Duel Maskapai; ‘Pemasungan’ Selera Terbang (?)

Menjelang keberangkatan jemaah umrah awal Maret ini, banyak kalangan yang merasa khawatir akan “Kisruh” Visa yang melanda hampir di seluruh agen penerbitan visa. Niat menggapai kemudahan dalam melangkah ke Tanah Suci, sedikit terganggu oleh birokrasi yang terkesan memonopoli kepentingan bisnis. Adanya suatu persyaratan mengenai prioritas penerbitan visa akan lebih mudah di proses, jika menggunakan salahsatu maskapai yang menjadi mitra bisnis dari salahsatu agen resmi penerbit visa tersebut, adalah suatu hal yang sangat disayangkan. Terlebih bagi jemaah yang memiliki style untuk dapat mendapatkan suatu perjalanan menggunakan maskapai pilihannya. Terjadi semacam “pemasungan” pilihan untuk mendapat fasilitas –yang sejatinya- dimiliki jemaah untuk menikmati perjalanan suci-nya. Betul jika masuknya kembali salahsatu maskapai penerbangan dalam rute Jakarta-Jeddah, menambah pilihan lebih semarak dan menguntungkan sebagian jemaah, tetapi dengan mensyaratkan “Harus” dengan maskapai tertentu, jika ingin mendapatkan visa umrah, inilah yang akan mengancam tradisi ‘Rahmatan Lil’alamin’ semakin pudar disetiap perjalanan haji maupun umrah.

Selain berdampak pada “Selera” jemaah tentang maskapai yang diinginkan, pengharusan terbang dengan salahsatu maskapai resmi yang digandeng agensi penerbitan visa ini juga menggambarkan “Pertarungan” antara maskapai dibalik layar, yang –mungkin- kurang sehat dimata para jemaah umrah maupun haji. Sebuah paradoks ketika niat suci tergadai oleh kepentingan bisnis yang terlalu “Dipaksakan”. Meski dalam etika bisnis, hal itu adalah wajar, karena setiap agensi penerbitan visa berhak memiliki kemitraan dengan siapapun dan dalam hal apapun. Tidak terkecuali dengan tautan partner bersama maskapai tertentu.

Sebut saja ketika maskapai ternama, Lion Air menggandeng partner strategisnya agen penerbit visa umrah, maka prioritas dalam pengeluaran visa umrah akan lebih mudah jika penyelenggara menggunakan maskapai Lion Air. Hal demikian bisa saja dikatakan sah dan tidak melanggar aturan, karena –saya yakin- itu semua terlahir dari semangat memberikan pelayanan yang terbaik untuk tamu-tamu Allah SWT.

Namun alangkah indahnya ketika agen-agen resmi yang diamanahkan dalam penerbitan visa itu, lebih membuka peluang together dalam penetapan maskapai, sebagai suatu potret keharmonisan yang tercermin dalam ibadah universal, rahmatan lil’alamin, semisal haji dan umrah.

Lion Air, Saudia Arabia, Garuda Indonesia, Singapore Airline, dll. Tentunya adalah maskapai-maskapai bonafid yang tidak diragukan dalam fasilitas maupun pelayanan terhadap jemaah haji dan umrah. Masing-masing sudah sangat layak dan telah teruji mengantarkan jemaah Umrah maupun haji. Justru dengan banyaknya maskapai destinasi Jeddah ini menjadi sangat membantu untuk menentukan optional dalam persaingan yang lebih sehat, utamanya dalam peningkatan pelayanan para tamu Allah SWT. Bukan malah menjadi mesin “Pemasung” yang mengorbankan semangat haji dan umrah.

Related Post

Cinta Sederhana

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *