Lucerne, Kota Klasik Nan Indah

Setelah puas menikmati bagaimana indahnya kota Milan, serta menyaksikan bangunan-bangunan semacam Duomo, La Scala Opera, Monumental Cemetery, bahkan berpose di depan Stadion San Siro. Jamaah smartJOURNEY Cordova, melanjutkan perjalanan menuju satu kota indah di Tepi Danau. Menikmati bagaimana menghirup udara segar dengan keindahan alam yang tersaji. Bangunan-bangunan kota yang merapat di sepanjang danau, memanjakan mata untuk terus menikmatinya. Berdecak kagum dengan tak henti bersyukur atas keindahan yang terbentang. Kota ini, benar-benar menggoda rasa. Semua bercampur aduk hingga tasbih kan terus terucap akan keindahan alamnya. Inilah kota Lucerne, Swiss. Salahsatu kota klasik terfavorit bagi setiap pelancong dari manca negara.

Pada awalnya kota tersebut memang hanya sebuah dusun nelayan kecil, terletak di tepi barat Danau Lucerne. Namun, sejak tahun 840, dusun bernama Lucaria ini mulai masuk dalam catatan sejarah. Nama ini mengacu kepada sosok Santo Leodegar, rohaniwan Katolik yang mendirikan biara di tempat itu pada sekitar tahun 700. Secara berangsur-angsur, Lucaria kemudian berubah menjadi Lucerne. Dari sebuah dusun nelayan akhirnya tumbuh menjadi kota besar. Perkembangan tersebut terjadi setelah Gotthard Pass, jalan darat yang dibangun melintasi Pegunungan Alps, dibuka. Lokasi kota ini kemudian berubah menjadi sangat strategis, terletak di jalur perdagangan antara Lembah Rhine di Jerman Selatan dan Lombardy di Italia Utara.

Lucerne memang dilimpahi segala macam keindahan alam. Dengan latar belakang salju abadi yang ada di sepanjang tahun, dan ini artinya selama empat musim, selalu tampak menghiasi puncak Pegunungan Alps. Sementara hamparan hutan cemara mengelilingi kota, berpadu dengan air danau sangat jernih berwarna biru berkilauan. Meski letaknya jauh di pedalaman Swiss dan di tengah daratan Eropa, Lucerne setiap waktu memancing datangnya ratusan ribu pelancong dari seluruh penjuru dunia. Termasuk Europe Moslem Journey Cordova, mengunjungi kota ini adalah bagian yang sulit dipisahkan pada destinasi ini.

Venice

Salah satu objek wisata utama Lucerne adalah jembatan kayu yang membentang di Sungai Reuss. Jembatan di tengah kota tersebut dikenal dengan nama The Chapel, dibangun tahun 1333 serta diyakini sebagai jembatan kayu paling tua di dunia. Selama lebih dari tujuh abad, jembatan tersebut sudah beberapa kali (terakhir tahun 1993) diamuk oleh kobaran api. Setiap kali kebakaran terjadi, pemerintah setempat kemudian turun tangan untuk memugar. Jembatan ini pun bisa selalu tampak utuh dan seakan-akan tidak pernah tergoyahkan serta dirasakan sanggup bertahan, meski semua tiang penyangganya terendam air selama ratusan tahun. Dan banyak orang mengatakan bahwa ini adalah lambang keteguhan sikap masyarakat Lucerne, selalu abadi dan ingin memperbaiki diri.

Meski perjalanan sejarah telah menjadikan sebagian bangunan di Lucerne mulai tampak tua akibat dimakan usia, para pelancong justru bisa menikmati pesona keindahan klasik sekaligus ketenteraman kehidupan masyarakat di sebuah kota pedalaman Eropa. Di sisi lain, Lucerne juga berusaha untuk ikut mempercantik diri, tanpa meninggalkan yang lama. Kota tersebut bisa menampilkan ciri kehidupan masyarakat modern, lengkap dengan segala macam perniknya.

Dengan keindahan yang terbentang ini, semoga kita terus bertasbih akan karunia ALLAH yang tak pernah henti tersaji di Bumi ini.

Related Post

Japan I’m In Love

Japan I’m In Love

Apa yang terbersit dalam benak kita saat mendengar kata “ Jepang” ? sebagian kita mungkin…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *