Pemerintah telah memutuskan penggunaan vaksin meningitis untuk para calon jamaah haji. Hal itu diputuskan setelah tender pengadaan vaksin dimenangkan oleh PT Biofarma. Dari persyaratan yang telah ditetapkan, hanya produsen vaksin asal Belgia, Glaxosmithkline (GSK), yang sesuai. Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan (Binfar Alkes) Kemenkes, Sri Indrawati mengatakan, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Mengenai mutu, dan keamanan menjadi pertimbangan Kemenkes. Selain itu, hingga saat ini hanya GSK yang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Proses tender, kata Sri, tidak berlangsung lama. “Kita sudah melakukan tender secara terbuka, tapi hanya ada satu peserta,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Kamis (15/7). Akhirnya, pihaknya melakukan penunjukan langsung kepada Biofarma sebagai peserta tunggal proses tender. Penunjukan langsung ini bukanlah yang pertama. Pada dua kali tender sebelumnya, pihaknya juga melakukan penunjukan langsung. Hal itu dilaksanakan atas usulan dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah (LPPK).
Mengenai fatwa haram dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap vaksin meningitis produksi GSK, pihaknya juga mengaku kesulitan. “Kita menghadapi dilema, di satu sisi itu haram, di sisi lain kalau tidak disuntik vaksin jamaah haji kita tidak boleh berangkat,” bebernya. Jika harus menunggu fatwa baru dari MUI, pihaknya mengaku kerepotan. Ditambah, produsen vaksin tidak bisa menyediakan stok vaksin yang banyak dalam waktu singkat.
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Wan Alkadri mengatakan, saat ini terdapat tiga produsen vaksin meningitis yang ada di Indonesia. Yakni, Novartis dari Italia, Tian Yuan dari Cina, dan GSK. Novartis dan Tian Yuan sampai saat ini masih dalam proses pendaftaran di BPOM dan juga pengkajian oleh MUI. Pihaknya tidak yakin keduanya dapat menyelesaikan proses pendaftaran di BPOM dapat selesai dalam waktu dekat. Oleh karena itu, pihaknya memilih vaksin dari GSK.
Lebih lanjut Wan menuturkan, penyuntikan vaksin produksi GSK akan dimulai pada awal Agustus. “Saat ini kita sudah mulai mendistribusikan ke daerah-daerah yang jumlah jamaahnya sedikit,” paparnya. Dia mengharapkan, proses penyuntikan vaksin akan selesai pada akhir September. Hal itu terkait dengan jadwal pemberangkatan jamaah haji yang dilakukan pada 14 Oktober.
Pada tahun ini, total Kemenkes membutuhkan sebanyak 230 ribu dosis vaksin meningitis. Vaksin-vaksin itu akan disuntikkan kepada 211 ribu calon jamaah haji.
(Sumber: www.republika.co.id)