The City of Islam

Andalusia yang awalnya meliputi Cordova, Sevilla, Toledo, Granada hingga Portugal, terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Kerajaan Granada pun lambat laun semakin lemah karena sengketa keluarga kerajaan. Bila tak kuat iman, harta dan tahta memang akan menjauhkan kita dari nilai kekeluargaan, terlebih ukhuwah Islamiyah dan jihad fi sabilillah. Sultan Muhammad XII Abu Abdillah an Nashriyyah, raja terakhir Bani Ahmar, tidak berhasil mempertahankan kerajaannya saat diserang dua buah kerajaan Kristen yang bersatu, Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella. Kedua pemimpin kerajaan ini pula yang mendukung penjelajahan Columbus tahun 1492 M. Pada tanggal 2 Januari 1492 M/2 Rabiul Awwal 898 H Granada Jatuh ke tangan Kerajaan Kristen. Prosesi penyerahan Granada dilakukan di halaman Istana Alhambra.

Inilah akhir sejarah kejayaan Islam di Spanyol. Umat Islam diberi dua pilihan: Masuk Kristen atau keluar dari tanah Spanyol. Memasuki Abad 16, Andalusia (Spanyol) yang selama 8 Abad dalam kekuasaan Islam, bersih dari keberadaan umat Islam. Kemegahan dan keindahan Istana Alhambra pun luntur setelah menjadi Istana Kristen. Demikian pula Masjid Cordova yang dijadikan katedral “Virgin of Assumption”.

Masjid Cordova

Masjid ini dibangun oleh Khalifah Bani Umayyah yang bernama Abdurrahman III. Kali pertama wisatawan memandangnya, pastilah mengundang decak kagum. Bahkan sebagian pelancong muslim tak kuasa menahan air mata kesyukuran atas kesempatan yang ALLAH berikan untuk dapat menyambangi peninggalan zaman keemasan Islam di Eropa. Rasa syukur yang bercampur sedih karena tak kuasa untuk shalat di dalamnya.

Keindahan arsitekturnya begitu menawan. Menara setinggi 40 hasta berdiri diatas batang-batang kayu berukir. Kemudian di-topang oleh 1293 tiang yang terbuat dari berbagai macam marmer bermotif papan catur. Di sisi selatan tampak 19 pintu berlapiskan perunggu dengan kreasi yang sangat menakjubkan. Sementara pintu tengahnya berlapiskan lempeng-lempeng emas.

Setiap gerbang di masjid itu terdapat batu-bata merah dan batu putih. Gabungan unsur batu-batu tersebut mampu mewujudkan konsep jaluran yang mempesona. Konsep jaluran merah-putih itu banyak mempengaruhi seni arsitektur bangunan di Spanyol. Hiasan dindingnya disemarakkan motif flora dan kaligrafi al-Quran dalam bentuk ukiran kapur, kaca, marmar dan mozaik emas.

Bangunan masjid ini sangat kokoh dan tahan gempa, bahkan pada gempa keras yang pernah terjadi tahun 1793 (gempa bumi Lisabon) tidak ada sedikitpun keretakan yang terjadi. Sedangkan bangunan Kathedral dalam bagian masjid ini didirikan pada awal abad ke-13 masehi telah mengalami keretakan yang saat ini masih dapat terlihat.

Selain itu, kemegahan dekorasi pada ruang shalat juga sangat menonjolkan ruang mihrab. Lubang-lubang hiasan diletakkan pada ruangan kecil berbentuk segi delapan. Konfigurasi yang indah pada mihrab tersebut menjadi pusat perhatian.

(To be Continued)

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *