Europe Muslim Journey

Rome – Pisa – Florence – Venice Island – Milan – Lucerne – Mt. Titlis – Lucerne – Paris – Brussels – Amsterdam – Berlin – Frankfurt

Jauh sebelum holiday, banyak orang yang telah merancang destinasi liburannya. Menggapai kota dan negeri impian yang kerap tampak hanya di alam mimpi. Atau bertebaran dalam dunia maya. Hanya gambar dan video keindahan alam serta tata letak kota yang bisa dinikmati, dilihat dan masuk dalam imajinasi kita. Semua orang punya mimpi, terlebih mengunjungi sudut-sudut negeri yang menambah wawasan langkah di bumi ini. Nyatakanlah mimpi Anda untuk mengenang dengan mata, tangan, kepala dan rasa Anda pada negeri-negeri indah. Setelah keberangkatan ‘Australia Rock Journey’, Cordova kembali mengantar jemaahnya untuk berkelana ke Benua Biru. Mengisi holiday dengan tetap ‘Teguh’ pada jalur ‘Kemuslimannya’. Tegak dan bangga sebagai Muslim Indonesia untuk melancong ke negeri-negeri yang memiliki perbedaan adat serta budaya.

Rome, adalah kota di Italia yang menjadi awal dari journey ini. Melihat bagaimana kota terkecil di Dunia, Vatikan dan St. Peters Basilicia berdiri. Mengunjungi Colosium, Circus Maximus, Roman Forum, Arch of Constantin, Spanish Steps dan lain-lain. Jemaah juga ditemani oleh team Cordova – Italia, mahasiswa Indonesia di Italia yang sigap melayani dengan sejuta rasa. Menjaga, mengarahkan dan menemani sepanjang perjalanan journey-nya dengan penuh kehangatan.

Berkunjung dan melihat dengan seksama, hal-hal yang tidak ditemukan di negeri sendiri. Menjadi pengalaman yang sulit tuk dilupakan, mencairkan segala kepenatan dan memberikan pelajaran hidup yang sangat bermakna. Jangan malu belajar dari Eropa, belajar dari kedisiplinanya, kebersihannya banyak hal positif yang bisa kita pelajari. Tetapi menyangkut akidah dan akhlak seorang muslim yang bersafar, Cordova tetap memperlihatkan jati dirinya sebagai travel muslim yang bangga akan kemuslimannya.

Ada yang unik di kota Roma, Trevi Fountain, sebuah air mancur yang menuai decak kagum para pelancong. Di tambah dengan keindahan arsitektur khas Era Baroque. Cobalah membayangkan bagaimana sang arsitek 300 tahun lalu merancang bangunan megah dan patung-patung berukuran raksasa. Sementara mereka hidup di zaman dimana teknologi konstruksi sangat minim. Bagaimana menggerakkan air ke tempat yang lebih tinggi tanpa pompa listrik.

Namun hidup di abad 21 dengan kemajuan teknologi dan informasi tidak selalu membuat orang lebih berfikir rasional. Mitos yang bertahan sampai sekarang adalah melempar koin ke kolam Trevi, niscaya akan mendapatkan jodoh, rezeki dan dapat kembali berkunjung ke Roma lagi. Saking banyaknya yang percaya, jumlah koin yang terkumpul bisa mencapai 3000 Euro (sekitar 37 Juta-an rupiah).

Beruntung bagi kita yang mendapat hidayah ALLAH, karena Islam membebaskan umat-NYA dari takhayul dan mitos. Hanya kepada ALLAH saja kita menyembah dan meminta pertolongan.

Related Post

Japan I’m In Love

Japan I’m In Love

Apa yang terbersit dalam benak kita saat mendengar kata “ Jepang” ? sebagian kita mungkin…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *