From Lucerne With Love

Istriku pernah bilang kepada anak-anak kami: “kalau Ayah dan Bunda belum naik Haji, maka kita tidak ada pergi ke luar negeri”. Kata Istriku, kalau Ayah-Bunda sudah bisa bawa jalan-jalan ke luar negeri, artinya sudah mampu.. dan jika mampu, kita wajib menyegerakan berHaji.Ucapan istri saya diutarakan saat kondisi keuangan kami juga sedang berjuang dalam merintis usaha sendiri, setelah saya memutuskan berhenti bekerja formal (sebagai pekerja) pada tahun 2005 lalu. Lucunya, saat itu, setelah usaha saya berjalan di tahun 2007, saya suka melihat foto-foto di BBM atau media sosial lainnya. Banyak kawan-kawan yang bekerja formal berdinas ke luar negeri, tentu dengan foto-fotonya yang menunjukan ‘menyentuh dunia lain’ sebagai sebuah ‘pencapaian’. Saya berseloroh waktu itu, wah…, kalau jadi pengusaha ke luar negeri harus biaya sendiri, ya masa uang dinas (siapa yang ngirim, wong usaha sendiri), lalu saya bilang ‘kalau gitu ya pergi sama keluarga aja deh’.

Itulah yang memicu anak-anak saya bertanya ‘kapan dong ?’ yang dijawab Bunda-nya dikaitkan dengan mampu itu berHaji dulu. Singkat cerita, dari rizki yang saya tidak duga-duga, di awal tahun 2011 saya sangat ingin pergi ber-Haji, padahal saat itu usaha saya pun sedang susah. Ternyata ALLAH SWT mengatur segalanya, di bulan Februari 2011 saya mendapat rizki yang cukup untuk ber-Haji setelah dikurangi kebutuhan usaha yang membutuhkan pula suntikan modal kerja.

Venice

Saat itu juga, saya daftar Haji dengan niat harus pergi tahun itu juga, tentunya menjadi sesuatu yang teramat sulit, karena Haji mengalami antrian kuota, meski dengan Haji Khusus (kuota ONH Plus) sekalipun, tetap harus mengantri. Tapi, saya diyakinkan oleh Cordova bahwa ada peluang penambahan kuota yang bisa terambil, perjalanan waktu, penambahan kuota pun jauh ke nomer kami. Tapi, ALLAH SWT yang Maha mengatur, dalam pengumuman kuota tambahan terakhir, saya dan istri terambil Haji di tahun itu juga, Subhanallah… ALLAHU Akbar

Setelah ber-Haji, Alhamdulillah saya sudah membawa keluarga ke luar negeri, ke Singapore, Malaysia, Hongkong, lalu ke Korsel, karena itu adalah salahsatu tujuan yang diinginkan istri saya. Lalu ke Dubai sekaligus ber-Umroh dengan Ibu saya dan Ibu Mertua. Saat ini, saya sedang di Lucerne Swiss bersama anak istri saya, dan yang terpenting juga saya ajak Ibu saya, sudah sejak remaja saya benar-benar terobsesi ingin mengajak Ibu saya keliling Eropa, mengajaknya melihat dunia lain (termasuk butiran salju).

Venice

Yaa Rahmaan, Yaa Rahiim, Alhamdulillah ENGKAU Maha Pengasih dan Penyayang. Yaa Fatah, Engkaulah yang Maha Pembuka bagi jalan yang diidamkan hamba-NYA. Alhamdulillah, karena MU aku bisa membawa Ibuku keliling Eropa, bersama kasih sayang istri dan anak-anakku.

Bagiku ini istimewa, karena aku bukan berangkat dari keluarga kaya. Ibuku baru ke luar negeri (selain Haji nya) bersamaku, ini hal terbesar dalam hidup saya, bisa membawa Ibu di usianya yang sudah tak muda lagi. Aku bukan pula pejabat, atau pegawai yang hidup dalam kemapanan.

Yaa Fatah, Alhamdulillah ENGKAU buka jalan usaha ku, rizki yang tak pasti tapi aku capai insya ALLAH dalam rahmat, berkah dan Ridho MU. Yaa Rabbana, Alhamdulillah, kuharap rido MU…

(By: Yanuar Rizky)

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *