Banjir surut, Semangat pantang Surut!
Jantung negeri kembali berduka, sudah hampir sepekan ibukota tergenang. Tiada yang bisa menghalau kala alam menyapa. lirih atas segala yang menimpa. Berlutut sadar akan kuasa Dzat Maha Segala. Mari kita hentikan –sementara- polemik musibah banjir ini sebagai ujian atau Adzab ALLAH SWT. Karena ‘cibiran’ yang menunjukkan kata ‘adzab’ atas banjir yang melanda, adalah sesuatu yang menyakitkan rasa bagi mereka yang menjadi korban. Tidak juga membahas tentang kesalahan siapa bencana ini, rakyat atau pemerintah, bangunan perkotaan atau bangunan di bantaran kali, warga puncak atau ibukota, penduduk yang di hulu atau yang berada di hilir. Semuanya akan menjadi absurd ketika musibah melanda. Tanpa juga berlepas tangan bahwa –mungkin- ada celah andil peran kita dalam musibah ini. Alam tak pernah salah, yang kemungkinan besar salah adalah kita, yah kita semua tanpa pandang bulu. Berintropeksi tanpa menyalahkan orang adalah cerminan kedewasaan dalam menghadapi musibah.
Hal yang teramat penting dilakukan saat ini adalah bagaimana menghadapi segala hal pasca banjir, kebersihan, wabah penyakit dan juga persiapan untuk menghadapi gejala alam yang kemungkinan terjadi kembali. Karena menurut prediksi BMKG, cuaca ekstrem akan terus berlanjut hingga akhir bulan ini. Musibah ini juga merajutkan kembali rasa kebersamaan. Saling mengasihi antara mereka yang menjadi korban dengan masyarakat yang berempati. Tak luput saudara-saudara kita yang berada di luar Ibukota yang turut terlanda musibah, semoga semua dapat kembali berjalan normal. Bangkit dan kembali berjalan menghadapi kehidupan. Jika banjir kan surut, tetapi semangat dan khusnudzon pada Sang Pencipta tiada kata surut.
Karena sesungguhnya, musibah yang menimpa menunjukan kepada manusia akan kekuasan ALLAH dan lemahnya hamba. Musibah menjadikan seseorang kembali kepada ALLAH dan bersimpuh dihadapan-NYA. Musibah juga menjadikan seorang memiliki sifat penyantun dan pemaaf terhadap orang yang melakukan kesalahan kepadanya. Musibah akan membersihkan dosa dan kesalahan. Musibah akan menumbuhkan sifat belas kasih pada diri seseorang terhadap yang ditimpa musibah serta membantu meringankan bebannya. Melalui musibah pula kita kerap merasakan kenikmatan atas rezeki yang ALLAH berikan selama ini.
So’ jangan pernah berburuk sangka kepada ALLAH akan musibah yang terjadi, mungkin alam menyapa kita untuk segera berbenah atas apa yang telah kita lakukan kepada alam dan keimanan kita. Foto: VIVAnews