Umat yang di Rindu
Pada suatu hari terjadi percakapan di antara Rasulullah SAW dengan Abu Bakar As-Siddiq, dan Sahabat-sahabat yang lain pun mendengarnya. “Wahai Abu Bakar, begitu rinduku untuk bertemu dengan saudara-saudaraku (ikhwan)”, Sabda Rasul. Wahai Rasulullah, bukankah kami ini saudara-saudaramu juga (?) Jawab Abu Bakar. Rasulullah SAW menjawab, “Kamu sekalian adalah sahabat-sahabatku”. Keterangan Rasulullah itu sungguh mengherankan Abu Bakar, juga sahabat-sahabat lain yang hadir. Apakah bedanya antara sahabat dan ikhwan, siapakah yang dimaksudkan Rasulullah SAW itu dengan penuh kerinduan (?). Apa yang disampaikan Rasulullah SAW mampu membuat alam pikir sahabat saling bertanya, suasana percakapan pun menjadi lebih serius, karena masing-masing ingin tahu mengenainya.
Rasulullah SAW segera memahami suasana itu, maka segera Rasul menjelaskan apa yang disabdakannya. Ikhwan (saudara-saudara) ku yang dimaksud adalah generasi yang belum muncul. Mereka beriman kepadaku, walaupun mereka tidak melihatku. Mereka benarkan aku tanpa pernah melihatku. Mereka temukan tulisan (Al Qur’an dan Hadits) dan beriman kepadaku. Mereka amalkan apa yang ada dalam tulisan (Al Qur’an dan Hadits) itu. Mereka bela aku seperti kalian membela aku. Alangkah inginnya aku berjumpa dengan mereka”..
Lalu Rasulullah kembali bersabda, “Berbahagialah orang yang melihatku dan beriman kepadaku”. Beliau mengucapkannya satu kali. Kemudian Beliau meneruskan sabdanya,
“Berbahagialah orang yang beriman kepadaku padahal tidak pernah melihatku”. Dan mengulanginya sebanyak tujuh kali. Subhanallah.
Allahumma shalli ala Muhammad wa ala alihi Muhammad
Shalawat dan salam untuk beliau, suri tauladan kita Muhammad SAW. Semoga kita termasuk hamba-hamba ALLAH yang dirindukan Beliau.
Amiin Yaa Rabb