Jika Elizabeth Gilbert tokoh yang diperankan Julia Robert dalam film Eat, Pray, Love itu menggambarkan suatu perjalanan hidup yang lebih berarti dari sebelumnya, maka sesungguhnya terdapat ruang yang –jika saja- ada produser film yang menggambarkan perjalanan lebih bermakna dan mencerahkan. Seperti film ‘Rihlah Ibnu Batuta’, perjalanan Ibnu Batuta ke Tanah Suci lebih mencerminkan suatu perjalanan yang menyentuh beragam dimensi kehidupan. Tidak hanya eat, pray dan love, tetapi juga menyangkut budaya dan sosial masyarakat yang ditempuhinya. Perjalanan menuju Tanah suci, adalah suatu perjalanan yang sangat mencerahkan. Menggabungkan antara ‘pentas’ duniawi dan ukhrawi, merangkai suatu yang tak terbayang sebelumnya. Berpacu dengan gejolak rasa yang tidak hanya masuk pada lorong waktu manusia-manusia sholeh terdahulu. Tetapi juga menyimak bagaimana integritas kehidupan Islam yang modern dan penuh kedamaian. Mencerahkan dari setiap peristiwa yang terjadi selama perjalanan menuju titik pusat bumi, juga mencerahkan jiwa tuk menyadari betapa lemahnya manusia dihadapan Tuhan pemilik Ka’bah Al-Musyarafah.
Enlightening Journey adalah suatu perjalanan yang memberikan pencerahan, memberikan secercah harap tuk mendapatkan cahaya yang menyinari kehidupan baik dunia maupun kehidupan abadi kelak di akherat. Seperti suatu alat elektronik yang berjalan menggunakan baterai, maka untuk terus melanjutkan beroperasi, maka alat itu perlu di charge agar kembali penuh dengan bekal perjalanan seterusnya. Enlightening Journey yang dimaksud adalah perjalanan menuju Baitullah untuk terus men-charge cahaya yang kadang redup menyinari langkah hidup manusia. Seperti asupan makanan pada tubuh, ia menjadi semacam keperluan setiap manusia untuk bertahan hidup. Adakalanya Enlightening Journey ini juga menjadi suatu kepentingan jiwa untuk membersihkan nokta yang terus menggunung disetiap jejak hidup manusia. Seperti Sabda Rasul, “Dari umrah ke umrah adalah penghapus (dosa-dosa) diantara keduanya.”
Semoga Enlightening Journey ini bukan menjadi perjalanan terakhir, tetapi perjalanan yang akan terus menghapus dosa diantara perjalanan-perjalanan suci selanjutnya di Tanah Suci. Perjalanan hidup yang dihimpit oleh pilar-pilar suci sebelum datangnya ajal. Perjalanan yang akan menjadi saksi tapak kaki di Istana Surga-Nya. Perjalanan Mencerahkan ini juga akan membawa setiap manusia menuju hakikat cinta sesungguhnya, tidak seperti pertemuan kembali cinta sejatinya Elizabeth Gilbert dengan Felipe (Javier Bardem) di Bali dalam ending Eat, Pray, Love. Tetapi cinta yang dilandasi kekuatan dari setiap energi manusia yang menyerap pada Bangunan Suci-Nya.