Bagi sebagian masyarakat Indonesia, mungkin jumlah dana yang dibelanjakan untuk perjuangan suci, haji maupun umroh, tidak perlu ada pertimbangan-pertimbangan lain. “Saya ingin umroh dengan fasilitas VIP”. Titik, tidak lagi melihat dan mempertimbangkan harga, yang penting baginya berangkat dan beribadah dengan khusyuk di Tanah Suci. Boleh kah (?) tentu saja boleh, dalam Islam kata “Isthitho’a” atau berhaji dan umroh bagi yang “Mampu” tidak dibatasi apakah harus menggunakan fasilitas VIP atau reguler, yang penting adalah niatan ibadah karena ALLAH Ta’ala. Bisa saja, untuk mendukung kekhusyuan ibadah, mereka yang memiliki kelebihan rezeki, mengambil paket umroh dengan fasilitas VIP. Akomodasi yang berdampingan dengan masjid, transportasi yang tak menguras ‘rasa’ kesal –karena mungkin tak ber AC (ditengah panasnya udara Saudi), atau banyak kursi yang rusak dan berdebu. Juga maskapai yang direct Jakarta-Jeddah, tanpa harus transit ke negara lain terlebih dulu. Semua hal itu tidak dilarang, karena yang menjadi perbedaan bekal dalam berhaji maupun umroh adalah bekal takwa.
Di samping itu, jika Anda ingin mengetahui harga yang ditawarkan semua travel untuk haji ataupun umroh, yang paling mendasar untuk diketahui adalah Letak akomodasi (hotel), berapa lama tinggal di Haramain (Makkah dan Madinah, non Jeddah) dan apakah weekend (Kamis dan Jumat) berada di Makkah, sehingga sholat Jum’at tepat di Masjidil Haram. Subhanallah
Baiklah sedikit kita rinci pembahasan diatas secara transparan. Seperti yang kita tahu bersama, bahwa kini Kerajaan Saudi Arabia sedang memperluas Masjidil Haram secara besar-besaran, imbasnya banyak akomodasi atau penginapan yang tergerus oleh project ini. Secara bisnis, bagi hotel-hotel yang tidak mengalami ‘penggusuran’ –tentunya- bersaing dalam masalah harga. Hal ini juga yang –konon- untuk tahun depan bukan hanya jemaah haji yang terbatas kuota, bagi jemaah umroh pun dibatasi dengan jumlah kuota setiap negaranya. ALLAHU ‘A lam
Setelah menentukan hotel, kita mulai berhitung berapa lama kita tinggal di Haramain (2 tanah suci, Makkah dan Madinah). Kenapa Jeddah tidak dihitung (?) Karena Memang harga hotel semalam di Jeddah masih teramat jauh rendahnya dibanding Madinah, terlebih di Makkah Al-Mukaromah. Meski Anda ditawarkan hotel termewah di Jeddah sekalipun. Jika alasan untuk tinggal semalam di Jeddah terlebih dulu –sebelum- berangkat menuju Madinah atau Makkah, hanya karena alasan istirahat terlebih dulu sebelum perjalanan darat yang panjang, pastikan bahwa saat itu kita memang dalam keadaan lelah luar biasa, atau mungkin setelah 42 hari tidak tidur sekejap pun. Jika hanya kurang tidur selama dalam perjalanan pesawat dari Jakarta, lebih baik kita pertimbangkan untuk mengambil paket umroh yang langsung menuju Dua Tanah Suci.
Intinya, jika niatan suci kita telah terpatri di Raudah (Madinah) dan Ka’bah (Makkah), maka lebih baik untuk segera menuju titik suci itu.
Ketiga, kenapa kita harus bertanya apakah weekend-nya di Makkah (Kamis dan Jumat), karena satu hal bahwa kita berkesempatan sholat Jum’at di Masjidil Haram. Subhanallah bukan hanya karena pahala yang berlipat-lipat, kita juga bisa merasakan bagaimana weekend di Tanah Suci. Pasti kita semua tahu bagaimana rate penginapan, dibelahan dunia sekalipun jika saat weekend atau masa-masa liburan, jauh lebih tinggi, bukan begitu (?) karenanya, jika kita ingin pergi umroh, setelah melihat harga-nya, cobalah perhatikan 3 point diatas, setelah masuk logika, barulah Anda akan memilih dengan siapa akan berlabuh menuju samudra cinta-Nya. Selain semua itu, -tentunya- Anda juga ingin berangkat bersama travel yang memiliki standar kualitas pelayan yang terbaik.
Selamat mencoba dan mencari paket dan harga umroh yang terbaik menurut Anda!
>> smartUMRAH Cordova 2018
Let’s go Umrah!!