Aqidah rububiyah yaitu mentauhidkan / meng-Esakan Allah ﷻ dengan kebesaran, kekuasaan dan segala apapun yang telah diatur oleh Allah ﷻ di alam semesta ini. Maka konsekuensinya ialah ketika seseorang telah meyakini bahwa selain Allah ﷻ, ada yang memiliki kemampuan sama seperti diatas, berarti orang tersebut mendzalimi dan menyekutukan Allah ﷻ dengan selain Dia.
Sesuai dengan kisah Ibunda Hajar, Imam al-Tsa’labi (ahli tafsir, 350-430 H) meriwayatkan, datanglah perintah Allah ﷻ kepada Nabi Ibrahim alaihisalam agar membawa istri keduanya ibunda Hajar dan bayi yang baru lahir jauh dari ibunda Sarah. Maka ibunda Hajar mengunakan ikat pinggang yang panjang atau semacam itu untuk menghapus jejak bagi ibunda Sarah (HR Bukhari)
Nabi Ibrahim alaihisalam dan ibunda Hajar menyusuri gurun pasir sambil menggendong bayinya bergantian. Tibalah mereka dikota Makkah yang pada waktu itu sangat tandus, tidak ada pepohonan, air dan sepi dari manusia. Mereka melihat ada bukit berwarna merah, diatasnya terdapat rumah tua dari dahan-dahan kayu yang sudah mengering. Disitulah Nabi Ibrahim alaihisallam menempatkan Ibunda Hajar dan Ismail dengan sebuah ransel berisi kurma dan geriba air (HR. Bukhari)
Setelah itu Nabi Ibrahim alaihisalam pergi meninggalkan istri dan anaknya. Melihatnya pergi, ibunda Hajar mengikuti dan berkata, “Hai Ibrahim ! hendak kemana kau pergi ?”
Nabi Ibrahim alaihisalam pun hanya bisa terdiam seribu bahasa.
Ibunda Hajar pun memanggil sampai beberapa kali dan berkata “Apakah kau tega meninggalkan aku dan anakmu yang masih bayi dilembah yang tidak ada kehidupan ini ?”
Tetap saja Nabi Ibrahim alaihisalam terdiam tidak merespon.
Akhirnya Ibunda hajar bertanya lagi, “Allah-kah yang menyuruhmu melakukan ini? “
“ iya “ tanpa ragu Nabi Ibrahim menjawab dengan tegas.
“kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami” sambung Ibunda Hajar dengan tegar. Dan Ibunda Hajarpun membiarkan Nabi Ibrahim alaihisalam pergi.
Nabi Ibrahim alaihisalam pun lanjut pergi, sampai akhirnya tiba di bukit Tsaniyah. Lalu ia mengangkat kedua tangan dan berdoa, “Yaa Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman didekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Yaa Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim : 37)
Inilah kisah tauladan dari Ibunda Hajar akan aqidah rububiyah, yang meyakini bahwa Allah ﷻ lah yang maha mengatur segala urusan, maka tidak akan disia-siakan hamba yang bersama-Nya.