata adalah simbol kejujuran, pada saat yang tepat, menangislah sepuas-puasanya. Nikmatilah setiap derai airmata yang membasahi wajah, karena tidak selamanya orang bisa menangis. Jangan takut dikatakan cengeng ketika tangisan berhadap Sang Khalik, karena air mata itulah yang menghantarkan kejujuran saat berada dalam dekapan-Nya. Selain indah dan sehat, menangis dengan deraian air mata saat mengadu pada Ilahi Rabbi akan melicinkannya menuju surga yang abadi. Pun airmata yang tumpah karena menangisi dosa masa lalu akan memadamkan api neraka.

smartHAJJ Cordova memahami betul Sabda Rasulullah SAW. Bahwa ada air mata yang diharamkan masuk neraka, yaitu mata yang tidak tidur semalaman dalam perjuangan dan mata yang menangis karena takut kepada Allah SWT. Dalam QS. Al-Isra (109), Bahkan Allah SWT memuji orang yang menangis. “Dan, mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.” Seseorang karena malu dikatakan cengeng untuk menangis, dikhawatirkan hatinya gersang dan kering.

Pagi yang cerah di Tanah Nabi, menjadikan semangat yang luarbiasa untuk selalu berada di samping Rasulullah SAW. Merajut cinta dengan kebesaran-Nya, menanti hamparan berkah yang menyertai setiap langkah. Deraian airmata menjadi saksi yang teramat mulia. Sehingga semua kita berharap menjadi manusia yang beruntung, sebagian tanda orang beruntung adalah ketika ia hadir di bumi langsung menangis, sementara orang sekitarnya tersenyum dengan penuh kegembiraan. Jika meninggalkan dunia ia tersenyum, sementara orang disekitarnya menangis karena sedih ditinggalkan.

Related Post

Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *