Islam, Aborigin dan Indonesia

Melancong ke Bumi Kanguru memang menakjubkan. Salah satu destinasi yang recommended adalah mount Cootha di Brisbane. Di sini kita dapat menelusuri jejak seni khas Aborigin melintasi padang semak, yang juga merupakan tempat untuk melihat langsung beragam satwa liar asli. Pemandangan kota pun terbentang luas, sayang untuk dilewatkan. Berbicara Aborigin, tak luput dari pengaruh Islam di kalangan mereka. Islam kini sudah kian merambah masuk sampai pada budaya.
Secara psikologis, Islam lebih diterima dibanding agama lain, mengingat jauh sebelumnya pada abad ke-19, terdapat perkawinan campur antara muslim dengan Aborigin. Sedangkan agama lain tidak memiliki sejarah tersebut. Sebagian malah dicitrakan sebagai agama yang dianut pemerintah kolonial.

Ada satu hal yang membuat kita bangga sebagai Bangsa Indonesia. Pada Abad ke-19, Para pedagang asal Pulau Celebes (sekarang Sulawesi) di Indonesia berlayar dan kemudian menetap di pedalaman Australia. Merekalah yang memperkenalkan Islam kepada penduduk asli.

Demikian juga orang-orang Arab (kala itu disebut “Afghan”) yang dijuluki “Cameleers” atau penunggang unta. Mereka didatangkan oleh kolonial Eropa untuk menembus isolasi gurun pasir Australia mengirimkan bahan makanan serta pembangunan rel kereta api kala itu. Tak heran, dalam masyarakat Aborigin dikenal nama Khan, Sultan, Mohamed dan Akbar.

Berawal dari perkawinan campur, Islam membaur sampai pada budaya dan tradisi Aborigin. Ini dapat terlihat dalam mitologi Aborigin di utara Australia. Dalam upacara pemakaman yang dilakukan masyarakat Aborigin di Pulau Elcho Galiwinku dewasa ini, ada sosok Walitha’walitha, sebuah adaptasi dari frase bahasa Arab, ALLAH ta’ala.

Peta Stephenson, peneliti dari universitas Melbourne menuturkan identifikasi Islam dan Aborgin terekam dalam budaya seperti sunat, perjodohan, atau poligami.
“Dalam kasus Alinta (keturunan Aborigin), Aborigin dan Islam menekankan pihak laki-laki dan perempuan memiliki peranan seimbang,” kata dia. Persamaan lain, Islam dan Aborigin juga menghargai lingkungan. “Air dan makanan begitu berharga, Anda hanya perlu mengambil apa yang dibutuhkan,”.

(Dari berbagai Sumber)
pic by : muslimlife.com

Related Post

Japan I’m In Love

Japan I’m In Love

Apa yang terbersit dalam benak kita saat mendengar kata “ Jepang” ? sebagian kita mungkin…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *