Pada artikel sebelumnya Cordova me-rekomendasikan aplikasi Al-Quran yang memudahkan kita untuk membaca sekaligus mempelajarinya. Kali ini, terdapat aplikasi Hadits yang lengkap dan praktis untuk di pergunakan. Selain itu, aplikasi ini juga memiliki fitur – fitur yang sangat memudahkan kita untuk membaca, memahami dan mempelajarinya.

Sebuah perjalanan tentunya memiliki satu tujuan. Hidup adalah suatu perjalanan yang tak dipungkiri memiliki tujuan akhir jua. Begitu pula dengan kegiatan guna mengisi kehidupan pasti memiliki beberapa etape destinasi. Pekerja bangunan memiliki tujuan membangun suatu bangunan. Penjual tujuannya agar barang yang dijajakannya lekas terjual. Seorang guru ingin agar anak didiknya mengerti dan memahami ilmu yang diajarkannya. Begitu seterusnya setiap orang bekerja, salah satu tujuannya adalah meng-Hidupi kehidupan.

Saat lebaran kemarin, -tentunya- banyak cerita dari setiap kita. Kisah yang menggambarkan bagaimana ritual kemenangan itu berlaku pada setiap orang yang merayakannya. Bahkan non-muslim pun ikut merayakan dengan mengunjungi setiap rumah untuk sekedar ‘salaman’ dan membagi-bagi parcel. Pada hari itu, semua saudara dan kerabat saling berbagi rasa, saling membawa makanan, tidak jarang juga diantara kita saling membagi amplop untuk anak-anak kecil yang ceria menanti pembagian ‘ampau’ atau sering diistilahkan dengan uang ‘THR’. Berapa lembaran uang baru kerap diburu mereka, dikumpulkan dan dijajakan untuk membeli mainan ala lebaran. Tidak jarang juga yang di-stor-kan pada orang tuanya, sehingga setiap ada yang membagi, si anak langsung memberikan uang itu pada ibunya. Kontan dengan perasaan sedikit malu, si ibu ‘menampung’ uang ‘THR’ anak. Semakin banyak anak, semakin banyak ‘ampau’. Dunia anak memang tidak bisa disamakan dengan kita, terlebih dipaksakan untuk memahami makna Iedul Fitri, sebagai momentum pensucian diri, yang mereka tahu, setiap lebaran banyak makanan, banyak saudara, dan juga banyak uang. Pengertian mereka terhadap lebaran iedul fitri, lambat laun akan berubah setelah mereka beranjak dewasa.

Melihat ‘ritual’ pembagian uang lembaran baru di setiap hari raya, rasanya menarik untuk dijadikan semacam simulasi Hari raya dengan Ramadhan. Ketika diri merasa ‘kotor’ karena dosa dan nista yang dilakukan. Maka yakinlah, pada momentum fitri itu, ALLAH memaafkan dengan kasih sayangnya yang tak pernah pudar. Justru sebaliknya, ketika kita ragu akan ke-Murahan ALLAH dalam mengampuni dosa setiap hambanya, maka disanalah dosa besar bermula. Jadi, yakinlah, Khusnudzon kepada ALLAH bahwa dosa kita akan diampuni, ketika kita sadar dan mengadu kepada-NYA, memohon ampun atas segala khilaf. Seperti simulasi selembar uang ‘seratus ribuan’ ketika ia ditawarkan kepada anak-anak sebagai uang ‘THR’ maka mereka akan berebut menerimanya. Pun, kendati uang merah itu kita remas-remas menjadi sangat lusuh, mereka tetap akan menerimanya. Bahkan, sekalipun jika uang itu kita injak dan masukan ke dalam lumpur, mereka akan tetap menerimanya.

Seakan tidak perduli dengan uang yang sudah kotor, berlumpur dan ‘berubah’ warna. Anak-anak berebut ingin mendapatkan uang yang sudah kotor itu. Bahkan kita sekalipun, masih melihat bahwa uang itu ‘masih’ bernilai.

Rasanya, dari simulasi itu, kita memiliki pelajaran berharga tentang bagaimana kita mengenal diri kita. Bagaimana sesuatu yang bernilai itu tidak bisa mudah terkurangi hanya karena bentuk fisiknya yang lusuh dan kotor. Uang merah yang kotor itu tetap berharga Rp. 100.000. Pun demikian dalam aktivitas hidup kita sehari-hari, sering kita merasa lusuh, kotor, tertekan, terinjak, tidak berarti dan merasa rapuh ketika dihadapi masalah. Kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain, diacuhkan dan kadang tak dipedulikan. Namun sesungguhnya yang terjadi adalah bahwa kita tak akan pernah kehilangan nilai di mata ALLAH SWT. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf. Kita tetap tak ternilai di mata Allah SWT.

Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat. Semuanya berada dalam jiwa, jika nilai jiwa kita sangat berharga, meski raga dalam kondisi lusuh dan kotor, kita tetap sebagai manusia yang tak bernilai, yang diperebutkan oleh manusia lainnya.

Anda pasti tidak asing dengan bola bekel, bola berbahan karet yang mampu dilempar ke mana pun tanpa pecah atau hancur. Ia memiliki daya gravitasi yang similar dan fleksibel. Seperti hukum wujudnya, semakin dilempar ia akan semakin bergerak dengan cepat, tanpa mengurangi tekanan yang ia miliki. Sehingga mampu menahan berat dan menjaga kestabilitasannya. Berbicara bola bekel dan segala keistimewannya seolah memperbincangkan salah satu crew Cordova yang satu ini, ia adalah Adi Juhana.

Mengapa mendeskripsikan pria kelahiran Bandung ini dengan bola bekel (?) Seketika pasti Anda memilki pertanyaan seperti itu. Adalah kerja keras, tanggung jawab dan tahan bantingnya-lah yang membawa sosoknya sebagaimana filosofi bola bekel tersebut. Kendati kerap menampakkan raut muka yang ‘lelah’ ia selalu siap ditugaskan apa saja. Ia pun selalu bisa menempatkan teksture kelenturannya atau kefleksibelan-nya, walaupun posisi yang ia jalani tidak stabil atau berkelu. Bukan kang adi namanya, sapaan familiar para sohibnya di kantor. Laiknya ‘Bang Thoyyib’ yang -terkadang berhari-hari belum pulang sebelum kerjanya selesai. ‘Pantang pulang sebelum kelar’ Adalah pedoman kerjanya.

Berbadan sedikit subur, berambut cepak, berkaca mata hitam dan terkadang berpenampilan bak seorang patroli yang memburu buron. Sekalipun kang Adi terlihat seram, tapi sebenarnya ia orang yang senang bercanda, Rame dan juga pakar dalam membicarakan otomotif. Raut mukanya menggambarkan perjalanan hidupnya penuh dengan perjuangan, yah perjuangan tuk menggapai cita setinggi langit. Bapak beranak dua putri ini adalah pecinta unggas berjenis burung. Burungnya banyak, kicauannya indah, terkadang ia sengaja mencari dan membeli burung dari luar kota. Bukan sebatas hobi, memelihara burung baginya merupakan suatu warna lain dari kehidupannya.

Dibesarkan dari keturunan sunda tulen, kang Adi kini menjelma menjadi seorang ayah yang tidak pernah lelah mengejar asa. Pundaknya yang terbilang penuh dengan amanah tidak membuat dirinya terkapar, justru semua itu dijadikannya upaya untuk terus bersemangat. Tanpa mengeluh atau merubah takdirnya menjadi pecundang yang sering mencaci hidupnya sendiri. Hanya perlu disyukuri dan dinikmati sepenuhnya. Apalagi saat ini kang Adi ditugaskan sebagai tim produksi CAN, sejumput harapnya bisa melaksanakan tugas dengan amanah. Kini bersama istri dan kedua anak perempuannya kang Adi ber-idul fitri di kampung halamannya, rasanya burung-burungnya pun ikut mudik, karena pantang baginya meninggalkan hewan yang dicintanya tanpa makan dan minum sehari pun. Happy Eid Kang!

Seorang yang perlente namun pandai menjaga penampilannya. Sekalipun terlihat ‘urakan’ tapi sejatinya style yang ia kenakan lebih condong ala anak band. Bercelana pensil, rambut jabrik, kaos colorfull, terkadang sering juga ber-fashion agak aneh, dengan lingkaran kerah yang penuh peniti. Ang Sharly, teman-teman mengenalnya. Tampan, berkulit putih dan berjalan agak gontai, ia merupakan key keeper untuk password dan trouble machine komputer di Cordova office. Yah, dialah sang master dalam dinamika komputer. Penampilan cuex baginya bukan sebuah problem, justru menurutnya adalah sebuah kesederhanaan yang penuh dengan kedinamisan.

Menyandang gelar IT setelah lulus dari perguruan tinggi, menyelaraskan pikirannya untuk tetap men-strategikan diri agar tetap berada di track-nya. Walaupun hobi bermusik menjadi altar dari simfoni karirnya, namun hal itu tidak mendatangkan bara dalam lika liku pergulatannya terhadap hidup. Ia terus melaju dan menerobos kesenjangan itu. ‘Ang’ sapaan yang sering kali terngiang di telinganya, menandai kesigapannya dalam bekerja.

Musik memang tidak pernah bisa terpisahkan dari kulit kemauannya. Antara loyalitas pekerjaan dan berkesinambungan dalam bermusik kadang menjadi dua pilihan yang amat berat. Apalagi jika terdapat jadwal manggung sana-sini di beberapa kota Jakarta, ada saja pekerjaan yang harus dipertaruhkan. Konon gitaris Revol ini tetap konsekuen dengan tanggung jawabnya. Apalagi ia sudah punya buah hati yang cantik, sekiranya alasan tersebut dapat meluruskan kembali kualitas bekerjanya.

Selain itu, eksistensinya sebagai juru kunci box dunia maya di area Cordova sangat dipertaruhkan, karena ia salah satu crew yang dipercaya menjaga rahasia-rahasia berupa dokumen perusahaan di dalam program komputer yang telah tersedia. Naas jika saja ia melupakan siapa dirinya, yang ada keruntuhan karakter atau ancaman black list melanda karirnya. Untung saja sikapnya yang personal masculine integrity dapat memupuskan signal-signal negatif yang konvensional. Begitulah pria kelahiran Pontianak menjawab labirin kekurangannya. Saat yang lain terkoyak, ia mencoba untuk tetap merapatkan barisan. Ia menjadi salahsatu team yang diharapkan menyeimbangkan teknologi Company dengan perkembangannya yang begitu pesat

Tahun ini ia bersama keluarga kecilnya berlebaran di Riau, dengan sekelumit cerita yang telah terbungkus rapih, ia akan membuka kembali setibanya nanti di Jakarta dengan kerabat Cordova yang lain. Happy idul Fitri

Tema diatas bukanlah dua nama ‘Aisyah’ dan ‘Adinda’ yang dimaksud. Meskipun ada salah seorang dari team Cordova yang tidak bisa lepas dari dua nama itu, cerita masa lalu nya lah, atau kebetulan dua nama yang menjadi satu atau kisah-kisah menyakitkan tentang dua padanan nama itu. Yang jelas, CAT lady yang satu ini pasti akan mengingatkan Anda dengan ‘panggilan’ Rasulullah SAW kepada istri termudanya, Aisyah Ra. dengan sebutan humairoh atau pipi yang kemerah-merahan. Adalah Aisyah Leksandri dengan awalan nama yang sama dengan istri Beliau, “Anda dapat bercemin sekilas bahwa kemerah-merahan pipinya ketika malu dan kepanasan membuat Anda terseret ke dalam sejarah”. Begitu kata salah satu security Cordova, saat ia melihat rona merah pada pipinya ketika kepanasan atau sedang malu. Selain memperlihatkan hal yang menawan, jebolan Universitas Sahid ini sangat mahir menjaga jasmani dan rohaninya. Tak heran kerap kali ia mengingatkan teman-temannya untuk merawat wajah dan penampilannya, walau dia sendiri -terkadang- suka lupa merawat area kerjanya. Sehingga, bukan tanpa alasan Pimpinan menjadikan dirinya sebagai Person in Charge dalam kebersihan kantor setiap hari. Sehingga ia bisa lebih menawan dari segi luar dan dalam. Aisyah, gadis enerjik dan cerdas ini terkadang menjadi sosok yang ‘paranoid’ ketika mendapatkan masalah, terlebih jika masalah itu melibatkan banyak orang, terutama dalam permasalahan tiket pesawat.

Banyak mengisi hari-harinya di depan komputer, tidak membuat ia bermuram durja dan merasa jenuh. Sebab responsibility sebagai ticketing yang berada di pundaknya menjadikan everything is possible, terlebih ada fasilitas wifi gratis, menjadikannya untuk terus belajar mengenakan jilbab yang sedang trendy di media youtube, -tentunya- disaat waktu senjang atau ketika kerjaannya selesai. Wajar saja jika pekerjaan yang ia lakukan selalu dilaluinya dengan ringan. Apalagi ia juga kerap memegang instansi penerbangan untuk di handle dalam rangka relationship terhadap perusahaan.

“Ai” menjadi panggilan akrab anak ke 3 dari 9 bersaudara ini di antara kerabat kantor. Tingkahnya yang ceria, friendly dan suka bercanda membuat yang lain senang berteman dengannya. Ditambah lagi rasa ingin tahunya yang besar, entahlah ‘kepo’ atau bukan, yang jelas, ia selalu ingin tahu peristiwa yang terjadi baik informasi internal Cordova maupun info tentang dunia politik. Lalu, -masih menurut salah seorang security Cordova- hal unik yang tidak pernah disadarinya adalah ketika ia paranoid dengan dirinya sendiri, merasa takut dengan lingkungan yang dianggapnya sepi dan berbau mistis. “Pernah ia berlari ke pos security karena merasa ketika sholat ada yang mengetuk ruangannya. Namun setelah di cek ke ruangan tersebut ternyata tidak ada apa pun kecuali sepi dan sunyi”. Gumamnya menggambarkan cerita tentang Aisyah.

Namun, di balik paranoid-nya terhadap sesuatu, ia merupakan the dream team Cordova yang super. Berani melawan arus tanggung jawab yang ia lalui, baik sebagai CAT lady yang menghadapi para jamaah yang datang, atau sekedar mengurusi Cathering di setiap event Cordova, ia juga salahsatu yang rajin mengemas sifood (sisa-sisa food) untuk dibekal dan dibagikan ke teman-temannya. Deru nafasnya seolah tidak lepas dari usaha dan doa, serta mimpinya untuk selalu menjadi good looking, good attitude dan good service di setiap pekerjaannya. Jika Anda merasa kesulitan ketika berada di airport, jangan sungkan-sungkan meminta pertolongannya. Karena Anda akan segera dibantu untuk dicarikan solusi, terutama dalam masalah ticketing.

Terlahir di Lombok, sebuah pulau yang kaya akan keindahan wisatanya. Seorang lelaki bertubuh tinggi besar, bermata sipit, berjanggut panjang tipis, berpakaian eksentrik dan sepatu coklat elegan yang selalu ia kenakannya merupakan salah satu dream team Cordova yang berpribadi santun. Jika Anda bertemu dengannya, lelaki yang dikenal dengan sebutan ‘usbro’ oleh teman-teman sejawatnya di kantor itu selalu tersenyum dan tak lepas dengan sambutan salamnya yang hangat, “Sehat Antum”, Rasanya lebih dari puluhan kali ia mengucapkan itu pada setiap orang yang dijumpainya. Ialah ‘Multazim’ yang selalu siap membantu Anda jika berada di headquarter Cordova.

Usbro’ mungkin Anda bertanya-tanya kenapa ia lebih sering dipanggil dengan sebutan gaul tersebut. Ini berawal dari integritasnya terhadap ajaran Islam. Dengan segudang ilmu yang ia kenyam di sebuah Pesantren di Mekkah menjadikannya dikenal dengan sebutan Ustadz dikalangan kerabat maupun sanak keluarga. US….untuk UStadz, lalu bagaimana dengan BRO. Bisa dipastikan karena ia masih muda dan belum memiliki pasangan hidup, jadi rasanya lebih terasa muda dengan sebutan ‘usbro’. Selain itu panggilan tersebut menjadi perihal untuk mengangkrabkan diri dengannya. Jika Anda seorang akhwat yang masih lajang boleh sekali-kali silaturrahmi ke Cordova untuk lebih mengenal siapa ‘usbro’. Upppsss skip dulu

Menjadi seorang muthawif, adalah awal ‘karirnya’ di Dunia travel haji dan umroh. Usbro menjadi squad penting dalam melayani tamu-tamu ALLAH yang berada di Mekkah dan Madinah, dari kedatangan hingga membantu segala keperluan mereka di bumi para Nabi tersebut. Apalagi dengan sentuhan service-nya yang handal dan suitable sehingga mereka terasa ringan. Kini setelah selesai masa sekolahnya di Tanah Haram, akhirnya ia membaktikan diri untuk terus menjadi bagian dari pelayan para tamu ALLAH di Indonesia. Bersama team lainnya mengukir sejarah cinta terhadap para calon jemaah haji maupun umrah.

Sekembalinya di tanah air, ia seakan memulai start dalam perjalanan service nya. Dengan tetap santun dan salamnya yang hangat seolah kejumudan yang ada di sekitar kita meleleh. Usbro dengan tenangnya selalu menjadi lilin di tengah kegelapan. Langkahnya yang kokoh memiliki ruh untuk tetap semangat melanjutkan hidupnya. Meski terkadang sering teringat kampung halaman, dan meratapi betapa ‘sulitnya’ menjadi seorang lajang yang telah ‘mapan’. Tatapannya yang konon lebih sejuk dari gunung Rinjani ini sesungguhnya memiliki kharismatik yang luarbiasa, berada pada ‘dua dimensi’ yang berbeda. Sosok ustadz dan juga pemuda keren, terlebih ketika ia memakai tshirt hitam bercelana levis dengan ikat pinggang berkulit ular, membuat kaki jangkungnya terasa lebih tegap dan tinggi, terutama jika bersanding dengan Bang Adun. Ustadz gaul yang pernah di ‘kudeta’ oleh sebagian temannya saat sholat tarawih, karena para makmum tidak terbiasa bacaan panjang ini kerap memberikan semacam pencerahan kepada team agar selalu menyeimbangkan antara giat duniawi dan ukhrowi.

Ramadhan kali ini, beliau mudik ke kampung halamannya di Mataram, Lombok. Berjumpa dengan keluarga dan sanak saudara, minus ‘penghangat’ jiwa. Semoga saja ramadhan tahun depan ia berangkat mudik ditemani bidadari yang menjadikan kesempurnaan hidupnya. Aamiin




Dari segi usia, Bunda lah yang lebih sepuh diantara ‘the dream team Cordova’. Baik yang ada di Jakarta maupun Saudi Arabia. Dari segi pengalaman, Bunda jua lah yang lebih banyak merasakan asam garam dunia travelling. Pun dari segi mental, Bunda juga yang –rasanya- lebih matang dalam menghadapi segala apa yang terjadi. Ya, salah satu team yang akan kita kupas kali ini adalah Bunda Nany Ramelan, atau orang lebih mengenalnya dengan sebutan Bunda Nany. Beliau adalah sosok yang penuh dengan kehangatan.

Cinta ‘Berkarat’ Antara Egypt & Indonesia

Awalnya, sangat berat menanggapi airmata yang tercurah di ‘Negeri Seribu Menara’ ini melalui tulisan. Karena memang sulit untuk dibayangkan dalam satu paragraf halaman sekalipun, bagaimana keindahan, ke ramah-tamahan, toleransi, kehangatan dan keharmonisan masyarakatnya, kini menjadi airmata dan darah yang hampir terpercik di seantero negeri. Kairo, Alexandria, Zaqozik, Mansourah, Matruh, Fayoum dan kota-kota lainnya menjadi sangat mencekam. Juga, akhir-akhir ini sudah banyak pembahasan di jagad maya tentang kondisi yang terjadi di Egypt. Pendzoliman Junta Militer terhadap Presiden Mursi, telah sangat jelas menggambarkan arogansi militer yang inkonstitusional. Kita hanya ingin memberikan stimulus pada Bangsa Indonesia, terutama Presiden SBY untuk melihat sejarah berdirinya negeri ini, melihat dan membaca dengan hati. Sehingga, ia mampu tuk memberikan pernyataan resmi tentang peristiwa yang terjadi di Mesir dengan penuh simpati. Bukan malah hanya berkomentar di Twitter.

Akar sejarah Indonesia dengan Mesir sangat kuat. Pengakuan Dunia Internasional terhadap merdekanya negeri ini, diawali oleh Mesir. Sehingga diikuti oleh bangsa lainnya untuk melegitimasi Indonesia sebagai bangsa yang merdeka. Teringat sebuah kisah utusan dari Indonesia (sebuah tempat yang pada saat itu, belum dikenal dan belum diakui internasional). Utusan yang baru tiba di Mesir pada tahun 1947, hanya ditanya “Are You Moslem?”. Dengan serempak mereka menjawab “Yes”.

Lalu petugas imigrasi bandara itu, hanya bilang “Well, then Ahlan wa Sahlan, Welcome!”. Dan H. Agus Salim, AR Baswedan, Mr. Nazir & Prof Rasjidi hanya lewat begitu saja tanpa diperiksa petugas. Setelah itu, mereka bersiap menghadap Perdana Mentri Mesir dan Raja Farouq dengan pakaian sederhana. Setelah 3 bulan lamanya mereka bernegosiasi, menjelaskan tentang Indonesia ke wartawan-wartawan, mencari dukungan dll, namun baru kali ini, mereka di terima langsung oleh Perdana Menteri Mesir.

Nama Indonesia sayup-sayup muncul menghiasi media di Mesir. Hingga pada suatu malam mereka bertemu Raja Farouq dan raja berkata “Karena persaudaraan Islam lah, terutama, kami membantu dan mendorong Liga Arab untuk mengakui kedaulatan Bangsa Indonesia.”

Di lain hari, pada tanggal 10 Juni 1947, pada pukul 9 pagi para delegasi RI tiba di ruang Kemenlu Mesir, sekaligus PM Mesir Nokrashi Pasha. Namun mereka menunggu sekitar setengah jam, dan tiba – tiba keluar seorang -duta Besar Belanda- dari ruang PM Mesir. Belanda memprotes Mesir karena akan mendukung Indonesia.

Dengan tegas, PM Mesir bilang “Menyesal sekali kami menolak Tuan, sebab Mesir selaku negara berdaulat, dan sebagai negara yang berdasarkan Islam, mendukung perjuangan rakyat Indonesia untuk berdaulat, terlebih mereka rakyat Indonesia beragama Islam.”

Detik-detik itu digambarkan oleh AR Baswedan sangat mengharukan, detik yang teramat haru bagi pejuang Indonesia. Mengharap pengakuan kedaulatan dari negara-negara, tentunya bukan pekerjaan yang sangat mudah. Namun “Lega dan syukur kepada Allah, karena Republik Indonesia pada akhirnya mendapat pengakuan De Jure dalam dunia Internasional, Mesir yang pertama mengakui kita,” kata AR. Baswedan.

Bulir- bulir bening membasahi pipi para delegasi. Bergetar tangan H.Agus Salim menandatangani perjanjian persahabatan antara RI dan Mesir 10 Juni itu. Kairo menjadi saksi, bahwa disanalah, tonggak RI dikenal, bahkan suaranya mulai didengar. Pada 29 Juni Libanon mulai mengakui kedaulatan RI, satu per satu pengakuan berdatangan. Pupus harapan Belanda yang menandatangani perjanjian Linggarjati maret 47, bahwa nanti akan membentuk Indonesia Serikat, akan dikuasai Belanda. Pengakuan Mesir telah menghancurkan harapan tersebut. Tak lama, Juli 47 Belanda melancarkan Agresi pertama. Dengan dukungan Internasional, RI saat itu bisa bersuara di PBB, hingga di inisiasi perundingan Renvile – oleh PBB- yang akhirnya dilanggar Belanda sendiri pada Agresi Militer Belanda II.

Kini, Mesir kembali bergejolak. Ikatan batin itu mungkin terasa samar-samar. Pengakuan dari setiap negara yang mendukungnya sangat dinanti. Minimal menyuarakan bahwa perlakuan kudeta militer terhadap Presiden terpilih itu adalah sebuah pelanggaran yang jahat. Kini, mampukah Presiden RI, yang dulu pernah memohon-mohon diakui legitimasinya sebagai negara berdaulat, dan dengan sangat berpengaruh Mesir memberikan legitimasi itu dengan sangat mudah. Sekaligus sikap pimpinan Bangsa RI ini akan mencerminkan karakter bangsa, apakah bangsa yang santun, atau bangsa yang tidak tahu berterima kasih.




Kini saatnya kita akan mengenal lebih jauh dengan salah satu team Cordova yang fasih berbahasa asing, terutama bahasa Inggris. English teacher adalah profesi yang ia geluti sebelum bergabung bersama Cordova. Tak jarang ia menggunakan bahasa Inggris dalam kesehariannya bersama team. Saking cintanya terhadap english language, mimpinya pun menggunakan english. Kesan pertama berjumpa dengannya, jangan pernah underestimate terhadap penampilannya yang cool, karena dibalik ‘ketawadluan’-nya tersimpan banyak progress skil individu yang fantastis.