Departemen Agama (Depag) berjanji memaksimalkan pencegahan penyakit menular kepada jamaah haji, terutama virus flu babi. Dengan berkoordinasi dengan Departemen Kesehatan, Depag akan membagikan tamiflu pada setiap dokter yang betugas di kelompok terbang (kloter). Selain itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga bekerja ekstra mengampanyekan kebersihan kepada jamaah ketika berada di Tanah Suci. “Pemberian vaksin anti-flu masih belum diperlukan karena potensi tertular bisa dihindari. Caranya dengan intensif mengingatkan agar jamaah menjaga kebersihan dan kesehatan,†Tegas Sekretaris Dirjen Haji dan Umrah Abdul Ghafur Djawahir ketika ditemui di Jakarta kemarin petang. Upaya lain yang akan ditempuh adalah menaikkan standar kesehatan pada medical check-up fase dua dan tiga. Pemeriksaan kesehatan fase dua adalah ketika jamaah menggelar manasik. Sedang fase ketiga dilakukan ketika jamaah di karantina di asrama haji menjelang keberangkatan. “Misalnya pada fase kedua lolos, belum tentu fase ketiga mereka bisa lolos lagi.
Jadi jamaah harus benar-benar menjaga kondisi kesehatan,†ujar dia. Menurut dia, Arab Saudi saat ini sedang menetapkan status waspada tingkat pertama terhadap persebaran penyakit menular jelang pelaksanaan musim haji 2009. Buntutnya, mereka mengeluarkan imbauan agar jamaah yang berusia di atas 65 tahun, di bawah 12 tahun, dan yang sakit kronis menunda melaksanakan rukun Islam kelima itu. “Saat ini sifatnya imbauan. Walaupun ada kemungkinan naik status jadi larangan, Depag tak akan melarang jamaah berusia di atas 65 tahun untuk berangkat,” terang dia.
Indonesia memiliki jemaah haji dengan kuota terbesar di dunia yakni 210 ribu.
Jamaah Indonesia mencakup 10 persen lebih dari total 2 juta orang di dunia yang melakukan ibadah haji. Sejauh ini, sudah 300 orang di Arab Saudi terjangkit flu A (H1N1) atau flu babi. Otoritas kesehatan mengkhawatirkan wabah itu menyebar cepat dalam dua pekan pelaksanaan ibadah haji. Menurut alumnus Al Azhar itu, imbauan itu sesuai hasil pertemuan Menkes Arab Saudi dan Menkes-Menkes dari kerajaan Arab. Seminar itu diselenggarakan atas perintah Raja Arab Saudi. Ghafur mengatakan, kemungkinan yang terjadi tahun ini bisa saja seperti beberapa tahun lalu. Yakni, ketika terjadi wabah meningitis pemerintah Arab Saudi tidak melarang.
Namun, meminta agar semua negara memberikan vaksin meningitis pada calon jemaah. “Karena imbauan itu pangkalnya adalah persebaran penyakit, bisa saja kemudian Arab Saudi meminta agar jamaah haji divaksin. Yang jelas, kami berharap jemaah tidak resah dengan kabar itu,†sambung Ghafur yang dikutip harian Kendari Pos edisi Senin, 27 Juli hari ini.
(Sumber: www.informasihaji.com)